Selasa, 28 November 2017

Apa itu Kanzashi?

Kanzashi adalah seni lipat kain dari jepang. Biasanya untuk membuat hiasan rambut dan di pakai oleh para geisha. Para geisha membuat sendiri aksesoris yang mereka pakai agar lebih cocok dengan pakaian yang mereka kenakan. Cara membuatnya pun ternyata tidak terlalu rumit.
Bahan - bahannya :
·      7 buah kain berukuran 3 1/2 inchi x 3 1/2 inchi (kurang lebih 9cm x 9 cm)
·      Jarum pentul
·      Jarum dan benang
·      Kancing, manik (sesuai keinginan)
Cara membuat :
  1. Potong kain dengan ukuran yang sama (di sini menggunakan 9cm x9cm) tergantung berapa besar ukuran bunga yang akan dibuat. Bisa juga membuat kelopak lebih dari 7, di tutorial ini digunakan 7 kelopak.
  2. Tekuk kain hingga menjadi segitiga seperti di gambar. Pastikan sisi yang bagus berada di luar.
  3. Tekuk lagi hingga berbentuk seperti ini.
  4. Balik kain lalu tekuk ke tengah seperti di gambar.
  5. Tekuk hingga menjadi setengah bagian sepeti ini.
  6. Tampak bawah akan seperti ini.
  7. Buat beberapa kelopak bunga.
  8. Potong dan rapikan kelopak yang sudah selesai. Agar benang tidak terurai.
  9. Jahit dan Satukan semua kelopak.
  10. Tarik dan jahit mati  kelopak hingga berbentuk seperti gambar.
  11. Rapikan dan bentuk kelopaknya.
  12. Terakhir tempelkan hiasan atau kancing di tengah jahitan.
  13. Jadi.

Ukuran akhir 3 1/4 inchi x 3 1/4 inchi
Aplikasi Kanzashi :
·      Ikat kepala
·      Dompet wanita
·      Blouse
·      Rok
·      Gaun
·      Jas
·      Jacket
·      Apron
·      Sweater
·      Topi
·      Sepatu, Dll
Source : bittybitsandpieces.blogspot.com, Japan Course (@ine0489k)

Minggu, 19 November 2017

Masakan Nabe

Nabe (鍋料理, Naberyouri, masakan panci) atau yang biasa hanya disebut Nabe, adalah sejenis masakan Jepang yang dimasak dan dihidangkan dalam panci. Dalam bahasa Jepang, nabe berarti panci. Nabe dimasak menggunakan panci atau wadah dari keramik bernama donabe, dan ketika matang, makanan dihidangkan di atas meja beserta pancinya. Panci diletakkan di atas kompor kecil atau plat pemanas yang ada di atas meja. Masakan nabe termasuk jenis masakan steamboat yang dihidangkan untuk beberapa orang sekaligus. Masakan diambil sendiri langsung dari pancinya. Musim yang berubah menjadi lebih dingin menjadikan orang Jepang bersama dengan sahabat ataupun keluarga mereka sering memakan makanan yang hangat, dan rata-rata mereka memakai nabe untuk masakan mereka. Sebelum zaman Edo, orang Jepang memiliki budaya makan “satu orang satu nampan”. Pada waktu itu, masakan nabe dihidangkan untuk lebih dari satu orang. Pada zaman Meiji, masakan nabe menjadi sangat populer, dan yang paling diminati adalah masakan nabe daging sapi yang disebut gyuunabe.
Terdapat berbagai macam jenis nabe. Berikut ini adalah beberapa jenis nabe yang ada di Jepang.
  1. Yosenabe, nabe berisi makanan laut dan sayur-sayuran, sedangkan bumbunya berbeda menurut daerahnya di Jepang.
  2. Yuudoufu (tahu rebus), nabe yang berisi tahu dan sayur-sayuran.
  3. Kamonabe (nabe bebek), nabe yang berisi daging bebek dan sayur-sayuran.
  4. Mizudaki, nabe berisi daging ayam dan sayur-sayuran.
  5. Chankonabe, nabe berisi berbagai jenis daging, dan biasanya merupakan makanan pesumo.
  6. Botan nabe, nabe berisi daging babi hutan.
  7. Tetchiri Nabe, nabe berisi ikan fugu.
  8. Mizorenabe, nabe berisi tahu dan parutan lobak.
Masakan nabe belakangan ini menjadi semakin populer dan mengalami perkembangan. Nabe kini tidak lagi berpatok pada masakan Jepang saja, tetapi masakan luar pun mulai diolah dengan menggunakan nabe. Seperti contohnya Jigae (chige), masakan nabe khas korea yang menggunakan kimchi, atau  Carbonara ala nabe, dan lain sebagainya.
Source : Japan Course (@ine0489k)

Kamis, 16 November 2017

Tempat-tempat Terkenal di Jepang yang Digambarkan dengan Kari


Ohayou Minna
Hayoo disini siapa yang suka makan? wkwk.., nih Mimin share wilayah yang dijadikan bentuk makanan
Yuk langsung ajaa cekidott~
1.    Wilayah Chugoku & Shikoku
Menjadi salah satu dari “Tiga Panorama Jepang”, gerbang torii merah di Kuil Itsukushima, Prefektur Hiroshima adalah destinasi yang berkesan. Tampak seperti mengapung di air saat ombak pasang, torii berwarna merah terang ini memiliki tinggi 16 meter, dan kita dapat berjalan kaki menuju bangunan ini saat ombak sedang surut. Karena nilai religius dan kultural yang dimilikinya, kuil ini telah terpilih sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
Bangunlah pondasi gerbang torii dengan menggunakan wortel. Gunakan udang goreng tepung dan sosis ikan untuk membuat pilar dan palangnya. Bila mau minna dapat menjadikan warna merahnya lebih terang dengan cabai. Gunakan rumput laut sebagai atapnya. Letakkan gundukan nasi di sisi seberang piring. Buat dua ekor rusa di atas nasi menggunakan hot dog untuk badannya dan serpihan jamur maitake sebagai tanduknya. Sebagai sentuhan akhir, lengkapi lanskap dengan genangan kari di sisi torii pada piring untuk menggambarkan torii yang mengapung di atas kari.
2.    Wilayah Hokuriku, Koshin'etsu, Kanto & Tokai
Tak diragukan lagi, Gunung Fuji adalah salah satu simbol Jepang yang paling banyak dikenali. Gunung yang dianggap suci dan menjadi destinasi para pendaki ini diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO di tahun 2013. Diapit oleh Prefektur Shizuoka dan Yamanashi di kedua sisinya, gunung yang megah dan memiliki bentuk simetris yang indah ini dapat dilihat dari nyaris seluruh wilayah Jepang.
Karya agung kari ini terbuat dari nasi dalam jumlah besar (sekitar 1,5 kg). Ciptakan lereng simetris Gunung Fuji dengan meletakkan nasi putih sebagai puncak bersalju di atas tumpukan nasi beraneka warna. Untuk sisi gunung yang terletak di Prefektur Yamanashi, gunakan bahan yang memiliki warna merah dan ungu seperti acar shibazuke, lobak daikon dengan daun perilla merah, serta acar fukujin guna mengimitasi digitalis. Untuk sisi gunung di Prefektur Shizuoka, gunakan brokoli guna merepresentasikan kebun teh Shizuoka yang terkenal. Tuangkan kari anggur merah di sisa bagian piring sebagai penyedap dan pemberi aroma.
3.    Wilayah Hokkaido & Tohoku
Di bulan Februari setiap tahunnya, para penduduk Kota Yokote di Prefektur Akita merayakan tradisi kuno selama Festival Kamakura berlangsung. Kamakura adalah bangunan menyerupai igloo berukuran kecil dan nyaman yang terbuat dari salju padat. Para peserta festival menyukai tinggal di dalam lebih dari 100 kamakura yang tersedia di sekitar kota pada periode ini. Dalam kamakura tersedia minuman hangat dan kue nasi panggang yang disediakan oleh para warga kota yang ramah.
Guna mereka ulang suasana festival yang menyenangkan, letakkan nasi yang dibentuk seperti gundukan di atas kari putih. Setelah membuat pintu masuk kamakura, gunakan kuning telur yang telah direbus guna merepresentasikan cahaya lentera. Letakkan pasta goreng sebagai karpet di bawah sosok gadis yang terbuat dari telur puyuh dan sosis. Gunakan zaitun hitam sebagai pemanggang batu bara dan tempatkan di samping sang gadis, dan letakkan pasta goreng di atasnya sebagai rak. Selanjutnya letakkan dua mochi kecil di atas pemanggang. Taburkan bubuk keju di atas kari guna menggambarkan salju yang sedang turun.
4.    Wilayah Kinki & Kansai
Kita dapat menemukan gundukan berbentuk lubang kunci yang misterius ini di sebagian wilayah Kansai seperti Osaka atau Nara. Apakah sebenarnya gundukan ini? Minna mungkin akan terkejut dengan jawabannya. Gundukan-gundukan ini adalah salah satu jenis kofun, yakni sebuah tumuli Jepang kuno (gundukan makam), sangat populer di abad 3 hingga 7. Kofun dengan bentuk lubang kunci hanya terdapat di Jepang, dan hanya keluarga kekaisaran dan para bangsawan tertinggi sajalah yang dapat dimakamkan dalam kofun yang megah ini. Saat ini situs-situs kofun menjadi destinasi wisata yang populer berkat nilai sejarah dan keindahan yang dimilikinya. Meski merupakan gundukan makam kuno, tak sedikit orang yang memilih tempat ini sebagai lokasi piknik.
Untuk menciptakan kari ini, bentuklah nasi menjadi lingkaran dan segitiga lalu gabungkan keduanya di tengah piring. Letakkan daging cincang yang telah dibentuk pipih di atas lingkaran, dan horse mackerel goreng (aji atau jenis serupa) di atas segitiga. Taburkan peterseli kering di atas gundukan. Untuk pepohonan hijau yang mengelilingi kofun, buat pasta dari bayam matang dan kentang tumbuk lalu posisikan di sekeliling pinggiran piring. Guna melengkapi penampilan, isi “parit” nya dengan kari.
5.    Wilayah Kyushu & Okinawa
Takachiho memiliki peran dalam mitos dan legenda di Jepang sejak masa negeri tersebut berdiri, sebagaimana dijabarkan dalam dokumen sejarah tertua Jepang. Kala berkunjung ke lanskap hijau nan dramatis ini, kita bisa memahami mengapa para dewa dan dewi Shinto tertarik dengan tempat ini, keindahannya yang memukau. Berlokasi di Prefektur Miyazaki, Jurang Takachiho adalah jurang berbentuk V yang terbentuk sebagai hasil letupan volkano tua yang terletak di dekat Sungai Gokase. Para pengunjung dapat menggunakan perahu untuk menyusuri sungai dan mengagumi keindahan alamnya (karena area tersebut merupakan monumen alam nasional), juga memiliki salah satu dari air terjun paling spektakuler di Jepang.
Untuk mereka ulang tebing curam di jurang ini, gunakan nasi yang dicampur dengan teh hijau atau yukai furikake lalu buat dua gundukan di kedua sisi piring, hias menggunakan tangkai peterselei dan bunga brokoli untuk menggambarkan pepohonan. Untuk membuat perahu, gunakan pembalut lumpia lalu buat perahu menggunakan hot dog. Jangan lupa isi jurangnya dengan kari untuk merepresentasikan Sungai Gokase.
Source : https://travel.rakuten.co.id/campaign/ranking/curry/ Japan Course (@ine0489k)

Selasa, 14 November 2017

Apa sih Otaku Itu?

Ohayou... ada artikel menarik nih, “apa sih otaku itu?”, ada yang bilang otaku itu cuman orang yang menekuni suatu hobi, jadi ada otaku anime atau otaku manga, itu bener ga sih?, otaku itu katanya orang yang suka jejepangan, jadi mana yang bener?, biar jelas mimin bahas nih mulai dari etimologi, sejarah, dll.
v  OTAKU atau おたく/オタク/ヲタク/お宅/御宅
Otaku (おたく/オタク) adalah istilah bahasa Jepang yang digunakan untuk menyebut orang yang betul-betul menekuni hobi.
Sejak paruh kedua dekade 1990-an, istilah Otaku mulai dikenal di luar Jepang untuk menyebut penggemar berat subkultur asal Jepang seperti anime dan manga, bahkan ada orang yang menyebut dirinya sebagai Otaku.
v  Etimologi
Otaku berasal dari sebuah istilah bahasa Jepang yang merujuk kepada rumah atau keluarga orang  lain (お宅/御宅, otaku). Kata ini sering digunakan sebagai metafora untuk honorifik kata ganti orang kedua. Dalam kasus ini, terjemahannya adalah “Anda”. Sebagai contoh, dalam anime Macross, ditayangkan pertama kali pada tahun 1982, tokoh Lynn Minmay menggunakan istilah ini sebagai kata ganti.
Bentuk slang modern dari otaku ditulis sepenuhnya dengan aksara hiragana (おたく) atau katakana (オタク, atau yang lebih jarang, ヲタク) untuk membedakan dengan makna terdahulunya. Istilah ini kemungkinan besar berasal dari percakapan antar penggemar anime yang selalu menyapa lawan bicara dengan sebutan Otaku (お宅, Anda).
v  Sejarah
Di awal dekade 1980-an sudah ada istilah slang bernada sumbang byouki (ビョーキ, “sakit”) yang ditujukan kepada penggemar berat lolicon, manga dan doujin manga. Istilah byouki sudah sering muncul dalam doujinshi sampai ke anime dengan peran utama anak perempuan seperti Minky Momo.
Istilah otaku pertama kali diperkenalkan oleh kolumnis Nakamori Akio dalam artikel “Otaku” no Kenkyuu (おたくの研究, Penelitian tentang Otaku) yang dimuat majalah Manga Burikko. Dalam artikel yang dimuat bersambung dari bulan Juni hingga Desember 1983, istilah otaku digunakan untuk menyebut penggemar berat subkultur seperti anime dan manga.
Pada waktu itu, masyarakat umum sama sekali belum mengenal istilah otaku. Media massa yang pertama kali menggunakan istilah otaku adalah radio Nippon Broadcasting System yang mengangkat segmen Otakuzoku no jittai (おたく族の実態, Situasi Kalangan Otaku) pada acara radio Young Paradise. Istilah Otakuzoku (secara harafiah : suku Otaku) digunakan untuk menyebut kalangan otaku, mengikuti sebutan yang sudah ada untuk kelompok anak muda yang memakai akhiran kata “zoku”, seperti Bousouzoku dan Takenokozoku.
Pada perkembangan selanjutnya, sebutan otaku digunakan untuk pria lajang yang mempunyai hobi anime, manga, idol, permainan video, dan komputer pribadi tanpa mengenal batasan umur. Istilah otaku juga banyak dipakai untuk menyebut wanita lajang atau wanita sudah menikah yang membentuk kelompok sedikit bersifat “cult” berdasarkan persamaan hobi. Kalangan yang berusia 50 tahun ke atas yang merupakan penggemar berat high culture atau terus mengejar prestasi di bidang akademis jarang sekali dan hampir tidak pernah disebut otaku.
Istilah “otaku” dalam arti sempit awalnya hanya digunakan di antara orang-orang yang memiliki hobi sejenis yang membentuk kalangan terbatas seperti penerbitan Doujinshi. Belakangan ini, istilah otaku dalam arti luas sering dapat mempunyai konotasi negatif atau positif bergantung pada situasi dan orang yang menggunakannya. Istilah otaku secara negatif digunakan untuk penggemar fanatik suatu subkultur yang letak bagusnya tidak bisa dimengerti masyarakat umum, atau orang yang kurang mampu berkomunikasi dan sering tidak mau bergaul dengan orang lain. Otaku secara positif digunakan untuk menyebut orang yang sangat mendalami suatu bidang hingga mendetil, dibarengi tingkat pengetahuan yang sangat tinggi hingga mencapai tingkat pakar dalam bidang tersebut.
Sebelum istilah otaku menjadi populer di Jepang, sudah ada orang yang disebut “mania” karena hanya menekuni sesuatu dan tidak mempunyai minat pada kehidupan sehari-hari yang biasa dilakukan orang. Di Jepang, istilah otaku sering digunakan di luar konteks penggemar berat anime atau manga untuk menggantikan istilah mania, sehingga ada istilah Game-otaku, Gundam-otaku (otaku mengenai robot Gundam), Gunji-otaku (otaku bidang militer), Pasokon-otaku (otaku komputer), Tetsudou-otaku (otaku kereta api alias Tecchan), Morning Musume-otaku (otaku Morning Musume alias Mou-ota), Jani-ota (otaku penyanyi keren yang tergabung dalam Johnny & Associates).
Secara derogatif, istilah otaku banyak digunakan orang sebagai sebutan bagi laki-laki dengan kebiasaan aneh dan tidak dimengerti masyarakat umum, tanpa memandang orang tersebut menekuni suatu hobi atau tidak. Anak perempuan di Jepang sering menggunakan istilah otaku untuk anak laki-laki yang tidak populer di kalangan anak perempuan, tapi sebaliknya istilah ini tidak pernah digunakan untuk perempuan. Berhubung istilah otaku sering digunakan dalam konteks yang menyinggung perasaan, penggunaan istilah otaku sering dikritik sebagai praduga atau perlakuan diskriminasi terhadap seseorang.
Otaku juga identik dengan sebutan Akiba Kei yang digunakan untuk laki-laki yang berselera buruk dalam soal berpakaian. Sebutan Akiba Kei berasal dari gaya berpakaian laki-laki yang lebih suka mengeluarkan uang untuk keperluan hobi di distrik Akihabara, Tokyo daripada membeli baju yang sedang tren. Sebutan lain yang kurang umum untuk Akiba-Kei adalah A-Boy atau A-Kei, mengikuti istilah B-Boy (B-Kei atau B-Kaji) yang sudah lebih dulu ada untuk orang yang meniru penampilan penyanyi hip-hop berkulit hitam.
v  Generasi Otaku di Jepang
·    Otaku generasi pertama (kelahiran paruh pertama tahun 1960-an)
Otaku generasi pertama dibesarkan sebagai penggemar fiksi sains di saat masyarakat umum masih mengganggap anime sebagai konsumsi anak-anak. Gekiga yang dimaksudkan sebagai bacaan orang dewasa lalu mulai dikenal secara luas. Otaku generasi pertama juga mulai ikut-ikutan membaca Gekiga. Di Jepang, generasi kelahiran tahun 1960-an disebut generasi Shinjinrui (Generation X) yang sewaktu kecil takjub dengan monster yang bisa berubah bentuk dan menyenangi Tokusatsu.
·    Otaku generasi II (kelahiran sekitar tahun 1970-an)
Pada masa kecil membaca Space Battleship Yamato, Mobile Suit Gundam yang nantinya menjadi bekal penting untuk menjadi otaku. Masyarakat Jepang mulai menerima kehadiran otaku. Sebagian otaku generasi II tidak bisa membedakan antara dunia fiksi sains dengan alam nyata, misalnya Gundam-otaku (Gun-ota). Permainan video dekade 1980-an juga menjadi kegemaran otaku generasi II. Pada saat yang sama, masyarakat mulai menaruh praduga terhadap otaku akibat kasus pembunuhan heboh dengan pelaku seorang otaku. Di kalangan anak sebaya, otaku mulai mendapat perlakuan diskriminasi.
·    Otaku generasi III (kelahiran sekitar tahun 1980-an)
Pada masa kecil membaca Neon Genesis Evangelion, otaku generasi III sekarang menjadi inti gerakan Sekai Kei. Anak-anak dari otaku generasi I mulai menjadi otaku sehingga citra negatif otaku semakin berkurang dan otaku hanya dianggap sebagai salah satu hobi. Di kalangan otaku generasi III, kecenderungan Moe sudah menjadi istilah yang disepakati bersama, sekaligus sebagai prinsip dan tujuan. Otaku generasi III makin tenggelam di dalam dunia yang digambarkan manga, dan bahkan sampai menyenangi high culture yang ada di dalamnya.
Nah gimana sekarang? udah ngerti kan? budayakan membaca yaa, jangan sampe salah kaprah lagi^^
Source : Japan Course (@ine0489k)

Sabtu, 11 November 2017

Anime yang Diangkat dari Kisah Nyata

Hallo mina san^-^
Ada yang tau anime2 dibawah ini? Sebenernya anime2 itu diangkat dari kisah nyata loh~
Sebenernya masih banyak, tapi mimin post hanya beberapa aja ya:)
Yuk disimak aja buat kelanjutannya:)
·  Hyakka Ryouran
Serial anime ini dibuat berdasarkan kondisi di era Sengoku hingga awal masa Edo di Jepang. Tapi jangan bingung, penulis kisah ini sengaja menampilkan setting cerita ala kekinian. Kisahnya dimulai pasca Perang Dunia II, dengan lokasi cerita berada di Great Japan (Dai Nippon-koku), sebuah versi alternatif negara Jepang di mana Dinasti Tokugawa masih memerintah melalui suatu tempat yang terisolasi dari dunia luar.
Karakter yang digambarkan sebagai tokoh utama cerita ini terpusat pada seorang gadis muda yang secara misterius turun dari langit, Jubei Yagyu. Gadis ini nantinya membantu tokoh utama lainnya, Muneakira Yagyu yang sedang menyelidiki kasus kematian siswa di sebuah perguruan (Buou Academic School). Kemampuan gadis samurai ini menjadi kemasan yang memberikan daya tarik bagi kamu pecinta drama, misteri dan pertarungan ala samurai.
Mayoritas karakter dalam anime ini memang ada di dunia nyata, seperti Munenori (Muneakira) Yagyu dan Jubei Yagyu yang hidup di awal masa Edo, serta Yukimura Sanada yang hidup di penghujung era Sengoku. Ketiganya memiliki peran penting pada masa berakhirnya era Sengoku dan bermulanya zaman Edo.
·  Hadashi no Gen (Barefoot Gen)
Anime ini berlatar-belakang kondisi saat dan pasca Hiroshima dihantam bom atom dalam Perang Dunia II. Dibuat oleh mangaka yang juga merupakan korban dari bom atom tersebut, Keiji Nakazawa, anime ini sanggup membuat penontonnya seperti terbawa dalam suasana perang yang mencekam.
Gen Nakaoka yang masih berusia 6 tahun, harus berjuang menyelamatkan diri dan ibunya dari radiasi dan akibat yang ditimbulkan oleh bom atom. Shock akibat ledakan, ibu Gen yang sedang hamil melahirkan secara prematur, adik perempuan Gen kemudian dinamai Tomoko.
Dalam anime ini penggambaran tentang kondisi Hiroshima pasca pengeboman ditampilkan secara detil. Tubuh yang hangus terbakar, orang yang berjuang hidup dengan kulit meleleh dan berbagai kengerian lainnya akan membuat kamu yang menontonnya dapat kehilangan selera makan untuk sesaat.
·  Grave of The Fireflies
Satu lagi kisah anime yang belatar-belakang kondisi pasca Perang Dunia II, selepas Jepang dihantam oleh bom atom. Cerita anime ini tercatat sebagai salah satu kisah terbaik dari Jepang, baik dari sisi penuturan kondisi pasca perang yang mengenaskan, maupun kisah persaudaraan yang dikemas dengan gambar dan pewarnaan yang cantik.
Alur cerita bersifat mundur, karena di awal kisah pemeran utama justru telah mati karena kelaparan. Rohnya kemudian bercerita tentang kondisi Jepang di saat perang berkecamuk. Bagaimana rakyat Jepang bertahan hidup dari bombardir pasukan Amerika, digambarkan secara apik.
Cerita ini sangat disarankan bagi kamu penyuka sejarah. Alih-alih kisah sejarah yang dikemas modern dan terlampau banyak berbumbu drama, di dalam kisah ini kamu akan benar-benar disuguhi kisah perjuangan di masa perang, hingga akhirnya bagaimana rakyat bertahan hidup melewati masa tersebut.
Kunang-kunang (fireflies) dalam cerita digambarkan sebagai penjaga yang melindungi roh kedua kakak-beradik yang merupakan tokoh utama cerita ini. Di akhir kisah roh kedua bersaudara ini tampak bahagia karena bisa bersama. Dan perang pun telah berakhir.
Source : Japan Course (@ine0489k)

Jumat, 10 November 2017

6 Kuil Terindah di Kyoto

こんにちは...

Jepang terkenal akan banyak kuilnya, disetiap kota pasti selalu ada kuil. Tak terkecuali di Kyoto, ada ratusan kuil yang ada di kota Kyoto. Untuk itu mimin mau share info tentang kuil-kuil terindah di Kyoto..,yuk dibaca!!!
1.    Kuil Kiyomizudera
Kuil Kiyomizudera di Musim Panas
Terletak di atas gunung di sebelah timur kota Kyoto, Kuil Kiyomizudera terlihat sungguh megah. Kita dapat mencapai Kuil Kiyomizudera dengan mendaki jalan menanjak yang sempit, dipenuhi dengan toko-toko di sepanjang jalan. Kuil Kiyomizudera dibangun pada tahun 1633 tanpa menggunakan sebatang paku sekalipun. Kita dapat menyaksikan keindahan seluruh ruangan kuil, naik ke bagian atas Kuil Kiyomizudera dan melihat kota Kyoto di kejauhan, atau menikmati keindahan bunga sakura dan momiji di musim gugur. Tempat ini jadi objek wisata favorit rakyat Jepang dan juga wisatawan mancanegara. Rasanya ada yang kurang kalau tidak ke Kuil Kiyomizudera waktu pergi ke Kyoto.
2.    Kuil Tofukuji
Kuil Tofukuji di Musim Gugur
Kuil Tofukuji adalah salah satu dari kuil terbesar di kota Kyoto, dan menjadi salah satu kuil sentral Zen. Kuil Tofukuji dibangun pada abad 13 dan tetap bertahan hingga masa kini, meskipun telah mengalami beberapa kali renovasi. Kita bisa menyaksikan keindahan bangunan kuil dan taman-taman di kompleks kuil yang terletak di Kyoto bagian timur ini. Ada taman batu, taman lumut hijau yang ditata rapi, dan tentu pepohonan momiji yang berubah menjadi merah di musim gugur. Kuil Tofukuji paling tepat dikunjungi saat musim panas atau musim gugur. Kuil Tofukuji buka setiap hari mulai dari jam 9.00 pagi hingga 16.30 (ada sedikit perubahan jam tiap musim).
3.    Kuil Genkoan
Kuil Genkoan di Musim Gugur
Nama Kuil Genkoan mungkin tidak terlalu terkenal dibandingkan Kiyomizudera, namun pemandangan halaman kuil dari tempat ini adalah nomor satu di Kyoto. Letaknya yang berada di sebelah utara kota Kyoto dekat dengan kuil paviliun emas Kinkakuji membuat tempat ini relatif sepi dibandingkan kuil-kuil lain di sebelah selatan dan timur. Dan memang hanya orang yang rela bersusah payah saja yang bisa mencapai dan menikmati keindahan Kuil Genkoan. Warna daun-daun menyatu dengan kesunyian Kuil Genkoan menjadikan pemandangan di sini layaknya karya seni bagi para pengunjung.
4.    Kuil Kifune
Kuil Kifune di Musim Panas
Kifune Jinja yang berada di sebelah timur laut kota Kyoto, menawarkan suasana pegunungan yang berbeda dengan suasana kota Kyoto yang sangat padat. Dari stasiun Demachiyanagi kita bisa naik kereta Eizan menuju ke arah gunung dan berhenti di Kibuneguchi. Sedikit mendaki, dan kita dapat menjumpai Kuil Kifune dan merasakan langsung keindahan halaman kuil. Khusus di musim gugur, keindahan pohon momiji yang memerah menjadi semakin kontras dengan daun-daun lain yang masih bewarna hijau. Itu karena Kuil Kifune terletak di lereng gunung sehingga ada perbedaan warna daun-daun sesuai ketinggian. Panorama musim gugur yang tidak bisa dirasakan di kuil-kuil dalam kota.
5.    Kuil Nanzenji
Kuil Nanzenji di Higashiyama
Kuil Nanzenji tentu tidak bisa dilepaskan dari musim gugur di Kyoto. Kompleks Kuil Nanzenji sangat besar dan memenuhi hampir seluruh bagian pegunungan timur Higashiyama di Kyoto. Bersama Kuil Eikando, Kuil Nanzenji menjadi objek wisata yang selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Ada puluhan bangunan kuil, pepohonan maple yang mempesona, saluran air yang unik, yang menjadi ikon wisata kuil ini. Jika pergi ke Jepang saat musim gugur, jangan lupa pergi ke Kuil Nanzenji.
6.    Kuil Tenryuji
Kuil Tenryuuji di Arashiyama
Kuil Tenryuuji berbeda dengan kuil-kuil lain yang disebutkan di atas, karena letaknya di sebelah barat kota Kyoto, tepatnya di lereng pegunungan Arashiyama. Arashiyama yang terkenal dengan pegunungan, jembatan, dan sungainya yang berkelok-kelok, menjadi salah satu tujuan utama wisata kota Kyoto. Jika teman-teman pernah melihat hutan bambu Arashiyama, Kuil Tenryuuji berada sebelum jalan masuk ke hutan bambu. Di sini kita bisa melihat taman Jepang yang sangat mempesona, menggabungkan unsur alamiah yakni sungai dan pegunungan Arashiyama dalam taman di halaman kompleks kuil Tenyuuji.
Source : https://www.infojepang.net/6-kuil-terindah-di-kyoto/, Japan Course (@ine0489k)

Kamis, 09 November 2017

5 Lokasi dalam Mitologi dan Cerita Rakyat Jepang yang Dapat Dikunjungi

Ohayou gozaimasu~
Nih mimin posting artikel menarik yang mimin temukan di Travel Rakuten…
Jepang amat kaya dengan berbagai legenda dan cerita rakyat, sebagian di antaranya terkait dengan tempat yang benar-benar ada. Berikut adalah sebagian tempat yang terkenal dan sudah pasti sangat menarik untuk dikunjungi!
1.    Legenda Kappa (Tono, Iwate) 
Kappa adalah makhluk mitologis Jepang yang paling khas, dan legenda menyangkut kappa dapat ditemukan di seluruh penjuru Jepang, namun legenda yang berkaitan dengan kappa menjadi populer ke seluruh Jepang mungkin berkat kota kecil Tono yang tenang di Perfektur Iwate. Kunio Yanagita, salah satu folkloris paling terkemuka di Jepang, mengumpulkan tradisi lisan di Tono dan menerbitkannya dengan judul Kisah-Kisah Tono pada tahun 1912. Selain kappa, kisah-kisah yang menceritakan berbagai macam fenomena yang seram dapat dibaca dalam antologi tersebut, yang sejak itu memberi Tono reputasi sebagai “Kota Cerita Rakyat” Jepang.
Syukurlah, bentang alam di Tono tetap mempertahankan banyak dari daya pikat penuh teka-teki seperti yang disebutkan dalam buku kisah tersebut. Salah satu tempat yang cukup terkenal adalah sungai kecil di samping kuil yang dianggap dihuni oleh satu kappa yang nakal, dedemit air yang amat suka pada timun dan daging. Sumber kekuatan kappa dikatakan berasal dari air yang mengisi cekungan seperti mangkuk di atas ubun-ubunnya. Namun, apabila Anda sampai bertemu dengan kappa, Anda tinggal membungkuk kepadanya. Dedemit yang amat sopan ini akan membalas membungkuk dan akan kehilangan kekuatannya karena air yang ada di mangkuk kepalanya tumpah.
2.    Momotaro (Okayama dan Megijima)
Sekalipun lokasi asal untuk salah satu kisah rakyat paling dicintai di Jepang, yakni Momotaro, masih diperdebatkan, tetapi sering dikaitkan dengan Perfektur Okayama, di mana “Si Bocah Persik” itu dianggap sebagai pahlawan setempat dan terdapat banyak referensi terhadap legenda tersebut. Pulau gergasi tempat terjadinya pertempuran yang menentukan diperkirakan adalah Pulau Megijima di Perfektur Kagawa, tak jauh dari sana. Di pulau itu ada banyak gua yang dapat menjadi tempat sembunyi yang sempurna bagi para gergasi yang takut pada Momotaro.
Menurut kisahnya, sepasang suami istri yang sudah renta namun ingin punya anak menemukan satu buah persik raksasa mengapung di sungai. Secara ajaib, seorang anak kecil melompat keluar dari persik itu dan pasangan itu langsung mengambilnya sebagai anak mereka, memberinya nama Momotaro. Suatu hari, anak itu pergi dari rumah untuk melawan sejumlah gergasi yang telah meneror wilayah itu, dan dia memperoleh sahabat seekor anjing, seekor kera, dan seekor burung pegar dalam perjalanannya. Pada akhirnya, dia bertempur dengan para gergasi di benteng mereka di pulau dan menang, dan setelahnya dia pulang ke rumah orang tuanya dan hidup bahagia selama-lamanya.
3.    Amaterasu (Takachiho)
Menurut legenda agama asli Jepang, Shinto, dewi matahari Amaterasu menyembunyikan dirinya dalam sebuah gua karena berduka setelah saudara laki-lakinya yang liar, dewa badai Susanoo, mengamuk. Karenanya, Jepang tidak disinari matahari sampai para dewa yang lain bekerja sama untuk memancingnya keluar gua dengan menari secara penuh suka ria dan meriah.
Takachiho adalah lokasi dari gua legendaris tempat dewi matahari kembali muncul dan tidak sulit untuk dilihat bagaimana wilayah ini, dengan lembah, sungai, air terjun, dan hutan yang belum terjamah mungkin merupakan tempat terjadinya salah satu mitos paling penting dalam pembentukan Jepang. Tiap malam di Kuil Takachiho, pengulangan kisah mitos dalam bentuk tarian yang dinamakan “yokagura” diperlihatkan kepada para pengunjung. Gua itu sendiri tidak dapat dimasuki karena sakral, tetapi para pengunjung dapat melihat gua itu dari lokasi pengamatan dengan menghubungi staf pada Kuil Amanoiwato.
4.    Sai no Kawara (Gunung Osore)
Dalam pengajaran Buddha Jepang yang telah turun temurun selama beberapa abad, jiwa dari anak-anak yang meninggal secara prematur dimasukkan ke dalam semacam tempat yang disebut Sai no Kawara, yang terletak di dasar sungai di akhirat dan berlokasi di pintu masuk Neraka. Agar mereka punya cukup pahala agar dapat keluar, anak-anak itu ditugaskan untuk membangun menara kerikil yang berbentuk seperti pagoda kecil namun para gergasi menakutkan mengusir mereka dan menghancurkan hasil kerjanya. Namun, Jizo, seorang bodhisatwa dan pelindung anak-anak, menolong mereka mengawasi para anak-anak malang itu saat mereka mencoba kembali.
Sebenarnya ada beberapa tempat di Jepang yang diklaim sebagai tempat terjadinya kisah ini dengan kata lain, sebagai tempat pintu masuk ke Neraka. Gunung Osore, yang berarti Gunung yang Menakutkan, benar-benar mencerminkan gambaran ini dan merupakan satu dari tiga gunung paling sakral di Jepang. Aktivitas vulkanis di wilayah itu memberikan bentang alam yang tajam dan liang-liang uap serta kolam-kolam gelembung tersebar di seluruh wilayah. Gunung ini juga merupakan lokasi ziarah bagi para orang tua yang berduka atas kematian anaknya, dan mereka meninggalkan kincir mainan berwarna-warni dan membangun menara-menara batu kecil dalam doa mereka kepada Jizo.
5.    Legenda Hagoromo (Hutan Pinus Miho)
Legenda Hagoromo mengisahkan seorang nelayan yang menemukan sebuah hagoromo (jubah bulu) yang amat indah saat sedang mencari ikan. Saat mengambilnya, tiba-tiba muncul seorang bidadari dan memintanya untuk dikembalikan, jika tidak maka bidadari itu tak dapat kembali ke surga. Nelayan itu memintanya untuk menari tarian surga; bidadari itu memakai jubah bulu burungnya dan menari begitu indahnya sehingga nelayan itu tetap terpaku terpana saat bidadari itu terbang perlahan-lahan kembali ke rumahnya di surga.
Seperti banyak kisah rakyat di Jepang, ada beberapa tempat di Jepang yang dianggap sebagai tempat terjadinya kisah Legenda Hagoromo. Namun, yang dapat dianggap paling terkenal dari tempat-tempat tersebut adalah Hutan Pinus Miho di Perfektur Shizuoka, di mana sebentang pohon pinus hitam menciptakan kontras yang tajam dengan laut, sehingga membentuk bingkai pemandangan yang luar biasa bagi Gunung Fuji. Tidak sulit untuk membayangkan seorang bidadari naik melayang ke langit dari pemandangan semacam itu, yang telah memberi ilham banyak penyair dan seniman selama berabad-abad. Di lokasi ini terdapat sebuah pohon pinus tua yang dikatakan merupakan pohon yang digunakan oleh bidadari itu untuk menggantung jubahnya dan juga tempat sebuah kuil yang dikatakan menyimpan sisa-sisa dari jubah itu. Tiap Oktober, dilakukan sendratari noh berdasarkan kisah tersebut, dimainkan di malam hari dengan cahaya api.
Source : travel.rakuten.co.id, Japan Course (@ine0489k)