Senin, 29 Januari 2018

Masih Mau Kerja di Jepang?

Pagi mina san,..
Sebelum ke sekolah, yuk baca ini sebentar,.. mimin share tentang kehidupan kerja di Jepang,..
Sudah semenjak awal kuliah saya mempunyai impian yang tinggi untuk hidup dan bekerja di Jepang. Keinginan ini sangat dipengaruhi oleh banyaknya drama Jepang yang saya tonton. Digambarkan kehidupan disana begitu damai penuh keteraturan, masyarakat yang ramah dan lingkungan yang bersih dan kemudahan fasilitas. Terbersit keinginan untuk mengais rejeki di negeri sakura itu di kemudian hari. Untuk mewujudkan hal itu mulai belajar bahasa jepang sampai rajin ikut kelas online saya lakukan. Sampai pada suatu saat saya membaca sebuah berita tentang kehidupan dunia kerja di Jepang. Sekonyong-koyong saya menjadi pesimis untuk kesana.
Tak bisa dipungkiri banyak dari kita, anak muda Indonesia selalu dan selalu membanggakan negeri Samurai, Jepang. apakah salah? tidak juga. memang harus kita akui kalo Jepang adalah negeri dengan segudang kehebatan, mulai dari teknologi, kedisiplinan, kreasi anime, sampai dunia sex! banyak juga dari kita yang mengandai-andai “seandainya saya bisa ke Jepang, sekolah di Jepang dan hidup di Jepang”, mulai sekarang bukalah mata anda dan apabila masih mau kesana kuatkan mental anda.
Setiap tahun terdapat jutaan mahasiswa yang bersorak gembira ketika mereka dinyatakan lulus dari universitas. Mereka senang karena jerih payah orang tua tidak sia-sia setelah mereka di wisuda mengenakan toga. Sayang sekali... mereka tidak sadar kalau mereka baru saja keluar dari “kandang anak kucing” dan masuk ke hutan belantara yang dipenuhi oleh singa, ular berbisa, mawar beracun, dan banyak lagi yang aneh-aneh. Menurut survey di Tokyo, orang-orang yang baru lulus kuliah cenderung mengalami tingkat stress yang lebih tinggi jika dibandingkan ketika mereka sedang menghadapi ujian terakhir di kampus. Kenapa mereka lebih stress? Karena mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan! Makin hari makin banyak darah segar yang bersaing ketat untuk mendapatkan pekerjaan. Dan ketika saingan semakin banyak, banyak pula yang rela di gaji rendah, kerja semakin larut, dan tingkat kesehatan yang semakin menurun.
Inilah dunia kerja Jepang yang sesungguhnya.
“Setiap hari saya hidup dengan kegelisahan yang mengerikan”, kata Ikezaki, seorang karyawan kontrak yang saat ini kerja dengan gaji ¥75.000/bulan (atau sekitar 7 juta rupiah per bulan). “Ketika saya berpikir tentang masa depan saya, saya jadi tidak bisa tidur di malam hari”.
Berdasarkan data dari pemerintah Jepang, terdapat lebih dari 10 juta orang yang hidup dengan penghasilan kurang dari standard normalnya Jepang yaitu ¥1.600.000/tahun (atau sekitar 155 juta rupiah per tahun).
Mungkin ini semua adalah akibat dari perusahaan-perusahaan Jepang yang lebih mementingkan keuntungan perusahaan dan memanfaatkan keluguan para pekerja baru (yang jelas-jelas tidak punya pilihan lain).
Terciptalah salaryman. Orang-orang yang hidup dengan gaji rendah, kerja setengah mati, tanpa uang lembur, dan tanpa kepastian peningkatan karir meskipun mereka telah bekerja puluhan tahun. Makanya jangan heran ketika kamu melihat banyak karyawan Jepang yang tertidur pulas di kereta ketika mereka menuju pulang ke rumah. Mereka terlalu lelah.
Karoshi artinya “mati di kerja” atau kematian karena stress pekerjaan. Halusnya berarti “meninggal karena setia dan mengabdi kepada perusahaan”. Kematiannya bisa karena kecelakaan di tempat kerja, kematian karena terlalu lelah (kesehatannya menurun jauh), ataupun karena bunuh diri karena stress kerja.
Saking seriusnya masalah ini, pemerintah Jepang telah mencoba berbagai cara untuk mengatasinya. Mulai dari menyediakan nomor telepon darurat untuk menerima keluh-kesah para salaryman, buku petunjuk untuk mengurangi stress, sampai mensahkan undang-undang yang memberikan sejumlah uang (asuransi) ke para janda dan anak-anak yang ditinggal mati karena karoshi.
Menurut data pemerintah, dari 2.207 kasus bunuh diri pada tahun 2007, 672-nya adalah karena pekerjaannya terlalu banyak. Kasus karoshi yang terkenal adalah kasus kematian Kenichi Uchino pada tahun 2002, seorang manager quality-control berusia 30 tahun yang bekerja di perusahaan otomotif terbesar di dunia, Toyota.
Kenichi dikabarkan bekerja lembur selama 80 jam setiap bulan selama 6 bulan lamanya tanpa dikasih uang lembur atau bonus tambahan apapun. Dia akhirnya jatuh pingsan di tempat kerjanya dan dilarikan ke rumah sakit, yang kemudian membawanya ke akhirat.
McDonald’s Jepang pun terkena masalah ini. Salah seorang manager restorannya jatuh sakit dan meninggal karena bekerja lembur tanpa bayaran apapun.
Mau gak mau, karena tekanan publik, Toyota dan McDonald’s akhirnya memutuskan akan memberikan uang lembur bagi yang ingin bekerja lembur dan menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih baik.
Para salaryman ini sebenarnya niatnya baik, yaitu ingin memajukan perusahaannya. Ditambah lagi dengan kebudayaan Jepang yang selalu menekankan disiplin tinggi, mereka berpikiran bahwa dengan bekerja lebih lama dan lebih keras daripada karyawan lain dan tanpa meminta bayaran apapun, boss mereka bisa memberikan posisi yang lebih baik. Tapi kenyataan, TIDAK!!
Bagaimana sih kehidupan seorang salaryman sehari-hari?
06:30 = bangun dari tempat tidur
07:30 = berangkat ke kantor (jalan kaki/naik sepeda/subway)
08:50 = harus tiba di kantor
09:00 = meeting pagi dengan supervisor
09:10 = mulai kerja
12:00 = makan siang (bento/kantin/restoran terdekat)
13:00 = mulai kerja lagi
17:00 = lembur dimulai (biasanya tanpa uang lembur)
20:30 = pesta nomikai (kalau ada)
21:30 = pulang ke rumah (jalan kaki/naik sepeda/subway)
22:30 = sampe rumah, nonton TV, baca koran
23:00 = tidur
Ulangi terus dari Senin-Jumat. Sabtu biasanya pulang lebih awal (kalau ada lembur, kerja seperti biasa). Minggu libur (kalau ada lembur, kerja seperti biasa).
Peraturan di kantor :
1.    Kalau atasan bilang bumi berbentuk kotak, maka bumi bentuknya kotak.
2.    Kalau dia berubah pikiran, maka bumi juga bentuknya berubah.
3.    Lupakan apa kata pelanggan. Boss adalah raja.
4.    Karyawan baru? Boss adalah Tuhan.
5.    Membungkuk. Membungkuk. Membungkuk.
Jadi, masihkah anda ingin bekerja di Jepang? Terserah anda.
Source : http://m.kaskus.co.id/thread/000000000000000017004785/eksotisme-dunia-kerja-di-jepang-masih-mau-kerja-di-jepang/, Japan Course (@ine0489k)

Jumat, 26 Januari 2018

Apa itu & Bagaimana Lengkap dan Praktisnya Jidouhanbaiki?

おはようございます...
Pernah dengar mesin penjual otomatis atau vending machine?
Kedengarannya memang sudah tak terlalu asing lagi dengan hal tersebut ya, apalagi saat ini kemajuan teknologi di dunia semakin bertambah modern saja. Kalau di Indonesia sendiri terutama di kota-kota besarnya, mungkin hanya ada beberapa mesin penjual otomatis dan sekedar menjual minuman saja. Tetapi, pernahkah Anda mengetahui ada banyak mesin penjual otomatis di Jepang yang sangat komplit?
Ya, tak bisa dipungkiri bahwa negara Jepang memang terlalu unggul dalam bidang teknologi dan inovasi modern-nya. Mereka justru tak pernah lelah berfikir bagaimana menciptakan sesuatu yang bisa dipakai sepraktis mungkin sehingga menghemat waktu dan tenaga. Tak terkecuali dengan Jidouhanbaiki? Apakah itu?
Jidouhanbaiki (自動販売機) atau yang sering disingkat dengan Jihanki (自販機) merupakan mesin penjual otomatis yang banyak terdapat di setiap sudut kota Jepang. Tentunya Anda yang baru pertama kali menginjakkan kaki di bumi Sakura, jangan shock ketika menemukan mesin Jihanki berderet di sepanjang jalanan kota Jepang.
Yang lebih mengejutkan justru Jihanki di Jepang tergolong komplit dan lengkap banget lho. Mulai dari rokok, minuman alias soft drink , es krim, snack, susu, bir, cup-noodle, koran, CD musik, batere kamera, payung, beras, tissue, peralatan mancing, bahkan hingga ke pakaian dalam. Cukup dengan memasukkan uang baik berupa lembaran 1000, 5000, 10.000 Yen atau bahkan berupa pecahan koin senilai 10, 100, 500 Yen maka siapa saja bisa memanfaatkan mesin tersebut. Pecahan koin terkecil yang bisa digunakan adalah senilai 10 Yen, sedangkan untuk pecahan koin bernilai 1 dan 5 Yen tidak bisa dipergunakan pada mesin penjual otomatis ini.
Lengkap dan Praktisnya Jidouhanbaiki
Uniknya lagi, Jihanki di Jepang bisa melayani pembelian dengan uang berlebih (dari harga barang yang dibeli) yang secara otomatis akan mengeluarkan uang kembalian beserta struknya. Sehingga selain tak perlu ngantri berlama-lama di kasir layaknya belanja di supermarket, belanja melalui Jihanki sangat efisien bukan? Harga barang yang ditawarkannya pun relatif lebih murah dibandingkan yang dijual di supermarket.
Ada juga Jihanki yang lebih modern, karena dibantu dengan sensor wajah dan meminta kartu identitas. Jihanki yang dimaksud berlaku pada penjualan rokok dan minuman keras. Pembeli yang kedapatan belum berusia 20 tahun, secara otomatis akan ditolak untuk membeli barang tersebut. Jadi meskipun Jihanki secara umum bisa digunakan oleh siapa saja hingga usia anak-anak, tapi khusus untuk penjualan rokok dan miras tetap dibatasi ya! Good Job!
Restoran-restoran cepat saji seperti Matsuya (resto gyudon terbesar di Jepang) dan beberapa tempat lainnya banyak juga yang memanfaatkan mesin penjual otomatis ini untuk menjual kupon makanan sesuai dengan menu yang diinginkan pembelinya. Sambil melihat menu dan memilih makanan yang diinginkan, kita tinggal memasukkan sejumlah uang dan memencet tombol di bawah menu tersebut. Kemudian kupon makanan akan keluar beserta uang kembaliannya. Setelah itu kita tinggal memilih tempat duduk sambil menyerahkan kupon tersebut kepada karyawan restorannya, dan menunggu makanan yang kita pesan datang.
Orang Jepang sepertinya tidak akan bisa lepas dari Jihanki karena kepraktisannya dan kekomplitan barang yang ditawarkan. Bahkan pada Jihanki khusus minuman, jenis minuman yang tersedia bisa disesuaikan dengan musim yang terjadi pada saat itu lho. Contohnya ketika musim panas, semua minuman yang ditampilkan hanya minuman dingin saja. Tetapi pada saat musim dingin tiba, mesin tersebut akan menjual minuman hangat. Mantap!
Tak tanggung-tanggung, biasanya Jihanki yang dekat dengan daerah yang menghasilkan peternakan pun ada yang khusus menjual telur bahkan daging segar melalui mesin otomatis ini lho! Ada juga Jihanki khusus sayuran segar, bunga, dan berbagai macam kebutuhan lainnya.
Wah, Jepang memang sudah sangat modern sekali ya! Semuanya serba praktis dan tanpa ribet. Yang perlu diacungi jempol dan perlu kita tiru adalah sikap warga masyarakatnya yang sangat berhati-hati alias tidak ceroboh saat menggunakan mesin Jihanki ini dan semuanya terawat dengan baik, sehingga meminimalisir tingkat kerusakan mesin tersebut! Subarashii!!
Source : Tensai Ice Breaking, Japan Course (@ine0489k)

Minggu, 21 Januari 2018

Menikmati Malam Romantis di “Kota Kanal” Otaru, Hokkaido

おはようございます...
Kali ini, mimin mau share artikel menarik tentang Hokkaido, yuk dibaca!
Kota Otaru berjarak 30 menit naik kereta atau satu jam naik bus dari Sapporo, Hokkaido. Sejak zaman dahulu kota ini terkenal sebagai kota pelabuhan. Jajaran kota indah dengan bangunan maupun kanal yang sudah ada sejak dulu masih tersisa hingga sekarang, banyak wisatawan yang berkunjung untuk melihat tempat ini.
Berkunjung pada siang hari pun kota ini terlihat elok, apalagi pada malam hari kota ini dihiasi oleh light up yang menarik, sehingga Anda bisa merasakan sensasi romantisnya.
Kanal Otaru terletak sangat dekat dengan Stasiun Otaru, hanya sekitar 8 menit berjalan kaki.
Pada awalnya, Pelabuhan Otaru dikembangkan sebagai pintu masuk Hokkaido. Asal mula dibuatnya Kanal Otaru bertujuan agar barang-barang dari kapal bisa langsung diangkut ke gudang, sehingga dibuatlah jalur air supaya kapal bisa masuk.
Sejak pertengahan abad ke-20 perlahan-lahan air di kanal ini mulai surut. Akhirnya, pada salah satu bagian sisi kanal ditutup dengan tanah. Separuh dari bagian tersebut dibuat menjadi jalanan dan separuhnya lagi dibuat jalan setapak sehingga menjadi jalan yang ada saat ini. Menjelang malam hari di sekitar jalan setapak sepanjang 1140 m ini akan dinyalakan 63 buah lampu gas, sehingga membuat suasananya menjadi terasa berbeda dengan di siang hari.
Di Kanal Otaru terdapat jembatan yang menghubungkan kedua tempat yang terpisah oleh aliran kanal. Dari atas jembatan Anda bisa melihat Kota Otaru hingga kejauhan. Tempat ini merupakan tempat terbaik untuk mengambil foto. Banyak para wisatawan yang mengambil foto kenang-kenangan di sini.
Jembatan ini juga seringkali dijadikan tempat foto pernikahan karena seringkali terlihat pasangan berbaju pengantin berfoto di sana.
Jika ada waktu luang cobalah untuk melihat Kota Otaru dari atas kanal sambil naik perahu, atau naik jinrikisha (kereta yang ditarik oleh manusia).
Silakan berjalan-jalan sesuka hati di Otaru sambil menikmati pemandangan Kanal Otaru yang dibungkus oleh cahaya lembut dari lampu gas.
Di tempat ini tidak hanya kanal, terdapat pula bangunan bersejarah berupa gudang yang terbuat dari batu di sepanjang kanal. Bangunan-bangunan tua ini sekarang digunakan sebagai tempat makan, restoran yang menyediakan bir lokal, dan lain-lain.
Anda bisa bebas berjalan-jalan di salah satu bagian dari situs rel kuno Jalur Temiya yang merupakan rel pertama di Hokkaido dan ditutup pada tahun 1985. Bagi Anda yang menyukai kereta, silahkan coba datang ke sini.
Berbagai bank yang pada saat itu mendukung perindustrian Otaru seperti Bank Nihon Ginko Kyu Cabang Otaru dan Bank Mitsui Cabang Otaru, bangunannya masih sama persis hingga sekarang. Bangunan ini sudah tidak dipakai lagi, namun Anda bisa melihat-lihat beberapa bangunan pada siang hari.
Otaru yang menghadap pantai terkenal sebagai surganya sushi. 200 m dari Kanal Otaru berjajar banyak toko sushi di Jalan Sushiya. Oleh karena menu dan harga dipajang di depan toko, Anda dapat makan di sini tanpa perlu khawatir dengan harga dan menu yang tersedia.
Selain sushi tempat ini juga terkenal dengan kerajinan gelasnya. Sejak dulu lampu minyak dan ukidama (alat memancing yang terbuat dari kaca) banyak diproduksi di Kota Otaru. Oleh karena itu, kerajinan kaca berkembang di daerah ini. Saat ini, banyak diproduksi kerajinan kaca berupa gelas, peralatan makan, vas bunga, dan alat-alat lainnya di Otaru.
Kami juga membeli vas bunga (tipe untuk satu tangkai) yang dibuat seperti model ukidama. Kami sangat menyukai vas ini, selain dapat merasakan kekhasan Otaru, ada juga kegunaannya.
Tidak hanya berbelanja kerajinan kaca, di toko-toko tertentu, Anda juga dapat membuat kerajinan kaca Anda sendiri. Oleh karena itu, bagi Anda yang ingin membuat kerajinan kaca sendiri, ada baiknya mencari tahu dan reservasi tempat sehari sebelum Anda pergi ke sini. Lalu, terdapat hal yang perlu Anda perhatikan. Terdapat banyak toko kerajinan kaca maupun toko oleh-oleh tutup lebih awal.
Silahkan mencoba menikmati Otaru di malam hari, melihat kota yang cantik sambil berbelanja, maupun makan makanan enak.
Source : https://matcha-jp.com/id/1471, Japan Course (@ine0489k)

Sabtu, 20 Januari 2018

Bento

Ohayou mina san,.. >//<
Sebelum ke sekolah, yukk baca ini sebentar,.. mimin mau share sedikit tentang bento,..
Bento adalah istilah dari Bahasa Jepang untuk makanan bekal yang biasanya berisi nasi, sayuran serta lauk pauk. Tapi kalau di negara kita mengenalnya nasi bungkus bukan bento...
Bento dikemas dalam suatu wadah makanan sehingga sangat praktis dibawa kemana mana dan cocok untuk bekal sarapan, makan siang saat sekolah maupun makan malam bagi yang sudah kerja bahkan cocok juga untuk bekal piknik.
Bento biasa disiapkan/disajikan untuk porsi satu orang walaupun arti luas bento itu sendiri adalah makanan bekal untuk banyak orang atau keluarga. Bento biasanya disiapkan ketika dirumah ketika akan bepergian namun ada juga toko toko yang menyediakan bento dengan berbagai pilihan makanan, jadi kalau malas atau tidak sempat membuat bekal bisa tinggal beli saja.
Di Jepang, Bento sendiri memiliki unsur seni di dalamnya dimana warna makanan, lauk pauk harus ditata dan diatur sedemikian rupa sehingga dapat menggugah selera ketika kita melihatnya nafsu makan kita jadi bertambah. Jadi ibu rumah tangga disana dituntut untuk memiliki kreatifitas yang tinggi dalam menyusun bento atau bekal makanan.
Bento ditata dalam wadah kayu berbentuk kotak, wadah plastik, nampan maupun wadah roti.
Nahh, itu sedikit dari mimin.. bento yang mana nih yang akan kalian bawa ke sekolah,.. :3
Selamat beraktifitas., semoga hari kalian menyenangkan,.. ^_^
Source : http://arisastia.blogspot.co.id/2010/10/bento-adalah-istilah-dari-bahasa-jepang.html, Japan Course (@ine0489k)

Sabtu, 13 Januari 2018

Macam-macam Perayaan dan Festival Jepang di Bulan Januari

·   Tanggal 1
Ganjitsu (Tahun Baru/元日 )
Waktunya untuk menyantap O-sechi Ryori. O-sechi Ryori adalah makanan khusus yang dipersiapkan untuk tiga hari pertama di Tahun Baru (hari-hari ini disebut san-ga-nichi). Makanan yang indah ini dipersiapkan sebelumnya. Setelah itu, hanya perlu sedikit memasak selama liburan, sehingga metode persiapan dan bahan-bahan dipilih untuk memastikan semuanya tetap segar selama tiga hari. Secara tradisional, setiap masakan melambangkan keinginan untuk kebahagiaan dan kesuksesan keluarga. Contohnya, kacang kedelai hitam rebus (mame) disajikan dengan harapan bahwa setiap orang akan menjalani kehidupan yang sehat (mame), dan telur ikan herring (kazu no ko, yang dapat diterjemahkan sebagai “banyak anak”) disantap dengan harapan agar keturunannya makmur. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·   Tanggal 1-3
Hatsu-mode (kunjungan pertama dalam tahun tersebut ke tempat suci atau kuil)
Hatsu-mode adalah kunjungan ke sebuah tempat suci atau kuil yang dilakukan di awal tahun baru untuk mengungkapkan permintaan tentang kesehatan anggota keluarga, kenaikan pangkat, kedamaian dunia, dll. Bertahun-tahun yang lalu, orang-orang biasanya pergi berkunjung pada malam Tahun Baru, ketika gong sedang berbunyi. Kini, pada umumnya kunjungan dilakukan pada salah satu hari di tiga hari pertama dalam tahun tersebut. Berjuta-juta orang mengunjungi kuil dan tempat suci yang terkenal, seperti Kuil Meiji (Tokyo), Kuil Naritasan Shinsho-ji (Chiba), Kuil Kawasaki Daishi (Kanagawa), Kuil Yasaka (Kyoto), dan Kuil Sumiyoshi (Osaka). (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·   Tanggal 2
Shin-nen Ippan Sanga (ucapan selamat Tahun Baru dari masyarakat kepada Keluarga Kaisar)
Lingkungan Istana Kekaisaran di Tokyo biasanya tertutup untuk masyarakat umum, tetapi pada tanggal 2 Januari setiap orang dapat masuk untuk memberikan ucapan selamat Tahun Baru kepada anggota Keluarga Kaisar, yang melambaikan tangan kepada masyarakat dari balkon istana yang menghadap Taman Timur. Baru setelah Perang Dunia II semua penduduk diberikan hak untuk mengunjungi lingkungan istana untuk tujuan ini. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·   Tanggal 11 (tanggal 4 atau 20 di beberapa daerah)
Kagami-biraki (memotong kue beras Tahun Baru)
Kue beras kagami-mochi bulat yang besar secara tradisional dipersembahkan kepada para dewa selama perayaan Tahun Baru, kemudian pada hari ini kue mochi tersebut dipotong menjadi potongan kecil dan dimakan dengan o-zoni (sup sayur) atau o-shiruko (sup kacang azuki). Pada waktu kue ini dipotong, Tahun Baru dianggap telah selesai. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·   Tanggal 15 (kira-kira)
Dondo-yaki
Hiasan Tahun Baru, seperti Kado-matsu (hiasan rangkaian tanaman) dan Shime-kazari (ornamen tali jerami), dibawa ke kuil setempat atau tempat lainnya dan dibakar. Menghangatkan diri di dekat apinya dikatakan dapat memberikan kesehatan yang baik dan kebahagiaan selama setahun. Upacara ini dilakukan di seluruh negeri. Acara pada Kuil Torigoe di Tokyo sangat terkenal. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
·   Hari Senin Kedua Bulan Januari
Seijin no Hi (Hari Usia Dewasa)
Di Jepang, orang-orang yang memperoleh hak untuk mengambil suara, minum alkohol dan merokok pada usia 20 tahun, ketika mereka secara resmi dinyatakan sebagai orang dewasa. Hari Usia Dewasa merayakan dimulainya masa dewasa untuk orang-orang yang akan berulang tahun ke-20 pada tahun tersebut. Pada upacara di kota-kota di seluruh negeri, para pemuda berpakaian jas kerja dan para wanita berpakaian kimono berwarna cerah berkumpul untuk mendengarkan pidato dan acara yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran terhadap status mereka sebagai orang dewasa. (Sumber : Nipponnia No. 34, 15 September 2005)
Source : http://meita-seputarjepang.blogspot.co.id/2008/05/macam-macam-perayaan-dan-festival-di.html?m=1, Japan Course (@ine0489k)