おはようございます...
Cerita
ini berdasarkan legenda tua tentang asal mula pohon sakura tua berumur 700
tahun di Shiwa, Prefektur Iwate, Jepang, yang diberi nama Nanmen no Sakura.
Pada
zaman dahulu kala, hiduplah seorang pemuda yang merupakan pelayan kaisar di
ibukota Jepang. Namanya adalah Fujiwara Yoriyuki. Suatu hari, kaisar
menyuruhnya pergi ke Michinoku (sekarang Tohoku). Ia pun berangkat ke Michinoku
dan di tengah perjalanan, ia tinggal di kuil Akaishi di Shiwa, Prefektur Iwate.
Yoriyuki
sangat kesepian karena ia merindukan kampung halamannya. Untuk menghilangkan
kesepiannya, ia menanam pohon sakura di dekat kuil itu dan merawatnya setiap
hari dan ia semakin hari semakin mencintai lingkungan di sekitar kuil Akaishi tersebut.
Suatu
hari, bangsawan yang tinggal di istana Omaki membawa putrinya, Momoka, untuk
mengunjungi kuil Akaishi dan memutuskan untuk membuat pesta disana karena
keindahan pohon sakuranya. Yoriyuki pun diundang ke pesta tersebut.
Setiap
orang yang datang menikmati pesta tersebut, bahkan Momoka memakai kimono
terindahnya. Yoriyuki jatuh cinta pada Momoka pada pandangan pertama. Momoka
seperti sakura yang jatuh lembut dari pohonnya. Momoka melihat bahwa Yoriyuki
adalah orang yang kesepian tetapi ramah dan mencintai pohon sakura yang cantik.
Setelah pesta selesai, mereka menghabiskan waktu bersama dan jatuh cinta satu
sama lain.
Namun
suatu hari Yoriyuki mendapat surat dari kaisar yang menyuruhnya untuk kembali
ke ibu kota. Momoka sangat sedih ketika harus mengucapkan salam perpisahan kepada
Yoriyuki hingga ia menangis terus-menerus tanpa henti.
Sebelum
Yoriyuki pergi, ia berkata pada Momoka bahwa mereka akan menanam pohon sakura,
sehingga pohon sakura itu bisa menggantikan mereka selama Yoriyuki pergi.
Mereka pun menanam pohon sakura dan disebelah pohon itu mereka berjanji untuk
bertemu kembali, lalu Yoriyuki pun berangkat ke ibu kota.
Beberapa
tahun pun berlalu. Momoka merawat pohon sakura yang mereka tanam sebagai cara
untuk mengingat Yoriyuki. Pohon itu pun tumbuh besar dengan ranting dan daunnya
yang indah.
Tahun
setelahnya, pohon sakura itu menghasilkan banyak pucuk bunga, namun tidak ada
satupun dari pucuk-pucuk itu yang bunganya mekar. Disaat pohon sakura yang
lainnya mekar, pohon sakura yang ditanam mereka berdua tidak kunjung mekar.
Momoka bingung mengapa hal itu terjadi dan berpikiran negatif kalau sesuatu
terjadi pada Yoriyuki. Momoka pun mulai menangis dan air matanya jatuh ke tanah
dam mengenai akarnya. Tiba-tiba pucuk bunga-bunga itu bermekaran dengan
indahnya. Dan yang paling mengejutkan, semua bunga sakura tersebut menghadap ke
selatan, dimana Yoriyuki tinggal. Momoka ingin memberi tahu Yoriyuki tentang
bunga sakura yang mekar tersebut dan menulis puisi tentang hal tersebut.
Musim
pun berganti tetapi tidak ada balasan dari Yoriyuki. Ayah Momoka yang
sedih melihat putrinya, melarang Momoka untuk pergi ke pohon sakura itu lagi.
Momoka pun memohon pada ayahnya untuk mengijinkannya pergi ke pohon sakura itu
untuk terakhir kalinya; jika Yoriyuki tidak kembali lagi, maka Momoka tidak
akan mengunjungi pohon sakura itu lagi.
Pagi
berikutnya, Momoka pergi ke pohon sakura itu dan berharap Yoriyuki bahagia
tinggal di ibu kota. Namun, tiba-tiba Yoriyuki datang dan berkata bahwa surat
dari Momoka mengingatkannya kembali akan cinta mereka. Mereka pun menikah
disamping pohon sakura yang mereka tanam itu.
Pohon
sakura tersebut sekarang masih ada di kuil Akaishi, Iwate. Silahkan lihat
gambar kedua :D
Source
: Japan Course (@ine0489k)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar