Kamis, 01 November 2018

Mengenal Chanoyu, Upacara Minum Teh Ala Jepang


Ada yang sudah pernah melihat upacara minum teh Jepang? kalau tidak pernah melihat secara langsung, paling tidak cobalah melihat videonya lewat youtube maupun media lainnya untuk menambah wawasan pengetahuan kebudayaan Jepang.
Arti kata Chanoyu sebenarnya adalah “air panas untuk teh”. Namun kemudian berkembang lebih luas menjadi upacara minum teh dalam tradisi Jepang, dalam chanoyu setiap peserta diharapkan mengalami ketenangan. Karena chanoyu sendiri dianggap sebagai bagian dari meditasi untuk mendapatkan keseimbangan jiwa (ketenangan diri).
Dalam upacara ini, teh disiapkan oleh seorang ahli khusus dan disajikan untuk sekelompok kecil orang dengan tata cara tertentu. Istilah chanoyu sendiri bisa juga disebut chadou atau sadou. Untuk bisa menjadi ahli chanoyu, dibutuhkan pengetahuan mendalam tentang tipe teh, kimono, kaligrafi Jepang, ikebana dan berbagai pengetahuan tradisional lain. Itulah sebabnya tak sembarangan orang bisa menjadi ahli chanoyu, bahkan mungkin dibutuhkan proses belajar puluhan tahun. Dan bagi orang-orang yang ingin ikut ambil bagian dalam chanoyu pun diwajibkan memiliki pengetahuan etika yang berlaku dalam upacara ini. Hal ini tak mengherankan, karena chanoyu telah menjadi salah satu bagian paling penting dari tradisi Jepang.
Tradisi minum teh sendiri sudah dikenal bangsa Jepang sejak abad ke-9, dibawa oleh biksu Jepang Eichu yang saat itu baru kembali dari China. Di negeri asalnya, China, tradisi minum teh konon telah ada sejak sebelum peradaban Masehi dimulai. Sama seperti di China, kebiasaan minum teh di Jepang awalnya adalah untuk tujuan medis, namun kemudian berkembang menjadi kegemaran dan bahkan lalu menjadi tradisi yang unik.
Pada abad 12, jenis teh yang baru, Matcha, diperkenalkan oleh Eisai, seorang biksu Jepang yang juga baru kembali dari China. Teh hijau dalam bentuk bubuk ini awalnya digunakan untuk ritual keagamaan di biara Budha Zen. Matcha berasal dari tanaman yang serupa dengan teh hitam, namun tidak difermentasi, melainkan digiling hingga berbentuk tepung.
Pada abad 16 tradisi minum teh telah menyebar ke seluruh golongan masyarakat di Jepang. Figur yang paling dikenal dalam dunia chanoyu saat itu adalah Sen no Rikyu, yang mengajarkan konsep ichi-go-ichi-e, bahwa setiap pertemuan chanoyu harus dianggap berharga, karena hal itu tak dapat diulangi lagi. Prinsip yang dianutnya harmoni, penghormatan, kemurnian dan ketenangan tetap menjadi prinsip dasar chanoyu hingga saat ini.
Jika menuruti tradisi Jepang, chanoyu biasanya diadakan pada sebuah ruang tertentu yang disebut chasitsu (ruang teh). Terdapat 2 jenis chasitsu, yaitu sebuah bangunan tersendiri yang terdiri dari beberapa ruang (di Inggris juga memiliki tradisi minum teh, dikenal sebagai tea houses/rumah teh) atau ruangan yang berada dalam suatu bangunan namun dikhususkan untuk upacara minum teh (di Inggris dikenal sebagai tea rooms/ruang teh).
Chasitsu
Rumah teh biasanya berupa bangunan sederhana yang kecil, terbuat dari kayu. Letaknya di area yang terpisah pada bagian yang tenang. Namun pada masa kini biasanya terdapat di kebun atau taman.
Peralatan Chanoyu
Inilah beberapa tata cara meminum teh di Jepang :
1.  Seorang ahli Chanoyu menyiapkan teh dan memberikan cangkir kepada tamu (biasanya lelaki diberi cangkir yang simple dan wanita diberi cangkir bunga.
2.   Posisi duduk dengan dada tegap dan kaki dilipat ke belakang (bagi muslim seperti duduk diantara dua sujud).
3.  Sebelum menempelkan cangkir ke bibir, cangkir diletakkan di telapak tangan kiri dan tangan kanan harus memutar cangkir 180 derajat dalam tiga putaran. Jika kita lupa melakukan hal ini maka kita dianggap tidak sopan dan tuan rumah akan tersinggung. Karena gambar bunga-bunganya harus terlihat di depan sehingga tuan rumah mengetahui bahwa kita sangat menikmati teh tersebut.

Source :
http://nihongo-benkyoushimasu.blogspot.com/p/kebudayaa.html
https://japanesestation.com/yuk-belajar-tata-cara-minum-teh-di-jepang/ 

1 komentar: