Konnichiwa
minna ^_^
Disini
ada yang tau nggak? Bedanya yukata dan kimono?
Yukkk
yang menyukai budaya Jepang tentunya harus tau yaa bedanya ;)
Mariii
kita simaaakkk ~Cuss~
1. Yukata
Yukata
(浴衣, baju sesudah mandi) adalah jenis kimono yang dibuat
dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Dibuat dari kain yang mudah dilewati
angin, yukata dipakai agar badan menjadi sejuk di sore hari atau sesudah mandi
malam berendam dengan air panas.
Menurut
urutan tingkat formalitas, yukata adalah kimono nonformal yang dipakai pria dan
wanita pada kesempatan santai di musim panas, misalnya sewaktu melihat pesta
kembang api (hanabi), matsuri (ennichi), atau menari pada perayaan obon. Yukata
dapat dipakai siapa saja tanpa mengenal status, wanita sudah menikah atau belum
menikah.
Gerakan
dasar yang harus dikuasai dalam nihon buyo selalu berkaitan dengan kimono. Ketika
berlatih tari, penari mengenakan yukata sebagai pengganti kimono agar kimono
berharga mahal tidak rusak karena keringat. Aktor kabuki mengenakan yukata
ketika berdandan atau memerankan tokoh yang memakai yukata. Pegulat sumo
memakai yukata sebelum dan sesudah bertanding.
Musim
panas berarti musim pesta kembang api dan matsuri di Jepang. Jika terlihat
orang memakai yukata, berarti tidak jauh dari tempat itu ada matsuri atau pesta
kembang api.
2. Kimono
Kimono
(着物) adalah pakaian tradisional Jepang. Arti harfiah kimono
adalah baju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai dan mono berarti
barang).
Pada
zaman sekarang, kimono berbentuk seperti huruf “T”, mirip mantel berlengan
panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga ke pergelangan kaki. Wanita
mengenakan kimono berbentuk baju terusan, sementara pria mengenakan kimono
berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri.
Sabuk kain yang disebut obi dililitkan di bagian perut/pinggang, dan diikat di
bagian punggung. Alas kaki sewaktu mengenakan kimono adalah zouri atau geta.
Kimono
sekarang ini lebih sering dikenakan wanita pada kesempatan istimewa. Wanita yang
belum menikah mengenakan sejenis kimono yang disebut furisode. Ciri khas
furisode adalah lengan yang lebarnya hampir menyentuh lantai. Perempuan yang
genap berusia 20 tahun mengenakan furisode untuk menghadiri seijin shiki. Pria
mengenakan kimono pada pesta pernikahan, upacara minum teh, dan acara formal
lainnya. Ketika tampil di luar arena sumo, pesumo profesional diharuskan
mengenakan kimono. Anak-anak mengenakan kimono ketika menghadiri perayaan
Shichi-Go-San. Selain itu, kimono dikenakan pekerja bidang industri jasa dan
pariwisata, pelayan wanita rumah makan tradisional (ryoutei) dan pegawai
penginapan tradisional (ryokan).
Pakaian
pengantin wanita tradisional Jepang (hanayome ishou) terdiri dari furisode dan
uchikake (mantel yang dikenakan di atas furisode). Furisode untuk pengantin
wanita berbeda dari furisode untuk wanita muda yang belum menikah. Bahan untuk
furisode pengantin diberi motif yang dipercaya mengundang keberuntungan,
seperti gambar burung jenjang. Warna furisode pengantin juga lebih cerah
dibandingkan furisode biasa. Shiromuku adalah sebutan untuk baju pengantin
wanita tradisional berupa furisode berwarna putih bersih dengan motif tenunan
yang juga berwarna putih.
Sebagai
pembeda dari pakaian Barat (youfuku) yang dikenal sejak zaman Meiji, orang
Jepang menyebut pakaian tradisional Jepang sebagai wafuku (和服,
pakaian Jepang). Sebelum dikenalnya pakaian Barat, semua pakaian yang dipakai
orang Jepang disebut kimono. Sebutan lain untuk kimono adalah gofuku (呉服).
Istilah gofuku mulanya dipakai untuk menyebut pakaian orang negara Dong Wu
(bahasa Jepang : negara Go) yang tiba di Jepang dari daratan Cina.
Pemilihan
jenis kimono yang tepat memerlukan pengetahuan mengenai simbolisme dan isyarat
terselubung yang dikandung masing-masing jenis kimono.
Source : Japan Course
(@ine0489k)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar