Minggu, 26 Juni 2016

Kebiasaan Unik Sekolah di Jepang

Bangun pagi, kemudian dilanjutkan dengan mandi, ibadah, sarapan pagi dan kemudian memakai seragam dan berangkat sekolah. Bel sekolah biasanya pukul setengah 7 pagi hingga setengah 8. Lalu dimulailah proses kegiatan belajar mengajar. Menjelang siang hari, kurang lebih jam 10 pagi, biasanya istirahat selama 30-45 menit, setelah itu proses kegiatan belajar mengajar dimulai lagi hingga siang dan bel pulang sekolah berdering ketika siang hari.

Begitulah aktivitas rutin sekolah di Indonesia, untuk libur sendiri biasanya setelah masa-masa ujian atau libur hari raya. Kami yakin bahwa Anda pernah mengalami masa-masa seperti ini dan saat ini rutinitas seperti itu dialami oleh buah hati Anda bukan?

Pernahkah Anda berpikir bahwa kebiasaan dan rutinitas seperti itu tidak dialami oleh sekolah di negara lain? Bahkan di tiap negara tentu berbeda aktivitas serta rutinitasnya dalam bersekolah, ingin tahu bagaimana detailnya? Dalam artikel ini kami merangkum beberapa rutinitas sekolah di berbagai negara dan untuk artikel sekarang giliran negara Jepang dulu.

·         Sekolah Berjalan Kaki
Pernah menyaksikan serial Doraemon? Jika iya, tentu pernah menyaksikan si Nobita bangun kesiangan dan buru-buru ke sekolah. Tak pernah sekalipun Anda mendapati Nobita ke sekolah naik mobil bukan? Termasuk Suneo, walaupun dia kaya raya dia ke sekolah dengan berjalan kaki.

Ya, begitulah negara Jepang. Untuk jenjang SD-SMP sekolah ditentukan oleh Pemerintah di sana. Orang tua harus mendaftarkan anaknya bersekolah di Balai Kota, nah Pemerintahnya lah yang menentukan di mana anak tersebut nantinya bersekolah. Jarak antara rumah dan sekolah menjadi salah satu faktor penentu dan anak wajib berjalan kaki ke sekolah, tidak terlalu jauh, jadi tidak ada tuh macet akibat orang tua mengantarkan anaknya ke sekolah.

·         Tidak Ada Sekolah Favorit
Dengan diaturnya anak bersekolah di mana, artinya tidak ada sekolah favorit. Semua sekolah rata, tidak ada para orang tua rebutan cari sekolah favorit untuk anaknya.

·         Tidak Berseragam dan Tidak Ada Upacara Bendera
Di Jepang juga tidak perlu upacara sekolah, tapi soal nasionalisme anak-anak Jepang jangan ditanya. Di SD juga anak-anak tidak perlu memakai seragam sekolah, kecuali pada saat pelajaran olah raga saja. Tetapi hal ini sepertinya tidak berlaku di semua sekolah.

·         Tas Sekolah yang Sama
Ingat dengan tas Nobita? tas punggung berbentuk kotak dan berwarna hitam? Percaya tidak percaya, untuk jenjang SD semua muridnya memiliki tas seperti gambar di samping ini. Yang membedakan hanyalah warnanya, biru dan hitam untuk laki-laki, serta untuk anak perempuan bisa warna-warni.

Uniknya lagi, tas seperti ini harganya mahal lho, sekitar 3000 yen atau jika dirupiahkan kira-kira 3,5 juta rupiah. Wow! Meski mahal, tas ini bergaransi selama 6 tahun dan hanya sekali pakai, tidak bisa diwariskan ke adiknya nanti. Artinya tas ini akan dipakai selama anak duduk di bangku SD. Unik ya?

Jadi bisa dibayangkan, tidak akan terjadi beli membeli tas setiap tahun pelajaran baru seperti kebiasaan di Indonesia.

·         Waktu Pembagian Jam Pelajaran
Jam pelajaran SD dimulai pada jam 8 sampai jam 4 sore. Mata pelajarannya hanya Matematika, Bahasa Jepang, Seni, Olah Raga dan Lifeskill. Dari kelas 1 SD sampai kelas 2 SD, pelajaran Matematika hanya berkutat pada penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, ini terus diulang terus menerus hingga paham. Sementara untuk pelajaran Bahasa Jepang, ditargetkan untuk menghafal huruf Kanji. Dan untuk pelajaran IPA, murid langsung terjun ke alam.

·         Buku Project
Saat liburan musim panas (selama 45 hari), semua murid diwajibkan membaca dan menyelesaikan satu buku project. Project ini kemudian wajib dibuat dan itu dinilai sebagai tugas sekolah.

·         Tidak Boleh Membawa Gadget
Walaupun Jepang termasuk negara yang canggih, namun murid di sekolah dilarang membawa gadget. Bentuk komunikasi dari keluarga ke anak yang berada di sekolah ketika sewaktu-waktu ingin menghubunginya semua lewat satu pintu, yakni sekolah. Ini termasuk salah satu bentuk kesederhanaan negara Jepang selain berjalan kaki ke sekolah tadi.

Nah, itulah berbagai kebiasaan unik sistem pendidikan di Jepang, banyak yang bisa kita ambil dari Negara ini ternyata. Pada artikel berikutnya kami akan membahas hal-hal unik lainnya di sekitar kita.

Source : buahatiku.com

Jumat, 24 Juni 2016

Begini Suasana Puasa di Jepang

Puasa merupakan ibadah wajib bagi orang yang beragama Islam ketika bulan Ramadan. Jika kita berada di negara sendiri ketika puasa tentunya tidak akan jadi masalah. Namun bagaimana jika kita berada di negara lain ketika berpuasa? Apalagi jika negaranya itu bukan negara yang orangnya mayoritas beragama Islam, seperti Jepang? Berikut suasana ketika bulan Ramadan tiba di Jepang.

Meski tidak mayoritas beragama Islam, orang Jepang juga ada yang beragama Islam. Dalam menyambut datangnya bulan puasa, umat Muslim Jepang akan saling berbagi kebahagiaan dengan saudaranya sesama Muslim. Misalnya saja di Islamic Centre Jepang, mereka telah membentuk semacam panitia Ramadhan yang bertugas menyusun kegiatan selama bulan puasa. Mulai dari dialog keagamaan, majelis taklim, shalat tarawih berjamaah, penerbitan buku-buku mengenai Islam dan segala hal yang terkait dengan pelaksanaan ibadah puasa.

Panitia juga menerbitkan jadwal puasa dan mendistribusikannya ke rumah-rumah keluarga Muslim maupun ke masjid-masjid. Jadwal puasa ini juga dibagikan ke restoran-restoran halal ke seantero Jepang. Panitia ini mulai bekerja ketika telah muncul hilal dan berakhir pada saat Idul Fitri tiba. Namun, jika tidak nampak hilal tanda awal puasa dimulai, maka panitia mengikuti ketetapan hilal Malaysia, dimana Malaysia sebagai negara Muslim terdekat.

Dilansir dari blog Evileye773, berpuasa di Jepang memiliki waktu yang lebih lama dibandingkan puasa di Indonesia. Di Jepang, apalagi saat puasanya bertepatan dengan musim panas, kita bisa berpuasa hingga lebih dari 19 jam. Padahal di Indonesia hanya 13 jam. Waktu imsak dan berbuka sendiri setiap hari berbeda, namun makin hari imsak semakin lama dan waktu berbuka semakin cepat. Namun hal itu berbeda ketika bulan Ramadhan jatuh pada musim dingin. Pada musim dingin, waktu puasa lebih singkat, tapi tingkat perasaan lapar lebih tinggi karena diiringi dengan suhu yang sangat dingin.

Orang Jepang juga mengenal puasa, yang disebut dengan Danjiki, meskipun agak berbeda dengan puasa dalam agama Islam. Puasa yang mereka lakukan adalah puasa kultur Jepang, yang juga mengajarkan untuk menahan makan dan minum. Ketika puasa, orang-orang Jepang terbilang cukup toleran bagi orang yang menjalankan puasa. Berpuasa di Jepang mengajarkan satu hal, bahwa rasa saling menghargai antar umat adalah kunci untuk menjadikan Islam lebih dipahami dan dihargai.

Source : http://jadiberita.com/33648/begini-suasana-puasa-di-jepang.html