Sabtu, 30 Desember 2017

Fotografer Abadikan Salah Satu Parade Terindah di Jepang

Pada bulan November setiap tahunnya, ada salah satu parade terindah di Jepang yang dinamakan “Prosesi periode Heian”. Acara tradisional yang berasal dari periode Heian dan dikenal sebagai warisan dunia ini diadakan di Kumano Kodo, Prefektur Wakayama, Jepang. Perjalanan ziarah menuju ke “Kumano-Kodo” yang disebut “Kumano-mode” ini dahulu menjadi populer. Banyak orang yang berkunjung untuk menyaksikan para peserta parade berjalan berbaris di alur pegunungan yang sempit. Fotografer Jepang bernama Hidetoshi Ogata pun menangkap dan mengabadikan momen-momen menarik dari parade tersebut. Yuk lihat foto-fotonya di bawah ini dilansir dari boredpanda.com!

Source : boredpanda.com, Japan Course (@ine0489k)

Selasa, 19 Desember 2017

Love Hotel - Hotel Cinta

Pagi para adders sekalian! (^V^)
Kali ini, mimin akan membahas tentang Love Hotel di Jepang nih..
Kalian pasti pernah denger tentang love hotel. Banyak sekali hotel ini disebut-sebut di anime-anime. Love hotel ini bukan suatu rahasia lagi tapi memang salah satu tujuan jika orang-orang ke Jepang.
Singkatnya aja ya, ini hotel dimana pasangan lelaki dan wanita melakukan hal-hal yang romantis. Tapi tidak terbatas itu saja, kamu sendirian pun bisa kesini atau bersama teman lelaki.
Cara membedakan love hotel dengan hotel biasa :
1.    Love hotel dari luar tidak terdapat jendela kecuali di pintu masuk.
2.    Namanya biasanya tidak masuk akal.
3.    Spanduk biasanya berwarna biru atau pink.
4.    Bentuknya tidak normal.
5.    Mereka memiliki tema khusus (Hello kity dan lain lain).
Hal pertama adalah IDENTITAS KAMU RAHASIA!
Yah, kalau kamu ingin pesan love hotel di Jepang, kamu tidak akan datang ke resepsionis dan pesan kamar. Kamu akan disediakan mesin untuk memesan kamar, masukin duit terus nanti koncinya keluar dengan nomer kamar. Jadi kamu gak akan bertemu dengan staf apapun.
Kamu bisa pesan makanan dan minuman, dan nanti akan diantar melalui lobang kecil di pinggir kamar.
Didalam, nanti ada sebuah kantong kecil disediakan diatas kasur. Kantong itu berisikan hand lotion, masker muka dan juga hand sanitizer.
Didalam hotel ini juga, layaknya hotel biasa disajikan teh dan kopi yang anda bisa seduh sendiri.
TV pun disediakan di dalam kamar tanpa biaya dengan seleksi stasiun yang minim karena anda diharuskan menghabiskan waktu bersama pasangan anda.
Bau yang ada didalam kamar itu sangat kencang aromanya. Aroma seperti semprotan pewangi ruangan itu terus-terusan dihembuskan kedalam kamar.
Lanjut. Harga love hotel sebenernya tidak mahal, dan cukup terbeli dan cocok harganya.
Kalau ke love hotel jangan langsung beranggapan negatif. Love hotel ini banyak dituju turis-turis karena harga murah dan kondisi yang enak. Jangan langsung berpikiran yang enggak enggak yaaa.
Source : Japan Course (@ine0489k)

Sabtu, 02 Desember 2017

7 Alat Musik Tradisional Jepang

Ohayou mina san,..
Kali ini min mau kasih sedikit informasi tentang alat musik tradisional Jepang,. langsung aja yuk,,..
Jika kalian pernah menyaksikan festival Jepang, biasanya akan ada pertunjukkan alat musik tradisional yang dimainkan. Juga bagi kalian yang mencintai budaya Jepang tentunya ingin mengenal lebih jauh alat musik tradisionalnya. Beberapa alat musik utama yang populer antara lain :
1.    Horagai
Sewaktu mengunjungi kuil Budha di Jepang, kemungkinan kalian pernah melihat instrumen yang satu ini. Bentuknya seperti kerang yang menyerupai terompet. Zaman dulu, masyarakat Jepang memakai instrumen ini dalam upacara atau perayaan. Begitu pun samurai, yang menggunakan instrumen ini sebagai penanda (sinyal) semasa perang dulu.
2.    Koto
Instrumen ini terbagi ke dalam dua tipe, tipe senar 13, dan senar 17. Rupanya mirip dengan Zheng di Tiongkok, Gayageum di Korea, dan Yatga di Mongolia. Biasa terbuat dari kayu Kiri, dengan panjang mencapai 180 cm. Yang satu ini kalo di indonesia dikenal dengan sebutan kecapi.
3.    Kotsuzumi
Merupakan drum bahu yang terlihat simpel namun dapat menghasilkan aneka jenis bunyi dan getaran, bergantung dari pukulan penabuh, apakah di tengah, atau di tepian. Dalam memainkannya kadang disertai dengan teriakan sang penabuhnya.
4.    Mukkuri
Mukkuri adalah sebuah harmonika yang terbuat dari bambu dengan panjang 10 cm dengan lebar 1.5 cm. Dikenal sebagai instrumen tradisional Ainu.
5.    Shakuhachi
Ini adalah seruling bambu yang secara tradisional digunakan bhiksu Budha Zen sebagai peralatan keagamaan. Shakuhachi nadanya paling sensitif di antara seruling Jepang lainnya. Alamat musik ini berdiameter 3.5-4 cm, memiliki 4 lubang di depan dan satu lubang di belakang. Instrumen ini bisa ditemui ketika kalian mengunjungi Festival Himeji Oshiro. Sisi dalam Shakuhachi digosok hingga halus, lalu bagian dalamnya diolesi Shu-urushi (bahan pewarna alam). Pada bagian mulut dipasangi tanduk rusa atau kerbau supaya lebih kokoh.
6.    Shamisen
Shamisen adalah alat musik dawai asal Jepang yang memiliki tiga senar dan dimainkannya dengan cara  dipetik menggunakan sejenis pick yang disebut bachi. Bagian depan dan belakang dilapisi kulit hewan yang fungsinya untuk memperkeras suara senar. Kulit pelapis shamisen adalah kulit bagian perut kucing betina yang belum pernah kawin. Sedangkan shamisen kualitas biasa dibuat dari kulit bagian punggung dari anjing. Shamisen yang terbuat dari kulit imitasi kualitas suaranya tidak sebagus kulit asli. Dalam Bahasa Jepang, Shamisen mempunyai arti “tiga senar”.
·         Hosozao, adalah shamisen berukuran kecil.
·         Chuzao, satu ukuran di atas Hosozao.
·         Futozao, adalah shamisen berukuran terbesar.
7.    Taiko
Pada umumnya alat musik perkusi merupakan instrumen paling primitif di masyarakat belahan dunia mana saja. Sama seperti taiko yang telah ada dan telah digunakan lebih dari 2000 tahun lalu di Jepang. Sebuah drum yang digunakan sebagai alat komunikasi atau sebagai instrumen saat ritual keagamaan. Meski perkusi yang dulu digunakan agak berbeda sedikit dari yang ada di masa sekarang.
Source : http://japantourlist.com/id/mengenal-7-alat-musik-tradisional-jepang, Japan Course (@ine0489k)

Selasa, 28 November 2017

Apa itu Kanzashi?

Kanzashi adalah seni lipat kain dari jepang. Biasanya untuk membuat hiasan rambut dan di pakai oleh para geisha. Para geisha membuat sendiri aksesoris yang mereka pakai agar lebih cocok dengan pakaian yang mereka kenakan. Cara membuatnya pun ternyata tidak terlalu rumit.
Bahan - bahannya :
·      7 buah kain berukuran 3 1/2 inchi x 3 1/2 inchi (kurang lebih 9cm x 9 cm)
·      Jarum pentul
·      Jarum dan benang
·      Kancing, manik (sesuai keinginan)
Cara membuat :
  1. Potong kain dengan ukuran yang sama (di sini menggunakan 9cm x9cm) tergantung berapa besar ukuran bunga yang akan dibuat. Bisa juga membuat kelopak lebih dari 7, di tutorial ini digunakan 7 kelopak.
  2. Tekuk kain hingga menjadi segitiga seperti di gambar. Pastikan sisi yang bagus berada di luar.
  3. Tekuk lagi hingga berbentuk seperti ini.
  4. Balik kain lalu tekuk ke tengah seperti di gambar.
  5. Tekuk hingga menjadi setengah bagian sepeti ini.
  6. Tampak bawah akan seperti ini.
  7. Buat beberapa kelopak bunga.
  8. Potong dan rapikan kelopak yang sudah selesai. Agar benang tidak terurai.
  9. Jahit dan Satukan semua kelopak.
  10. Tarik dan jahit mati  kelopak hingga berbentuk seperti gambar.
  11. Rapikan dan bentuk kelopaknya.
  12. Terakhir tempelkan hiasan atau kancing di tengah jahitan.
  13. Jadi.

Ukuran akhir 3 1/4 inchi x 3 1/4 inchi
Aplikasi Kanzashi :
·      Ikat kepala
·      Dompet wanita
·      Blouse
·      Rok
·      Gaun
·      Jas
·      Jacket
·      Apron
·      Sweater
·      Topi
·      Sepatu, Dll
Source : bittybitsandpieces.blogspot.com, Japan Course (@ine0489k)

Minggu, 19 November 2017

Masakan Nabe

Nabe (鍋料理, Naberyouri, masakan panci) atau yang biasa hanya disebut Nabe, adalah sejenis masakan Jepang yang dimasak dan dihidangkan dalam panci. Dalam bahasa Jepang, nabe berarti panci. Nabe dimasak menggunakan panci atau wadah dari keramik bernama donabe, dan ketika matang, makanan dihidangkan di atas meja beserta pancinya. Panci diletakkan di atas kompor kecil atau plat pemanas yang ada di atas meja. Masakan nabe termasuk jenis masakan steamboat yang dihidangkan untuk beberapa orang sekaligus. Masakan diambil sendiri langsung dari pancinya. Musim yang berubah menjadi lebih dingin menjadikan orang Jepang bersama dengan sahabat ataupun keluarga mereka sering memakan makanan yang hangat, dan rata-rata mereka memakai nabe untuk masakan mereka. Sebelum zaman Edo, orang Jepang memiliki budaya makan “satu orang satu nampan”. Pada waktu itu, masakan nabe dihidangkan untuk lebih dari satu orang. Pada zaman Meiji, masakan nabe menjadi sangat populer, dan yang paling diminati adalah masakan nabe daging sapi yang disebut gyuunabe.
Terdapat berbagai macam jenis nabe. Berikut ini adalah beberapa jenis nabe yang ada di Jepang.
  1. Yosenabe, nabe berisi makanan laut dan sayur-sayuran, sedangkan bumbunya berbeda menurut daerahnya di Jepang.
  2. Yuudoufu (tahu rebus), nabe yang berisi tahu dan sayur-sayuran.
  3. Kamonabe (nabe bebek), nabe yang berisi daging bebek dan sayur-sayuran.
  4. Mizudaki, nabe berisi daging ayam dan sayur-sayuran.
  5. Chankonabe, nabe berisi berbagai jenis daging, dan biasanya merupakan makanan pesumo.
  6. Botan nabe, nabe berisi daging babi hutan.
  7. Tetchiri Nabe, nabe berisi ikan fugu.
  8. Mizorenabe, nabe berisi tahu dan parutan lobak.
Masakan nabe belakangan ini menjadi semakin populer dan mengalami perkembangan. Nabe kini tidak lagi berpatok pada masakan Jepang saja, tetapi masakan luar pun mulai diolah dengan menggunakan nabe. Seperti contohnya Jigae (chige), masakan nabe khas korea yang menggunakan kimchi, atau  Carbonara ala nabe, dan lain sebagainya.
Source : Japan Course (@ine0489k)

Kamis, 16 November 2017

Tempat-tempat Terkenal di Jepang yang Digambarkan dengan Kari


Ohayou Minna
Hayoo disini siapa yang suka makan? wkwk.., nih Mimin share wilayah yang dijadikan bentuk makanan
Yuk langsung ajaa cekidott~
1.    Wilayah Chugoku & Shikoku
Menjadi salah satu dari “Tiga Panorama Jepang”, gerbang torii merah di Kuil Itsukushima, Prefektur Hiroshima adalah destinasi yang berkesan. Tampak seperti mengapung di air saat ombak pasang, torii berwarna merah terang ini memiliki tinggi 16 meter, dan kita dapat berjalan kaki menuju bangunan ini saat ombak sedang surut. Karena nilai religius dan kultural yang dimilikinya, kuil ini telah terpilih sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
Bangunlah pondasi gerbang torii dengan menggunakan wortel. Gunakan udang goreng tepung dan sosis ikan untuk membuat pilar dan palangnya. Bila mau minna dapat menjadikan warna merahnya lebih terang dengan cabai. Gunakan rumput laut sebagai atapnya. Letakkan gundukan nasi di sisi seberang piring. Buat dua ekor rusa di atas nasi menggunakan hot dog untuk badannya dan serpihan jamur maitake sebagai tanduknya. Sebagai sentuhan akhir, lengkapi lanskap dengan genangan kari di sisi torii pada piring untuk menggambarkan torii yang mengapung di atas kari.
2.    Wilayah Hokuriku, Koshin'etsu, Kanto & Tokai
Tak diragukan lagi, Gunung Fuji adalah salah satu simbol Jepang yang paling banyak dikenali. Gunung yang dianggap suci dan menjadi destinasi para pendaki ini diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO di tahun 2013. Diapit oleh Prefektur Shizuoka dan Yamanashi di kedua sisinya, gunung yang megah dan memiliki bentuk simetris yang indah ini dapat dilihat dari nyaris seluruh wilayah Jepang.
Karya agung kari ini terbuat dari nasi dalam jumlah besar (sekitar 1,5 kg). Ciptakan lereng simetris Gunung Fuji dengan meletakkan nasi putih sebagai puncak bersalju di atas tumpukan nasi beraneka warna. Untuk sisi gunung yang terletak di Prefektur Yamanashi, gunakan bahan yang memiliki warna merah dan ungu seperti acar shibazuke, lobak daikon dengan daun perilla merah, serta acar fukujin guna mengimitasi digitalis. Untuk sisi gunung di Prefektur Shizuoka, gunakan brokoli guna merepresentasikan kebun teh Shizuoka yang terkenal. Tuangkan kari anggur merah di sisa bagian piring sebagai penyedap dan pemberi aroma.
3.    Wilayah Hokkaido & Tohoku
Di bulan Februari setiap tahunnya, para penduduk Kota Yokote di Prefektur Akita merayakan tradisi kuno selama Festival Kamakura berlangsung. Kamakura adalah bangunan menyerupai igloo berukuran kecil dan nyaman yang terbuat dari salju padat. Para peserta festival menyukai tinggal di dalam lebih dari 100 kamakura yang tersedia di sekitar kota pada periode ini. Dalam kamakura tersedia minuman hangat dan kue nasi panggang yang disediakan oleh para warga kota yang ramah.
Guna mereka ulang suasana festival yang menyenangkan, letakkan nasi yang dibentuk seperti gundukan di atas kari putih. Setelah membuat pintu masuk kamakura, gunakan kuning telur yang telah direbus guna merepresentasikan cahaya lentera. Letakkan pasta goreng sebagai karpet di bawah sosok gadis yang terbuat dari telur puyuh dan sosis. Gunakan zaitun hitam sebagai pemanggang batu bara dan tempatkan di samping sang gadis, dan letakkan pasta goreng di atasnya sebagai rak. Selanjutnya letakkan dua mochi kecil di atas pemanggang. Taburkan bubuk keju di atas kari guna menggambarkan salju yang sedang turun.
4.    Wilayah Kinki & Kansai
Kita dapat menemukan gundukan berbentuk lubang kunci yang misterius ini di sebagian wilayah Kansai seperti Osaka atau Nara. Apakah sebenarnya gundukan ini? Minna mungkin akan terkejut dengan jawabannya. Gundukan-gundukan ini adalah salah satu jenis kofun, yakni sebuah tumuli Jepang kuno (gundukan makam), sangat populer di abad 3 hingga 7. Kofun dengan bentuk lubang kunci hanya terdapat di Jepang, dan hanya keluarga kekaisaran dan para bangsawan tertinggi sajalah yang dapat dimakamkan dalam kofun yang megah ini. Saat ini situs-situs kofun menjadi destinasi wisata yang populer berkat nilai sejarah dan keindahan yang dimilikinya. Meski merupakan gundukan makam kuno, tak sedikit orang yang memilih tempat ini sebagai lokasi piknik.
Untuk menciptakan kari ini, bentuklah nasi menjadi lingkaran dan segitiga lalu gabungkan keduanya di tengah piring. Letakkan daging cincang yang telah dibentuk pipih di atas lingkaran, dan horse mackerel goreng (aji atau jenis serupa) di atas segitiga. Taburkan peterseli kering di atas gundukan. Untuk pepohonan hijau yang mengelilingi kofun, buat pasta dari bayam matang dan kentang tumbuk lalu posisikan di sekeliling pinggiran piring. Guna melengkapi penampilan, isi “parit” nya dengan kari.
5.    Wilayah Kyushu & Okinawa
Takachiho memiliki peran dalam mitos dan legenda di Jepang sejak masa negeri tersebut berdiri, sebagaimana dijabarkan dalam dokumen sejarah tertua Jepang. Kala berkunjung ke lanskap hijau nan dramatis ini, kita bisa memahami mengapa para dewa dan dewi Shinto tertarik dengan tempat ini, keindahannya yang memukau. Berlokasi di Prefektur Miyazaki, Jurang Takachiho adalah jurang berbentuk V yang terbentuk sebagai hasil letupan volkano tua yang terletak di dekat Sungai Gokase. Para pengunjung dapat menggunakan perahu untuk menyusuri sungai dan mengagumi keindahan alamnya (karena area tersebut merupakan monumen alam nasional), juga memiliki salah satu dari air terjun paling spektakuler di Jepang.
Untuk mereka ulang tebing curam di jurang ini, gunakan nasi yang dicampur dengan teh hijau atau yukai furikake lalu buat dua gundukan di kedua sisi piring, hias menggunakan tangkai peterselei dan bunga brokoli untuk menggambarkan pepohonan. Untuk membuat perahu, gunakan pembalut lumpia lalu buat perahu menggunakan hot dog. Jangan lupa isi jurangnya dengan kari untuk merepresentasikan Sungai Gokase.
Source : https://travel.rakuten.co.id/campaign/ranking/curry/ Japan Course (@ine0489k)

Selasa, 14 November 2017

Apa sih Otaku Itu?

Ohayou... ada artikel menarik nih, “apa sih otaku itu?”, ada yang bilang otaku itu cuman orang yang menekuni suatu hobi, jadi ada otaku anime atau otaku manga, itu bener ga sih?, otaku itu katanya orang yang suka jejepangan, jadi mana yang bener?, biar jelas mimin bahas nih mulai dari etimologi, sejarah, dll.
v  OTAKU atau おたく/オタク/ヲタク/お宅/御宅
Otaku (おたく/オタク) adalah istilah bahasa Jepang yang digunakan untuk menyebut orang yang betul-betul menekuni hobi.
Sejak paruh kedua dekade 1990-an, istilah Otaku mulai dikenal di luar Jepang untuk menyebut penggemar berat subkultur asal Jepang seperti anime dan manga, bahkan ada orang yang menyebut dirinya sebagai Otaku.
v  Etimologi
Otaku berasal dari sebuah istilah bahasa Jepang yang merujuk kepada rumah atau keluarga orang  lain (お宅/御宅, otaku). Kata ini sering digunakan sebagai metafora untuk honorifik kata ganti orang kedua. Dalam kasus ini, terjemahannya adalah “Anda”. Sebagai contoh, dalam anime Macross, ditayangkan pertama kali pada tahun 1982, tokoh Lynn Minmay menggunakan istilah ini sebagai kata ganti.
Bentuk slang modern dari otaku ditulis sepenuhnya dengan aksara hiragana (おたく) atau katakana (オタク, atau yang lebih jarang, ヲタク) untuk membedakan dengan makna terdahulunya. Istilah ini kemungkinan besar berasal dari percakapan antar penggemar anime yang selalu menyapa lawan bicara dengan sebutan Otaku (お宅, Anda).
v  Sejarah
Di awal dekade 1980-an sudah ada istilah slang bernada sumbang byouki (ビョーキ, “sakit”) yang ditujukan kepada penggemar berat lolicon, manga dan doujin manga. Istilah byouki sudah sering muncul dalam doujinshi sampai ke anime dengan peran utama anak perempuan seperti Minky Momo.
Istilah otaku pertama kali diperkenalkan oleh kolumnis Nakamori Akio dalam artikel “Otaku” no Kenkyuu (おたくの研究, Penelitian tentang Otaku) yang dimuat majalah Manga Burikko. Dalam artikel yang dimuat bersambung dari bulan Juni hingga Desember 1983, istilah otaku digunakan untuk menyebut penggemar berat subkultur seperti anime dan manga.
Pada waktu itu, masyarakat umum sama sekali belum mengenal istilah otaku. Media massa yang pertama kali menggunakan istilah otaku adalah radio Nippon Broadcasting System yang mengangkat segmen Otakuzoku no jittai (おたく族の実態, Situasi Kalangan Otaku) pada acara radio Young Paradise. Istilah Otakuzoku (secara harafiah : suku Otaku) digunakan untuk menyebut kalangan otaku, mengikuti sebutan yang sudah ada untuk kelompok anak muda yang memakai akhiran kata “zoku”, seperti Bousouzoku dan Takenokozoku.
Pada perkembangan selanjutnya, sebutan otaku digunakan untuk pria lajang yang mempunyai hobi anime, manga, idol, permainan video, dan komputer pribadi tanpa mengenal batasan umur. Istilah otaku juga banyak dipakai untuk menyebut wanita lajang atau wanita sudah menikah yang membentuk kelompok sedikit bersifat “cult” berdasarkan persamaan hobi. Kalangan yang berusia 50 tahun ke atas yang merupakan penggemar berat high culture atau terus mengejar prestasi di bidang akademis jarang sekali dan hampir tidak pernah disebut otaku.
Istilah “otaku” dalam arti sempit awalnya hanya digunakan di antara orang-orang yang memiliki hobi sejenis yang membentuk kalangan terbatas seperti penerbitan Doujinshi. Belakangan ini, istilah otaku dalam arti luas sering dapat mempunyai konotasi negatif atau positif bergantung pada situasi dan orang yang menggunakannya. Istilah otaku secara negatif digunakan untuk penggemar fanatik suatu subkultur yang letak bagusnya tidak bisa dimengerti masyarakat umum, atau orang yang kurang mampu berkomunikasi dan sering tidak mau bergaul dengan orang lain. Otaku secara positif digunakan untuk menyebut orang yang sangat mendalami suatu bidang hingga mendetil, dibarengi tingkat pengetahuan yang sangat tinggi hingga mencapai tingkat pakar dalam bidang tersebut.
Sebelum istilah otaku menjadi populer di Jepang, sudah ada orang yang disebut “mania” karena hanya menekuni sesuatu dan tidak mempunyai minat pada kehidupan sehari-hari yang biasa dilakukan orang. Di Jepang, istilah otaku sering digunakan di luar konteks penggemar berat anime atau manga untuk menggantikan istilah mania, sehingga ada istilah Game-otaku, Gundam-otaku (otaku mengenai robot Gundam), Gunji-otaku (otaku bidang militer), Pasokon-otaku (otaku komputer), Tetsudou-otaku (otaku kereta api alias Tecchan), Morning Musume-otaku (otaku Morning Musume alias Mou-ota), Jani-ota (otaku penyanyi keren yang tergabung dalam Johnny & Associates).
Secara derogatif, istilah otaku banyak digunakan orang sebagai sebutan bagi laki-laki dengan kebiasaan aneh dan tidak dimengerti masyarakat umum, tanpa memandang orang tersebut menekuni suatu hobi atau tidak. Anak perempuan di Jepang sering menggunakan istilah otaku untuk anak laki-laki yang tidak populer di kalangan anak perempuan, tapi sebaliknya istilah ini tidak pernah digunakan untuk perempuan. Berhubung istilah otaku sering digunakan dalam konteks yang menyinggung perasaan, penggunaan istilah otaku sering dikritik sebagai praduga atau perlakuan diskriminasi terhadap seseorang.
Otaku juga identik dengan sebutan Akiba Kei yang digunakan untuk laki-laki yang berselera buruk dalam soal berpakaian. Sebutan Akiba Kei berasal dari gaya berpakaian laki-laki yang lebih suka mengeluarkan uang untuk keperluan hobi di distrik Akihabara, Tokyo daripada membeli baju yang sedang tren. Sebutan lain yang kurang umum untuk Akiba-Kei adalah A-Boy atau A-Kei, mengikuti istilah B-Boy (B-Kei atau B-Kaji) yang sudah lebih dulu ada untuk orang yang meniru penampilan penyanyi hip-hop berkulit hitam.
v  Generasi Otaku di Jepang
·    Otaku generasi pertama (kelahiran paruh pertama tahun 1960-an)
Otaku generasi pertama dibesarkan sebagai penggemar fiksi sains di saat masyarakat umum masih mengganggap anime sebagai konsumsi anak-anak. Gekiga yang dimaksudkan sebagai bacaan orang dewasa lalu mulai dikenal secara luas. Otaku generasi pertama juga mulai ikut-ikutan membaca Gekiga. Di Jepang, generasi kelahiran tahun 1960-an disebut generasi Shinjinrui (Generation X) yang sewaktu kecil takjub dengan monster yang bisa berubah bentuk dan menyenangi Tokusatsu.
·    Otaku generasi II (kelahiran sekitar tahun 1970-an)
Pada masa kecil membaca Space Battleship Yamato, Mobile Suit Gundam yang nantinya menjadi bekal penting untuk menjadi otaku. Masyarakat Jepang mulai menerima kehadiran otaku. Sebagian otaku generasi II tidak bisa membedakan antara dunia fiksi sains dengan alam nyata, misalnya Gundam-otaku (Gun-ota). Permainan video dekade 1980-an juga menjadi kegemaran otaku generasi II. Pada saat yang sama, masyarakat mulai menaruh praduga terhadap otaku akibat kasus pembunuhan heboh dengan pelaku seorang otaku. Di kalangan anak sebaya, otaku mulai mendapat perlakuan diskriminasi.
·    Otaku generasi III (kelahiran sekitar tahun 1980-an)
Pada masa kecil membaca Neon Genesis Evangelion, otaku generasi III sekarang menjadi inti gerakan Sekai Kei. Anak-anak dari otaku generasi I mulai menjadi otaku sehingga citra negatif otaku semakin berkurang dan otaku hanya dianggap sebagai salah satu hobi. Di kalangan otaku generasi III, kecenderungan Moe sudah menjadi istilah yang disepakati bersama, sekaligus sebagai prinsip dan tujuan. Otaku generasi III makin tenggelam di dalam dunia yang digambarkan manga, dan bahkan sampai menyenangi high culture yang ada di dalamnya.
Nah gimana sekarang? udah ngerti kan? budayakan membaca yaa, jangan sampe salah kaprah lagi^^
Source : Japan Course (@ine0489k)