Tokyo - Kaisar Jepang Akihito telah
mengumumkan niatnya untuk turun takhta. Peristiwa “langka” itu akan terjadi
dalam beberapa tahun mendatang.
Seperti dilansir media Jepang, NHK
dan dikutip BBC, Rabu (13/7/2016) Akihito yang telah berusia 82 tahun memiliki
masalah kesehatan dalam beberapa tahun terakhir. Ia dilaporkan tidak sanggup
lagi menjadi kaisar, bahkan jika tugas-tugas resminya dikurangi.
Akihito diketahui telah menjalani operasi
prostat pada 2003 lalu juga operasi bypass jantung pada 2012. Ia juga pernah
diopname karena pneumonia pada 2011. Kaisar Akihito telah memimpin Jepang
selama 27 tahun dan keputusannya untuk “pensiun” itu didukung oleh keluarga
termasuk putra mahkota, Pangeran Naruhito (56). Kaisar Akihito menjadi suksesor
sang ayah, Hirohito pada 1989 lalu.
Peristiwa turun takhtanya Kaisar
Akihito ini disebut langka karena tidak pernah terjadi sebelumnya di era Jepang
modern. Kokaku adalah kaisar terakhir yang melepas jabatannya pada 1817 atau
sekitar 200 tahun silam. Negeri Matahari Terbit di bawah kepemimpinan Kaisar
Akihito pada kurun waktu disebut Era Heisei yang diterjemahkan sebagai “mencapai
perdamaian” dalam kalender Jepang.
Akihito dikenal sebagai kaisar yang
telah membantu memodernisasi monarki Jepang, ia tercatat sebagai kaisar pertama
yang menikahi perempuan dari kalangan rakyat biasa. Kepemimpinannya dimulai
ketika negeri itu tengah berada di puncak kekuatan ekonomi setelah satu tahun
sebelumnya terjadi “bubble economy”.
Direktur Studi Asia di Temple
University, Jeff Kingston mengatakan peletakan takhta yang dilakukan Akihito
akan menjadi “guncangan” besar bagi Jepang, mengingat ia begitu dicintai
rakyatnya.
“Ini akan menjadi sesuatu yang luar
biasa mengingat kepopuleran Akihito, ia adalah suara rekonsiliasi dan pemecah
berbagai persoalan yang belum selesai pascaera sang ayah usai Perang Dunia II”,
ujar Kingston.
“Akihito telah melakukan lebih dari
yang dilakukan semua politisi di Jepang demi meningkatkan pengaruh Jepang di
kawasan, ia dikenal sebagai kaisar rakyat”, imbuhnya.
Dalam berbagai kunjungannya ke
sejumlah negara Asia, Kaisar Akihito tak segan melontarkan permintaan maafnya
atas nama sang ayah, menyusul agresi militer di masa lalu. Seperti halnya pada
1990, ia menyampaikan permohonan terkait atas kolonisasi Jepang atas Korea yang
dimulai pada 1910 sampai 1945.
Dua tahun berikutnya dalam
kunjungan bersejarah seorang Kaisar Jepang ke China, Akihito mengakui bahwa
negerinya telah “menimbulkan penderitaan besar” kepada Negeri Tirai Bambu di
paruh pertama Abad ke-20.
Pada pidato peringatan 70 tahun
berakhirnya PD II, sang kaisar juga mengungkapkan penyesalan mendalamnya atas
keterlibatan Jepang dalam konflik itu. Sikap rendah hati ini kontras dengan
yang ditunjukkan Perdana Menteri Shinzo Abe yang dalam satu kesempatan
menegaskan tidak ada yang perlu disesali.
Kelak jika Pangeran Naruhito naik
takhta maka suksesor berikutnya adalah anak laki-laki dari sang adik. Karena
Naruhito yang menikahi mantan diplomat karier, Masako hanya memiliki seorang
putri, Aiko. Kekaisaran Jepang tidak mengizinkan seorang perempuan naik tahta.
Source : http://m.liputan6.com/global/read/2552088/kaisar-jepang-akihito-berniat-turun-takhta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar