· HIRAGANA
Hiragana
(ひらがな、平仮名) adalah suatu cara penulisan bahasa Jepang
dan mewakili sebutan suku kata. Pada masa silam, ia juga dikenali sebagai onna
de (女手) atau “tulisan wanita” karena biasa digunakan oleh kaum
wanita. Kaum lelaki pada masa itu menulis menggunakan tulisan Kanji dan
Katakana. Hiragana mula digunakan secara luas pada abad ke-10 Masehi. Hiragana
hanya digunakan untuk kosakata asli Jepang. Sedangkan bunyi huruf bahasa Jepang
berdasarkan pada bunyi vokal (a i u e o). Satuan bunyi bahasa Jepang disebut
“Mora”. Satu mora meliputi vokal gabungan atau gabungan konsonan dan vocal. Langsung
saja. Berikut ini adalah huruf hiragana dengan penulisan latinnya (bisa lihat
di pic).
ji [じ]
dan [ぢ]
zu [ず]
dan [づ]
Pengucapannya
sama, tetapi yang biasa digunakan dalam penulisan adalah ji [じ]
dan zu [ず].
Huruf
N [ん]
Terdapat
pengecualian mora istimewa yaitu N [ん]
yang tidak diikuti dengan vokal dan diucapkan sebagai satu bunyi. Semua bunyi
tersebut diucapkan sebagai satu bunyi yang panjangnya hampir sama.
Bunyi
N [ん]
ada tiga macam, yaitu (N, Ng, dan M) bergantung pada bunyi konsonan atau vokal
yang mengikutinya.
1. Diucapkan “N” bila disusul dengan bunyi (t, d,
n, r)
Contoh
:
Untensuru
= うんてんする (mengemudi)
Undou
= うんどう (olah raga)
Onna
= おんな (perempuan)
Benri
= べんり (berguna)
2. Diucapkan “M” bila disusul dengan bunyi (p,
b, m)
Contoh
:
Sanmai
= さんまい (tiga lembar)
Sanpaku
= さんぱく (tiga malam)
Shinbun
= しんぶん (surat kabar)
3. Diucapkan “Ng” bila disusul dengan bunyi (k,
g)
Contoh
:
Ginkou
= ぎんこう (bank)
Ongaku
= んおがく (musik)
Vokal
Rangkap (panjang)
Ucapan
vokal panjang dua kali dari vokal pendek.
Contoh
:
a (1
mora)
aa
(2 mora)
Bunyi
vokal pendek dan vokal panjang dapat membedakan makna kata. Oleh karena itu
pengucapan vokal panjang dan pendek sangat penting.
Contoh
:
Ojisan
(paman)
Ojiisan
(kakek)
· KATAKANA
Katakana
adalah salah satu daripada tiga cara penulisan bahasa Jepang. Katakana biasanya
digunakan untuk menulis kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah
diserap ke dalam bahasa Jepang (外来語/gairaigo)
selain itu juga digunakan untuk menuliskan onomatopeia dan kata-kata asli
bahasa Jepang, hal ini hanya bersifat penegasan saja.
Huruf
katakana terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan yang lurus
(chokusenteki). Huruf katakana digunakan untuk menulis kata-kata serapan dalam
bahasa Jepang, negara asing, nama binatang, nama orang asing, nama tumbuhan dan
kota-kota luar negeri. Dalam ilmu fonologi, katakana biasa digunakan untuk
penulisan lambang bunyi atau pengucapan. Katakana digunakan untuk menulis
bahasa rahasia (ingo) dan bahasa slang (zokugo).
Katakana
juga sering dipakai untuk menghasilkan onomatopeia (efek bunyi) dalam tulisan;
terutama untuk bunyi yang keras/menyentak. Dalam bahasa Indonesia, kurang lebih
seperti menulis “dug-dug” untuk menggambarkan detak jantung.
Penggunaan
ini umum untuk SFX di berbagai manga. Jadi, jika Anda sering melihat
huruf-huruf SFX yang tak diterjemahkan di scanslation, hampir pasti huruf
tersebut ditulis dengan katakana. Langsung
saja, berikut ini adalah huruf katakana dengan penulisan latinnya (bisa lihat
di pic).
Ketentuan
Menulis Katakana
Aturan
menulis katakana kurang lebih sama dengan hiragana. Meskipun begitu terdapat
sedikit perbedaan:
1. Pertama-tama, susun huruf untuk membentuk
kata yang diinginkan (sudah jelas)
2. Konsonan tebal diwakili oleh huruf tsu [ッ]
kecil
Contoh
:
Hakku
= ハック (hack)
3. Vokal panjang diwakili tanda strip [ー]
Contoh
:
Start
= スタート (sutaato)
Sebagaimana
sudah disebutkan di awal, katakana memiliki kegunaan utama menuliskan kata
serapan dan istilah asing. Termasuk di dalamnya adalah nama benda dan tempat
yang bukan berasal dari Jepang.
Contoh
:
Buritania
= ブリタニア (Britannia)
Konpyuuta
= コンピュータ (komputer)
Mineraru = ミネラル (mineral)
Source : Japan Course
(@ine0489k)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar