Yokohama yang merupakan pelabuhan
utama di Jepang ini mulai berkembang sejak abad ke-13 pada masa Keshogunan
Kamakura. Di sepanjang aliran Sungai Tsurumi dan Sungai Kashio merupakan daerah
pertanian dan daerah pantai Teluk Tokyo berkembang sebagai desa nelayan. Pada
abad ke-17, ketika Keshogunan Edo menjadikan Edo sebagai ibukota Jepang, Yokohama
menjadi kota transit di jalur Tokaido. Ketika itu, terdapat rumah-rumah
penginapan di tempat penghentian yang disebut dengan Kanagawa-juku,
Totsuka-juku dan juga Hodogaya-juku. Tempat penghentian yang paling ramai ialah
Kanagawa-juku karena dekat dengan pelabuhan Kanagawa yang super sibuk dengan
lalu lintas kapal dan barang di Teluk Edo.
Nama Yokohama sendiri berasal dari
nama desa nelayan yang bernama desa Yokohama yang berada di Distrik Kuraki,
Provinsi Musashi. Sampai akhir masa Edo, Yokohama merupakan desa kecil diatas
sebuah delta sungai yang penduduknya mayoritas sebagai petani dan nelayan.
Kemudian kedatangan Komodor Matthew Perry di Jepang bersama pasukan AS dan
meminta Jepang untuk membuka beberapa pelabuhan perdagangan. Dan akhirnya pada
tahun 1858, Yokohama pun dibuka untuk kapal-kapal AS.
Pada awal abad ke-20, Yokohama berubah
menjadi pelabuhan industri bersamaan dengan pengembangan kawasan industri
Keihin. Pelabuhan Yokohama pun berubah sebagai pintu masuk impor besi baja,
minyak bumi dan mesin-mesin. Dan dimasa sekarang Yokohama kemudian difungsikan
sebagai pelabuhan kontainer dan salah satu dari berbagai pelabuhan di Jepang
yang melayani ekspor-impor. Kota ini berusaha menjadi pusat dari
perusahaan-perusahaan besar, serta pusat riset dan teknologi. Kota Yokohama
termasuk dalam wilayah Kanto, Pulau Honshu, Prefektur Kanagawa, Jepang.
Source : jepang.panduanwisata.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar