Minggu, 28 Oktober 2018

5 Alasan Kenapa Kamu Harus Berkunjung Ke Jepang



Kehidupan modern di Jepang, tak menyurutkan masyarakatnya sedikitpun untuk meninggalkan budaya aslinya. Itulah mengapa Jepang selalu memiliki daya Tarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan. Selain terkenal dengan budayanya yang sangat kental, Jepang juga terkenal dengan kecanggihannya menciptakan temuan-temuan baru dalam bidang teknologi.
Tak sedikit orang yang bermimpi untuk pergi ke Jepang sekedar untuk berlibur ataupun serius untuk melanjutkan studi. Tak hanya itu, Jepang memang memiliki banyak tempat wisata yang luar biasa bagus yang sebagian besar tempat wisata di Jepang adalah peninggalan budaya dari para leluhur. Berikut ini adalah 5 alasan orang tertarik untuk berlibur ke Jepang. Apakah alasan kalian adalah salah satu dari alasan berikut ini?
·   Budaya Jepang Terjaga Hingga Kini dan Menarik untuk Digali
Kebudayaan di Jepang masih tetap lestari, walaupun negaranya sudah berubah menjadi negara yang sangat modern. Tak sedikit masyarakat di Jepang tetap patuh dengan budaya yang diwariskan oleh para leluhur terdahulu. Misalnya saja dalam perayaan Hanami, masyarakat Jepang mau dan rela memakai pakaian tradisional seperti kimono untuk menghadiri perayaan tersebut.
Jika kalian berlibur ke Jepang tepat disaat banyak acara perayaan-perayaan, kalian bisa melihat secara langsung kecintaan masyarakat Jepang pada budayanya sendiri. Mereka dengan bangganya menunjukkan identitas budayanya sendiri. Kalian bisa lihat sendiri, rumah-rumah tradisional yang tertata rapih dan suasananya yang damai. Jangan menunda-nunda lagi niat kalian untuk pergi ke Jepang. Yuk, segera persiapkan tiket pesawatnya!
·   Keindahan Alam dan Budaya Saling Berdampingan dengan Damai
Salah satu tempat yang bisa kalian kunjungi adalah Hokkaido. Hokkaido memang terkenal dengan keindahan alamnya, bahkan masyarakat Jepang sendiri menyebutnya sebagai “kota bukit”. Ini sesuai dengan namanya, pemandangan di daerah ini memang didominasi dengan perbukitan yang sangat indah.
Tak hanya di Hokkaido, kalian bisa mengunjungi berbagai pedesaan sisa peninggalan zaman edo di Jepang. Di pedesaan itulah kalian bisa dengan jelas melihat keindahan alam serta budaya berdampingan secara damai. Siap-siap kalian akan semakin jatuh cinta dengan Jepang.
·   Surganya Kuliner Lezat
Jepang surganya kuliner lezat? Ya, betul sekali! Kuliner di Jepang memang berhasil memikat para wisatawan yang datang dari seluruh dunia. Tempat yang sering menjadi incaran para wisatawan tak lain adalah Tokyo. Karena di Tokyo inilah kuliner-kuliner lezat dan unik ini berasal. Kalian bisa menemukan beragam kuliner lezat dan lucu di Tokyo. Seperti donat lucu berbentuk tokoh kartun hingga mencoba lezatnya Tokyo Banana. Tak hanya variasi makanannya yang lucu-lucu, ternyata jajanan tradisional Jepang pun rasanya lezat-lezat.
·   Banyak Destinasi Wisata yang Seru
Jepang memang terkenal memiliki tempat wisata lucu-lucu dan menarik, seperti salah satunya adalah Disneyland, Tokyo Disney Sea, hingga Universal Studio di Osaka. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang mengincar Negara Sakura ini sebagai tempat berlibur, selain budayanya yang sangat menarik untuk dilihat.
·   Surganya Eletronik Canggih dan Murah
Bukan Jepang jika segala sesuatunya serba canggih dan modern. Di Negara ini banyak sekali elektronik yang super canggih dan harganya cukup murah jika dibandingkan dengan negara lain. Bagi kalian pecinta gadget super keren dan terbaru, kalian bisa memuaskan hobi kalian di negara ini untuk berbelanja elektronik atau pun gadget-gadget canggih.

Source : http://blog.reservasi.com/5-alasan-orang-tertarik-untuk-berlibur-ke-jepang/

Rabu, 24 Oktober 2018

Macam-macam Perayaan dan Festival Jepang di Bulan Agustus, September dan Oktober


Bulan Agustus
·   Tanggal 2 sampai 7
Festival Nebuta Aomori, di Aomori, Prefektur Aomori dan lokasi lainnya
Kereta hias sampai seberat 4 ton melewati jalan-jalan, memamerkan nebuta besar bercahaya, yang merupakan gambar yang terbuat dari kertas Jepang. Para penari yang bersemangat yang disebut haneto bergoyang seperti ombak di sekeliling kereta. Kegembiraan yang disebabkan oleh kereta dan haneto, terdapat sampai 200.000 penari di sepanjang karnaval selama enam hari, sangat mengagumkan. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·   Tanggal 5 sampai 7
Festival Lentera Akita Kanto, di Akita, Prefektur Akita
Beratus-ratus lentera kertas choochin direntangkan di sepanjang struktur bambu panjang yang tingginya lebih dari 10 meter dipamerkan melalui kota di malam hari. Para pria menyeimbangkannya di paha atau bahu mereka adalah pemandangan yang benar-benar harus dilihat. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·   Tanggal 9 sampai 12
Festival Yosakoi, di Kochi, Prefektur Kochi
Festival Yosakoi pertama kali diadakan di Kochi tahun 1954 untuk menolong kota ini keluar dari resesi dan merangsang ekonomi lokal. Kini, festival yang serupa diadakan di banyak bagian negeri ini. Di Kochi, sekumpulan anak muda yang bergabung, membuat festival ini menjadi karnaval rock and roll, samba dan kegembiraan lainnya. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·   Pertengahan Agustus
Tarian Awa Odori, di Tokushima, Prefektur Tokushima dan lokasi lainnya
Mulai tanggal 12 sampai 15 Agustus, band o-hayashi yang bersemangat memainkan musik untuk Tarian Awa Odori. Lautan penari bergerak dengan berpakaian hampir seperti parade menuruni jalan-jalan utama Tokushima. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·   Tanggal 13 sampai 18
Bon Odori Higashima Onsen, di Aizu Wakamatsu, Prefektur Fukushima
Sungai Yugawa mengalir melalui Higashima Spa, sebuah resort permandian air panas. Untuk festival o-bon, menara berwarna-warni didirikan di sungai yang dangkal. Para wisatawan, calon geisha dan yang lainnya menari sepanjang malam, bergerak mengelilingi menara sesuai dengan irama musik dan lagu rakyat. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·   Tanggal 15
Festival Lentera Yamaga Toro, di Yamaga, Prefektur Kumamoto
Sekitar seribu wanita, dengan lentera sepuhan yang dihias dengan indah di kepala mereka, menampilkan tarian bon odori yang elegan dan membawa para penonton menuju dunia ilusi. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·   Tanggal 16
Go-zan no Okuri-bi, di Kyoto, Prefektur Kyoto
Setelah matahari terbenam pada tanggal 16, lima buah gunung di sekitar Kyoto dinyalakan dengan api unggun yang spektakuler untuk mengucapkan selamat jalan pada roh nenek moyang. Konfigurasi api unggun bervariasi, termasuk karakter kanji dan sebuah perahu. Yang paling spektakuler adalah yang terdapat di Gunung Daimonji. Di sana, bahan tanaman yang akan dibakar diatur dalam bentuk karakter kanji Dai, yang artinya, “besar/raya”. Sebutan lainnya untuk peristiwa ini adalah Dai-monji yaki (membakar kanji “Dai”). (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·   Tanggal 24
Festival Jizo Bon, di Kyoto, Prefektur Kyoto
Acara o-bon di Kyoto berhubungan dengan patung Jizo, seharusnya berjumlah 5.000. Dewa Jizo dikatakan melindungi anak-anak dari kejahatan, sehingga banyak dari kegiatannya berkisar di sekitar anak muda. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Bulan September
·   Tanggal 1 sampai 3
Festival Kaze no Bon di Yatsuo machi, Prefektur Toyama
Kaze berarti angin, dan bon berarti festival o-bon. Festival untuk menghindari kerusakan akibat angin diadakan di Jepang pada hari yang disebut ni hyaku toka. Ini adalah salah satu yang paling menarik. Nada yang menyedihkan dan shamisen, drum taiko dan kokyu (biola Cina) berpadu untuk mengiringi tarian indah yang berlangsung sepanjang malam dan menciptakan unsur yang misterius. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·   Tanggal 9
Choyo no Sekku
Salah satu dari lima festival musiman sekku yang aslinya dari Cina. Festival ini diadakan pada hari ke-9 di bulan ke-9, keduanya angka ganjil, membuat hari ini sangat menguntungkan. Hari tersebut juga disebut Kiku no Sekku (Festival Krisan), karena tradisi orang Cina yang minum anggur krisan pada festival ini untuk mengusir roh jahat. Bahkan kini ada kebiasaan untuk pameran dan menikmati bunga krisan di saat ini. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·   Tanggal 18 (tahun 2005) (kalender kuno: 15 Agustus)
Jugoya, berkumpul bersama untuk menikmati pemandangan bulan
Tanggal 15 malam dari bulan ke-8 (kalender kuno) semestinya adalah saat bulan paling indah dalam setahun. Pada malam ini, orang-orang akan mengadakan pesta menikmati bulan, makan kue-kue seperti kue dango dan taro, minum sake, dan merayakan datangnya musim gugur. Dekorasinya termasuk tanaman yang dipotong melambangkan musim gugur, seperti susuki (rumput pampas Jepang). Di beberapa distrik, waktu ini juga adalah waktu untuk mengadakan festival terima kasih untuk panen yang baik, atau untuk menghormati saudara yang telah meninggal di kuburan mereka. Persembahan yang lezat untuk leluhur mungkin dicuri oleh anak-anak, dan merupakan kebiasaan untuk membuat lelucon tentang hal ini. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Bulan Oktober
·   Tanggal 7 dan 9
Festival Nagasaki Kunchi, di Kuil Suwa di Nagasaki, Prefektur Nagasaki
Festival ini ditetapkan sebagai aset budaya rakyat penting yang tidak berbentuk benda. Karnaval yang mengagumkan ini menarik perhatian wisatawan dari seluruh Jepang. Para anggota jemaat kuil berpartisipasi dalam penampilan yang eksotis yang termasuk tarian naga bergaya Cina yang disebut Ja Odori. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·   Tanggal 15 dan 17
Festival Kanname, di Kuil Ise, Ise, Prefektur Mie
Pendeta Shinto mempersembahkan beras yang baru dipanen kepada para dewa dalam sebuah upacara untuk berterima kasih atas panen yang baik. Upacara Shinto yang paling penting di kuil besar ini. Penduduk setempat juga mempersembahkan beras panen pertama di kuil ini, dan menampilkan upacara hatsu ho hiki (contoh beras pertama) untuk rasa terima kasih mereka atas karunia alam. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Source : http://meita-seputarjepang.blogspot.co.id/2008/05/macam-macam-perayaan-dan-festival-di.html?m=1

Jumat, 05 Oktober 2018

Macam-macam Perayaan dan Festival Jepang di Bulan Mei, Juni dan Juli


Bulan Mei
·    Tanggal 3 dan 4
Festival Hataka dan Dontaku, di Fukuoka, Prefektur Fukuoka
Mungkin festival terbaik di Fukuoka, kota terbesar di Kyushu. Para peserta berdandan dengan berbagai jenis kostum yang menarik, dan berparade di sekeliling kota sambil membuat keributan dengan memukul Shamoji (sendok besar kayu yang digunakan untuk menyendok nasi). Ada tarian tradisional di daerah umum yang terbuka di kota. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·    Tanggal 5
Kodomo no Hi (Tango no Sekku, Hari Anak, hari libur Nasional)
Bendera berbentuk ikan koi “berenang” di udara, memperlihatkan birunya langit di awal bulan Mei. Keluarga menghias langit di atas rumah mereka dengan bendera-bendera seperti kaus kaki angin ini untuk merayakan Tango no Sekku (Hari Anak-anak, 5 Mei), dan untuk mengharapkan kesuksesan dan kesehatan yang baik untuk anak laki-laki di rumah. Ikan koi besar berwarna hitam (ma-goi) melambangkan ayah, yang berukuran sedang berwarna merah (hi-goi) ibunya, dan yang kecil melambangkan anak laki-laki. Bendera lima warna melambangkan rumah, dan semuanya berarti keluarga bahagia. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·    Tanggal 14 dan 16
Festival Besar Kuil Izumo Taisha, di Kuil Izumo, Izumo, Prefektur Shimane
Sejak jaman dahulu dikatakan bahwa para dewa tinggal di Izumo, sebuah pemukiman tua dekat Laut Jepang di daerah yang sekarang dikenal sebagai Prefektur Shimane, di daerah Chugoku. Festival ini untuk menghormati Okuninushi no kami, dewa perkawinan. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·    Tanggal 15
Festival Aoi, berpusat di Kuil Kamigamo dan Shimogamo di Kyoto, Prefektur Kyoto.
Festival Aoi, yang berkisar di sekeliling dua kuil Shinto di Kyoto, telah dirayakan selama lebih dari seribu tahun. Pada tanggal 15 Mei setiap tahun, lebih dari 500 orang mengenakan kostum tradisional dari jaman Heian (794-1185) berangkat dari Istana Kaisar Kyoto dengan menaiki kuda, dengan kereta yang ditarik oleh lembu, dan memikul tempat suci yang dapat dibawa. Mereka berparade di sepanjang jalan-jalan dan mengunjungi dua tempat suci, Shimogamo dan Kamigamo. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·    Hari Jumat sampai Minggu pertama setelah tanggal 15
Festival Sanja, di Kuil Asakusa, Taitoku, Tokyo
Diselenggarakan di kota pada distrik Asakusa, yang dikenal sebagai bekas daerah kelas pekerja tradisional. Mungkin festival di Tokyo yang paling menyenangkan, sekumpulan orang berparade sambil memikul tempat suci yang dapat dibawa. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Bulan Juni
·    Hari Sabtu dan Minggu pertama
Festival Weston di Kamikochi
Walter Weston adalah misionari dan pendaki gunung alpen dari Inggris. Festival ini untuk menghormati kesuksesannya dalam memperkenalkan Pegunungan Alpen Jepang kepada dunia melalui tulisannya. Festival ini juga merayakan dimulainya musim mendaki gunung di musim panas. Diselenggarakan di Kamikochi, di Prefektur Nagano. Jalan kecil di gunung yang dimulai dari sini menuju beberapa dari pendakian terbaik di Pegunungan Alpen Jepang. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·    Tanggal 10
Festival Jam Air di Kuil Omi, Otsu, Prefektur Shiga
Di Jepang, jam air pertama dibuat sekitar 1.300 tahun yang lalu sesuai permintaan dari Kaisar Tenchi. Festival ini yang merayakan tanggal pertama kalinya jam tersebut digunakan, dan diadakan pada hari ini, disebut Toki no Kinen bi (Hari untuk memperingati waktu). Festival kuil ini mengingat Kaisar Tenchi, yang mendirikan ibukotanya di daerah ini. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·    Akhir Mei sampai akhir Juni
Festival Iris Suigo Itako, di Itako, Prefektur Ibaraki
Kota Itako terletak di daerah yang lebih rendah dari Sungai Tone. Daerah ini mempunyai jaringan anak sungai yang sempit, dan daerah pinggir sungainya dihiasi dengan bunga iris yang mulai mekar pada akhir bulan Mei. Bunga iris berwarna ungu, kuning dan putih. Sekitar 1 juta tanaman dalam 500 jenis, tahan terhadap cuaca yang panas dan lembab di musim hujan dan menciptakan pemandangan seperti di kartu pos dengan kelopak bunga yang seringkali dipenuhi dengan titik-titik air hujan. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Bulan Juli
·    Tanggal 1 sampai 15
Festival Hakata Gion Yamagasa, di Fukuoka, Prefektur Fukuoka
Festival diadakan di sekitar Kuil Kushida di distrik Hakata dekat Fukuoka tengah. Di hari terakhir festival ini, para pria yang bersemangat mengenakan jaket happi berdesakan di jalan sambil mengusung kereta hias yang besar, memberikan banyak kesenangan pada masyarakat. Para penonton di sepanjang jalan memberikan dukungan dan semangat mereka dengan menyiramkan air pada para peserta. Di bagian lain kota, anda dapat melihat kereta hias dengan patung besar (tingginya 12 sampai 13 meter) yang menggambarkan karakter mulai dari cerita anak-anak dan pengetahuan militer. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·    Tanggal 7
Festival Tanabata
Dua kekasih di langit malam hari, sebenarnya, dua bintang yang dinamakan Hikoboshi (Altair) dan Princess Orihime (Vega), dapat menyeberangi Bimasakti hanya sekali dalam setahun untuk menghabiskan malam bersama, pada hari ke-7 di bulan ke-7. Atau begitulah, setidaknya, menurut legenda Cina kuno yang masuk ke Jepang pada jaman dahulu dan menjadi tercampur dengan cerita rakyat Jepang. Pertemuan di waktu malam sepasang kekasih ini adalah sebuah kesempatan untuk membuat beberapa permintaan ke surga. Permintaan di tulis pada bendera kertas warna warni dan diikat pada cabang bambu, yang kemudian dipasang vertikal untuk hiasan. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·    Tanggal 14
Festival Api Nachi no Hi, di Nachi Katsuuracho, Prefektur Wakayama
Festival api yang spektakuler ini diadakan di Kuil Kumano Nachi, yang terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 2004. Obor kayu pinus yang besar, masing-masing mempunyai berat sekitar 50 kg, menerangi jalan kecil menuju kuil. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·    Tanggal 19 (kira-kira)
Doyo no Ushi no Hi, sekitar hari terpanas dalam setahun
Pada kalender tradisional, Doyo no Ushi no Hi terjadi di sekitar periode terpanas dalam setahun. Kelembaban juga tinggi di pertengahan bulan Juli ini. Ini adalah saat untuk memelihara kesehatan secara khusus dengan makan makanan bergizi, dan menurut cerita rakyat, ikan lele bakar yang dibumbui saus teriyaki yang manis asin adalah makanan yang cocok. Ketika aroma dari makanan ini berhembus dari warung kaba-yaki yang kecil, Anda bisa melihat orang-orang mengantri untuk membelinya. Kebiasaan menyantap ikan lele pada pertengahan musim panas dimulai pada abad ke-18, yang dipromosikan oleh para pedagang yang ingin menjual hasil tangkapan hari itu. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·    Hari Sabtu terakhir bulan Juli
Festival Kembang Api Sungai Sumida, di Sumida-ku, Tokyo
Malam musim panas di Jepang adalah saat untuk kembang api. Festival Kembang Api Sungai Sumida, yang diselenggarakan pada hari Sabtu terakhir bulan Juli di sebuah distrik pemukiman tua dekat pusat Tokyo, telah menambah kesenangan musim panas sejak abad ke-18. Festival ini dilarang pada tahun 1960-an dan 70-an karena masalah keselamatan. Sungainya terpolusi dan rumah-rumah kayunya dianggap terlalu dekat satu sama lainnya. Tetapi pertunjukan ini diadakan kembali pada tahun 1978 dan sejak itu, ratusan dari ribuan orang datang untuk menikmatinya setiap tahun. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Source : http://meita-seputarjepang.blogspot.co.id/2008/05/macam-macam-perayaan-dan-festival-di.html?m=1

Kamis, 04 Oktober 2018

Nopperabou, Misteri Hantu Tanpa Wajah



Legenda hantu sepertinya memang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, hal tersebut pun terbukti dari banyaknya kisah-kisah legenda mengenai sosok hantu populer yang dipercaya sudah ada sejak jaman dulu. Salah satu bukti nyata dari legenda mistis adalah ritual-ritual gaib yang sudah dilakukan oleh para orang-orang tua dulu yang sampai sekarang ini masih sangat melekat di beberapa kalangan. Di tanah air sendiri genderuwo, wewe gombel hingga sosok hantu wanita sekaliber kuntilanak merupakan makhluk halus yang sangat melegenda akan teror mereka. Seperti halnya dengan legenda hantu tanpa wajah nopperabou di Jepang. Nopperabou merupakan makhluk gaib yang menjadi urban legend yang sangat mengerikan di Jepang, bahkan konon bagi siapa saja yang berhadapan dengan hantu tanpa wajah ini berdasarkan legenda maka dia akan mengalami hari yang sangat menyeramkan.
Legenda Nopperabou
Sebagai Negara yang juga kental dengan kebudayaan, Jepang pun tak terlepas dari kisah-kisah legenda tentang makhluk gaib. Salah satu legenda yang mengerikan di jepang adalah kisah tentang nopperabou. Nopperabou sering digambarkan sebagai hantu yang menyerupai manusia, memiliki dua tangan dan kaki serta memiliki setiap bagian tubuh wanita. Namun legendanya mengatakan jika makhluk gaib ini tidak memiliki mulut, telinga, hidung, mata sampai alis. Makhluk ini hanya memiliki struktur wajah tanpa memiliki bentuk yang nyata, seluruh permukaan wajahnya hanya di tutupi dengan kulit yang putih. Itulah kenapa legenda dari makhluk gaib ini pun sering disebut sebagai hantu tanpa wajah. Dari beberapa kisah, banyak kalangan yang percaya akan keberadaan hantu legendaris ini, bahkan konon hantu ini pun masih sering meneror sampai sekarang ini. Tidak hanya itu berdasarkan legenda hantu ini bisa saja berada disekitar masyarakat karena sikapnya yang memang suka meneror manusia. Beberapa kalangan percaya jika hantu ini adalah arwah seorang wanita yang tewas mengenaskan dengan wajahnya yang hancur. Menurut kisah legenda wanita tersebut dulunya adalah wanita yang sangat cantik, namun sikap dan perkataannya selalu menyakiti orang sekitarnya. Hingga suatu hari ia tertimpa musibah yang menyebabkan ia tewas dengan wajah yang tidak bisa dikenali.
Nopperabou dipercaya sangat suka mengganggu manusia dengan menampakkan wujudnya yang mengerikan, namun disebutkan jika hantu ini sama sekali tidak ingin mencelakai korbannya. Konon hantu ini menghuni sudut-sudut jalan yang sama sekali tidak pernah di jamah oleh manusia.
Teror Nopperabou
Legenda hantu nopperabou dimulai sekitar abad ke-17 yang lalu dan kisahnya pun masih sering diceritakan sampai sekarang ini. Kisah teror yang paling melegenda tentang hantu tanpa wajah ini adalah kisah teror yang dialami oleh seorang kakek tua. Konon menurut legenda sekitar abad 17 yang lalu seorang kakek. Suatu ketika pria tua tersebut hendak pulang ke rumahnya, namun di tengah perjalanan yang sunyi ia melihat seorang wanita yang sedang duduk di tepi jalan dan sedang menangis. Karena merasa kasihan pria tua tersebut menghampiri wanita muda tersebut (wah naluri prianya keluar). Menurut legenda yang banyak diceritakan disebut jika awalnya pria tua tersebut tidak merasa curiga dengan wanita ini, karena saat mendekat ia pun melihat sosok wanita yang normal. Namun, saat ia berbicara ia langsung dikejutkan karena wanita yang ia hampiri tidak memiliki wajah. Secara spontan konon kakek tersebut pun lari ketakutan, tapi sesampainya di rumah saat ia hendak bercerita pada istrinya yang ia lihat adalah nopperabou. Menurut legenda kakek tersebut sempat depresi selama satu minggu.
Berdasarkan legenda, hantu ini konon akan meneror siapa saja yang berani bercerita tentangnya, apalagi yang membaca, awas dia bisa ada di belakang kamu tepat tengah malam! Hihihi yang tidur sendiri hati2 yaaaa…

Source : Japan Course (@ine0489k)