Bagaimana
bisa sebuah kampanye pemasaran restoran cepat saji berubah menjadi tradisi saat
Natal bagi jutaan orang?
Setiap
Natal, Ryohei Ando berkumpul bersama dengan keluarganya dalam sebuah tradisi liburan.
Seperti yang dilakukan ayahnya ketika dia masih kecil, dua anak-anaknya akan
merogoh ember berwarna merah dan putih dan mengambil potongan terbaik ayam
goreng yang bisa mereka temukan.
Ya,
ini merupakan kegembiraan Natal KFC bagi keluarga Ando. Mungkin tampaknya aneh
di luar Jepang, tetapi bagi keluarga Ando dan jutaan lainnya tidak akan pernah
membiarkan Natal berlalu tanpa Kentucky Fried Chicken. Setiap musim Natal
diperkirakan 3,6 juta keluarga Jepang mentraktir diri mereka sendiri ayam
goreng dari restoran cepat saji Amerika yang telah menjadi tradisi di seluruh
negeri.
“Anak-anak
saya, berpikir itu merupakan sesuatu yang wajar,” kata Ando, seorang yang
bekerja dibagian departemen pemasaran di perusahaan peralatan olahraga di
Tokyo, yang berusia 40 tahun.
Ketika
jutaan orang merayakan Natal dengan KFC, lainnya di Jepang mentraktir diri
mereka sendiri dengan liburan romantis mirip Hari Valentine, dan pasangan
menandai peristiwa itu dengan makan malam di restoran kelas atas. Bagi keluarga
Jepang yang lain, Natal diakui tetapi tidak dirayakan dengan cara yang khusus.
Tetapi
bagi mereka yang ingin ikut serta, ini tak semudah masuk ke restoran dan
memesan. Desember merupakan bulan yang sibuk bagi KFC di Jepang, penjualan
harian di sejumlah restoran selama periode Natal bisa meningkat 10 kali lipat
dari biasanya. Makan Malam spesial seringkali harus di pesan satu pekan
sebelumnya. Dan mereka yang tidak melakukannya seringkali harus mengantri
sampai berjam-jam.
Asal-usul
tradisi KFC di Jepang merupakan buntut dari promosi perusahaan bahwa “setiap
bisnis yang masuk ke Jepang seharusnya belajar.”
Menurut
juru bicara KFC Jepang Motoichi Nakatani, tradisi ini dimulai dari Takeshi
Okawara, manajer pertama KFC di negara ini. Sesaat setelah restoran ini dibuka
pada 1970, Okawara bangun di tengah malam dan menuliskan ide yang datang
melalui mimpi : sebuah “ember pesta” untuk dijual disaat Natal.
Okawara
memimpikan ide itu setelah mendengar sepasang warga asing di tokonya berbicara
mengenai bagaimana mereka merindukan makan kalkun di saat Natal, menurut
Nakatani. Okawara berharap makam malam ayam goreng saat Natal dapat menjadi
pengganti yang baik, dan kemudian dia mulai memasarkan “ember pesta” sebagai
cara untuk merayakan liburan.
Pada
1974, KFC melakukan rencana pemasaran nasional, dengan menyebutnya Kurisumasu
ni wa Kentakkii, atau Kentucky untuk Natal.
Upaya
itu dengan cepat melesat, begitu pula dengan karir Okawara yang merupakan
lulusan Harvard, naik menjadi presiden dan CEO dari Kentucky Fried Chicken
Jepang 1984-2002.
“Ini
mengisi kekosongan,” kata Rokka. “Tidak ada tradisi Natal di Jepang, dan ketika
KFC datang dan mengatakan, ini yang harus kamu lakukan pada saat Natal.”
Iklan
perusahaan untuk makanan Natal menggambarkan keluarga Jepang yang bahagia
berkumpul mengelilingi ember ayam goreng. Tetapi ini bukan sekedar bagian dada
dan paha ayam, sajian itu telah menjadi kotak makanan keluarga spesial yang
diisi dengan ayam, kue dan anggur.
Setelah
berpergian ke luar negeri, Ando menyadari bahwa negaranya mungkin satu-satunya
yang merayakan Natal dengan seember KFC. Tetapi bagi dia, dia melihat tradisi
itu lebih dari sebuah bentuk promosi perusahaan.
Bagi
Ando, dia tetap berencana untuk mendapatkan KFC untuk anak-anaknya pada tahun
ini. Tetapi dia mendatangi toko roti juga untuk membeli kue Natal. Di saat
malam Natal, keluarga akan berkumpul mengelilingi ember KFC, seperti yang
dilakukan Ando di masa kecil, dan seperti anak-anaknya akan melakukannya dengan
generasi yang mendatang.
“Ini
seperti sebuah simbol reuni keluarga,” kata Ando. “Ini bukan sekedar mengenai
ayam. Ini mengenai membuat keluarga berkumpul, dan hanya kebetulan ada ayam
yang menjadi bagian itu.”
Source
: http://www.bbc.com/indonesia/vert-cap-38375432