Nih mimin posting
artikel menarik yang mimin temukan di Travel Rakuten…
Jepang amat kaya
dengan berbagai legenda dan cerita rakyat, sebagian di antaranya terkait dengan
tempat yang benar-benar ada. Berikut adalah sebagian tempat yang terkenal dan
sudah pasti sangat menarik untuk dikunjungi!
1.
Legenda Kappa (Tono, Iwate)
Kappa
adalah makhluk mitologis Jepang yang paling khas, dan legenda menyangkut kappa
dapat ditemukan di seluruh penjuru Jepang, namun legenda yang berkaitan dengan
kappa menjadi populer ke seluruh Jepang mungkin berkat kota kecil Tono yang
tenang di Perfektur Iwate. Kunio Yanagita, salah satu folkloris paling
terkemuka di Jepang, mengumpulkan tradisi lisan di Tono dan menerbitkannya
dengan judul Kisah-Kisah Tono pada tahun 1912. Selain kappa, kisah-kisah yang
menceritakan berbagai macam fenomena yang seram dapat dibaca dalam antologi
tersebut, yang sejak itu memberi Tono reputasi sebagai “Kota Cerita Rakyat”
Jepang.
Syukurlah,
bentang alam di Tono tetap mempertahankan banyak dari daya pikat penuh
teka-teki seperti yang disebutkan dalam buku kisah tersebut. Salah satu tempat
yang cukup terkenal adalah sungai kecil di samping kuil yang dianggap dihuni
oleh satu kappa yang nakal, dedemit air yang amat suka pada timun dan daging.
Sumber kekuatan kappa dikatakan berasal dari air yang mengisi cekungan seperti
mangkuk di atas ubun-ubunnya. Namun, apabila Anda sampai bertemu dengan kappa,
Anda tinggal membungkuk kepadanya. Dedemit yang amat sopan ini akan membalas
membungkuk dan akan kehilangan kekuatannya karena air yang ada di mangkuk
kepalanya tumpah.
2.
Momotaro (Okayama dan Megijima)
Sekalipun
lokasi asal untuk salah satu kisah rakyat paling dicintai di Jepang, yakni
Momotaro, masih diperdebatkan, tetapi sering dikaitkan dengan Perfektur
Okayama, di mana “Si Bocah Persik” itu dianggap sebagai pahlawan setempat dan
terdapat banyak referensi terhadap legenda tersebut. Pulau gergasi tempat
terjadinya pertempuran yang menentukan diperkirakan adalah Pulau Megijima di
Perfektur Kagawa, tak jauh dari sana. Di pulau itu ada banyak gua yang dapat
menjadi tempat sembunyi yang sempurna bagi para gergasi yang takut pada
Momotaro.
Menurut
kisahnya, sepasang suami istri yang sudah renta namun ingin punya anak
menemukan satu buah persik raksasa mengapung di sungai. Secara ajaib, seorang
anak kecil melompat keluar dari persik itu dan pasangan itu langsung
mengambilnya sebagai anak mereka, memberinya nama Momotaro. Suatu hari, anak
itu pergi dari rumah untuk melawan sejumlah gergasi yang telah meneror wilayah
itu, dan dia memperoleh sahabat seekor anjing, seekor kera, dan seekor burung
pegar dalam perjalanannya. Pada akhirnya, dia bertempur dengan para gergasi di
benteng mereka di pulau dan menang, dan setelahnya dia pulang ke rumah orang tuanya
dan hidup bahagia selama-lamanya.
3.
Amaterasu (Takachiho)
Menurut
legenda agama asli Jepang, Shinto, dewi matahari Amaterasu menyembunyikan
dirinya dalam sebuah gua karena berduka setelah saudara laki-lakinya yang liar,
dewa badai Susanoo, mengamuk. Karenanya, Jepang tidak disinari matahari sampai
para dewa yang lain bekerja sama untuk memancingnya keluar gua dengan menari
secara penuh suka ria dan meriah.
Takachiho
adalah lokasi dari gua legendaris tempat dewi matahari kembali muncul dan tidak
sulit untuk dilihat bagaimana wilayah ini, dengan lembah, sungai, air terjun,
dan hutan yang belum terjamah mungkin merupakan tempat terjadinya salah satu
mitos paling penting dalam pembentukan Jepang. Tiap malam di Kuil Takachiho,
pengulangan kisah mitos dalam bentuk tarian yang dinamakan “yokagura”
diperlihatkan kepada para pengunjung. Gua itu sendiri tidak dapat dimasuki
karena sakral, tetapi para pengunjung dapat melihat gua itu dari lokasi
pengamatan dengan menghubungi staf pada Kuil Amanoiwato.
4.
Sai no Kawara (Gunung Osore)
Dalam
pengajaran Buddha Jepang yang telah turun temurun selama beberapa abad, jiwa
dari anak-anak yang meninggal secara prematur dimasukkan ke dalam semacam
tempat yang disebut Sai no Kawara, yang terletak di dasar sungai di akhirat dan
berlokasi di pintu masuk Neraka. Agar mereka punya cukup pahala agar dapat
keluar, anak-anak itu ditugaskan untuk membangun menara kerikil yang berbentuk
seperti pagoda kecil namun para gergasi menakutkan mengusir mereka dan
menghancurkan hasil kerjanya. Namun, Jizo, seorang bodhisatwa dan pelindung
anak-anak, menolong mereka mengawasi para anak-anak malang itu saat mereka
mencoba kembali.
Sebenarnya
ada beberapa tempat di Jepang yang diklaim sebagai tempat terjadinya kisah ini
dengan kata lain, sebagai tempat pintu masuk ke Neraka. Gunung Osore, yang berarti
Gunung yang Menakutkan, benar-benar mencerminkan gambaran ini dan merupakan
satu dari tiga gunung paling sakral di Jepang. Aktivitas vulkanis di wilayah
itu memberikan bentang alam yang tajam dan liang-liang uap serta kolam-kolam
gelembung tersebar di seluruh wilayah. Gunung ini juga merupakan lokasi ziarah
bagi para orang tua yang berduka atas kematian anaknya, dan mereka meninggalkan
kincir mainan berwarna-warni dan membangun menara-menara batu kecil dalam doa
mereka kepada Jizo.
5.
Legenda Hagoromo (Hutan Pinus Miho)
Legenda
Hagoromo mengisahkan seorang nelayan yang menemukan sebuah hagoromo (jubah
bulu) yang amat indah saat sedang mencari ikan. Saat mengambilnya, tiba-tiba
muncul seorang bidadari dan memintanya untuk dikembalikan, jika tidak maka
bidadari itu tak dapat kembali ke surga. Nelayan itu memintanya untuk menari
tarian surga; bidadari itu memakai jubah bulu burungnya dan menari begitu
indahnya sehingga nelayan itu tetap terpaku terpana saat bidadari itu terbang
perlahan-lahan kembali ke rumahnya di surga.
Seperti
banyak kisah rakyat di Jepang, ada beberapa tempat di Jepang yang dianggap
sebagai tempat terjadinya kisah Legenda Hagoromo. Namun, yang dapat dianggap
paling terkenal dari tempat-tempat tersebut adalah Hutan Pinus Miho di
Perfektur Shizuoka, di mana sebentang pohon pinus hitam menciptakan kontras
yang tajam dengan laut, sehingga membentuk bingkai pemandangan yang luar biasa
bagi Gunung Fuji. Tidak sulit untuk membayangkan seorang bidadari naik melayang
ke langit dari pemandangan semacam itu, yang telah memberi ilham banyak penyair
dan seniman selama berabad-abad. Di lokasi ini terdapat sebuah pohon pinus tua
yang dikatakan merupakan pohon yang digunakan oleh bidadari itu untuk
menggantung jubahnya dan juga tempat sebuah kuil yang dikatakan menyimpan
sisa-sisa dari jubah itu. Tiap Oktober, dilakukan sendratari noh berdasarkan
kisah tersebut, dimainkan di malam hari dengan cahaya api.
Source
: travel.rakuten.co.id, Japan Course (@ine0489k)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar