Sabtu, 31 Maret 2018

Seni Kaligrafi Jepang (Shodou)

Ohayou mina san,..
Tau gak ini kanji apa,.. :3 ini kanji favorit mimin,..:3
Yaa, untuk kun: Yasashii, on: Yuu, imi: baik, kebaikan.
Mimin dapet ini dari senpai di shodou kurabu,..
Nahh apa sihh shodou itu..?
Seni Kaligrafi Jepang, atau yang sering di sebut dengan Shodou (書道) adalah seni menulis huruf jepang dengan gaya tertentu, misalnya tebal dan tipisnya garis. Shodou sendiri mulai dikenal di Jepang setelah seorang kaligrafer China Wang Xizhi datang ke Jepang dengan membawa kaligrafi yang menggunakan huruf China. Namun, lama kelamaan Shodou mulai berkembang dan kini cukup banyak ditemui karya-karya kaligrafi Jepang yang menggunakan huruf Katakana maupun Hiragana.
Alat dan Bahan dalam Shodou :
·    Shitajiki, alas untuk kertas, biasanya yang lembut dan berwarna hitam.
·    Bunchin, digunakan untuk menjepit kertas agar tidak bergeser, biasanya sudah tersedia di Shitajiki-nya.
·    Hanshi, kertas tipis khusus untuk menuliskan kaligrafi.
·    Suzuri, tempat tinta yang keras (bisa terbuat dari batu atau bahan metal lainnya).
·    Sumi, tinta berbentuk batang hitam yang nantinya dicampur dengan air, setelah itu digosokkan ke Suzuri untuk mendapatkan tintanya.
·    Fude, kuas, ada berbagai macam gunakan sesuai kebutuhan.
Macam-macam Seni Kaligrafi Jepang (Shodou) :
1. Kaisho (correct writing)
Kaisho, yang berarti “correct writing”, maksudnya kaligrafi dibuat sepersis mungkin dengan huruf versi cetak seperti di koran ataupun buku-buku (tidak digaya-gaya) agar mudah dibaca. Kaligrafi model inilah yang pertama dipelajari para siswa sekolah dasar, karena penulisannya tidak jauh beda dengan yang mereka gunakan sehari-hari dengan begitu model Kaisho bisa dengan mudah mereka pelajari.
2. Gyousho (traveling writing)
Gyousho, berarti “traveling writing”, huruf yang digunakan dalam Shodou dibuat sedikit miring. Berbeda dengan Kaisho yang kesannya tegas, Gyousho terlihat lebih santai. Penulisannya sama seperti tulisan tangan dengan bagian-bagian ujung yang terlihat lebih tumpul.
3. Sousho (grass writing)
Sousho, berarti “grass writing”. Untuk model Sousho, tulisannya terasa lebih bebas dengan huruf-hurufnya yang dibuat miring. Sousho lebih sulit dibaca diantara model yang lainnya. Dalam pembuatannya, kebanyakan kaligrafer tidak melepaskan/mengangkat Fudenya, jadi garis-garis yang ada akan terasa menyatu.
Source : http://tdworkgroup.blogspot.com/2014/09/shodo-kaligrafi-jepang.html?m=1

Jumat, 30 Maret 2018

4 Penyakit Sosial Para Otaku


Ohayou minna…,
Mimin mau nanya nih, Kalian sebagai para Otaku udah pada tau tentang penyakit sosial yang sering di idap para Otaku, belom? Kalo belom post kali ini akan membahas tentang penyakit sosial otaku yang harus diwaspadai :v
1. Chuunibyou
Anime Chuunibyou Demo Koi ga Shitai
Penyakit ini mungkin terdengar sangat asing di telinga masyarakat umum. Namun, bagi kalangan otaku kelas berat chuunibyou sudah menjadi penyakit akut yang lumayan susah untuk disembuhkan.
Ya, Chuunibyou (中二病) atau biasa disebut sindrom kelas 8/sindrom kelas 2 SMP. Chuunibyou adalah suatu gejala dimana penderitanya menganggap dirinya seolah-olah memiliki kekuatan supranatural atau hal-hal semacamnya. Penderita akan menganggap dunia disekitarnya adalah dunia miliknya sendiri dengan berbagai kekuatan tersembunyi. Masih bingung mengenai definisi penyakit Chuunibyou? untuk lebih jelasnya, penyakit Chuunibyou sebenarnya sama halnya dengan “alay”. Penderita Chuunibyou kebanyakan memiliki imajinasi tinggi karena telah menghabiskan waktunya menonton anime atau membaca manga. Mereka akan merasa kurang puas bila hanya melihat dan membaca saja.
Penderita Chuunibyou kebanyakan adalah anak berumur sekitar 13 atau 14 tahun. Tapi ada juga orang dewasa yang masih menderita Chuunibyou.
Macam-macam Chuunibyou
Menurut buku Chuunibyou Toriatsukai Setsumei Sho terdapat tiga macam jenis chuunibyou, yaitu :
·  DQN
DQN (, dokyun-kei), yaitu cenderung berpura-pura bersikap anti-sosial atau menjadi anak nakal padahal tidak. Biasanya ia mengarang tentang cerita tawuran atau semacamnya. Contohnya seperti percakapan berikut :
A : Wuih, jidatmu kok bisa diperban gitu? abis ngapain?
B : Jangan sentuh! ini adalah luka yang kudapat dari pertarungan melawan senior yang sok berkuasa itu.
A : Hehh????
·  Subkultural/Hipster
Subkultural/Hipster (サブカル系, SubCul-kei), yaitu cenderung memilih sesuatu yang non-mainstream atau yang peminatnya sedikit agar ia merasa berbeda. Terkadang orang seperti ini jarang suka budaya sendiri, namun lebih memilih budaya luar agar dianggap keren karena berbeda minat dengan orang lain. Contohnya seperti percakapan berikut :
A : Eh kamu punya Suzumiya Haruhi no Yuutsu subtitle Indonesia nggak?
B : Cih, hari gini masih nonton subtitle Indonesia.
A : Lah terus?
B : Nih, kayak aku dong liat yang RAW.
A : Terus paham ceritanya gak?
B : E-eh pa-paham dong.
·  Mata Iblis
Mata Iblis (邪気眼系, Jakigan-kei), yaitu cenderung merasa memiliki kekuatan supranatural. Jenis ini sering menghayal yang aneh-aneh. Seperti menyamakan penggaris dengan pedang berkekuatan super atau menciptakan gerakan-gerakan aneh untuk memanggil jurus. Contohnya seperti percakapan berikut :
A : Pinjem penggarisnya dong.
B : Hah! (memegang penggaris seperti memegang pedang) kau tidak akan bisa mengambil Dark Griffin Blade dariku. Langkahi dulu mayatku..
A : Gubrakk... -_-
2. Hikikomori
Anime No Game No Life
Peraih suara terbanyak kedua, Hikikomori. Penyakit sosial otaku yang satu ini bisa diartikan sebagai “menarik diri” dari kehidupan sosial. Mungkin sebagian dari kamu akan berpikir bahwa Hikikomori sama dengan ansos, tetapi pada kenyataannya tidak, setidaknya tidak secara keseluruhan. Hikikomori cenderung penarikan diri secara ekstrim, mereka mengisolasi diri dalam kamar dalam jangka waktu yang sangat lama. Tipikalnya, pelaku Hikikomori tenggelam dalam tayangan televisi atau komputer di dalam kamar hingga hampir-hampir tidak pernah tidur. Perilaku ini dapat berujung pada gangguan psikologis seperti schizoprenia.
Penyebab dari Hikikomori ini ada banyak, tetapi intinya hanya satu, rasa trauma yang hebat yang dialami penderita saat berada di masyarakat sosial. Mungkin hal inilah yang jarang sekali dipahami oleh masyarakat atau orang-orang lingkungan sekitar terhadap penderita.
3. Nijikon
Sore wa ore no waifu!!
Nijikon hanya menang satu suara dari wibu. Apa itu Nijikon? Nijikon bisa diartikan seseorang yang terobsesi dan jatuh cinta pada karakter dua dimensi atau karakter-karakter fiksi. Dalam bahasa sederhana, jones. Yah, biasanya gejala awal penyakit ini sering banget ngaku-ngaku bahwa suatu karakter anime itu adalah waifu-nya (atau husbando untuk para cewek).
Orang yang terjangkit Nijikon akan sangat mencintai karakter fiksi yang disukai, marah-marah jika ada karakter lain yang berani mendekatinya, dan biasanya pergi kemana-mana dengan karakter tersebut (biasanya dalam bentuk dakimakura). Dalam kasus ekstrim, ada penderita Nijikon yang sama sekali tidak tertarik dengan makhluk nyata dan bahkan sampai menikahi karakter fiksi yang dia cintai.
Tapi, dibalik semua antics Nijikon, ada sebuah hikmah positif yang bisa kita ambil dari penyakit sosial otaku yang satu ini, yaitu saingan kita dalam mencari pasangan menjadi berkurang! Hehehe
Meskipun begitu, sepertinya lebih banyak negatifnya daripada positifnya, misalnya saja bisa menghancurkan tatanan perekonomian global! (Ini beneran lho!)
4. Weaboo (Wibu)
Perbedaan Otaku dan Wibu
Wibu memang berasal dari kelompok otaku. Akan tetapi otaku belum tentu adalah seorang wibu. Wibu berada pada tingkatan dimana seorang otaku mendedikasikan dirinya terlalu berlebihan terhadap hal-hal yang berbau Jepang. Dari empat penyakit sosial otaku yang ada, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Wibu adalah yang paling menjengkelkan. Kenapa? Karena orang yang disebut wibu adalah mereka yang mendewakan segala sesuatu tentang Jepang. Pokoknya segala sesuatu tentang Jepang menurut mereka is the best-lah! Jika ada yang berani sedikit saja mengkritik sesuatu tentang Jepang pasti mereka bakalan maju ke garis depan dan membelanya mati-matian.
Wibu di Indonesia bisa termasuk parah pakai banget. Kita pernah membahas dalam artikel sebelumnya tentang potret wibu di Indonesia. Mereka menganggap kehidupan dunia nyata itu membosankan, hidup sebagai seorang hikikomori dan NEET itu keren, dan nggak bakalan rela kalau ada yang bilang Anime adalah kartun. Well, dalam beberapa kasus ekstrim, malah mereka nggak mengakui bahwa pantsu adalah celana dalam dan jitensha adalah sepeda. Hello…? Padahal sebenarnya juga sama saja, cuma beda bahasa.
Kira2 kalian para otaku, kalian udah mencapai tahap ini belom?
Source : www.duniaku.net, agumgo.blogspot.co.id

Kamis, 29 Maret 2018

Mengenal Goukon, Kencan Berkelompok ala Jepang

Goukon sangatlah populer di Jepang. Goukon berarti kencan berkelompok dimana terdapat 2 kelompok, yaitu kelompok pria dan kelompok wanita, dan pada dasarnya goukon ini merupakan sebuah pesta yang memberikan kesempatan bagi kalian untuk bertemu dengan orang baru yang dapat dijadikan teman, atau jika kalian beruntung, dapat membuka kesempatan untuk sebuah hubungan yang lebih lanjut. Dengan kata lain, goukon merupakan pesta minum dimana pria dan wanita bergabung untuk mencari pasangan.
Ada banyak aturan yang berkaitan dengan goukon yang perlu kalian tahu jika kalian memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Jepang dan tertarik mencoba goukon.
Dalam goukon, jumlah pria dan wanita haruslah sama. Biasanya, jumlah total pesertanya adalah 6 atau 8, walau itu bisa sangat bervariasi.
“Kanji” berperan penting dalam goukon. “Kanji” (幹事) disini bukanlah “kanji” (漢字) yang berarti “huruf Cina”, namun “kanji” disini merupakan perencana dan pemimpin untuk masing-masing grup. “Kanji” laki-laki dan “kanji” perempuan mengumpulkan teman-teman mereka yang ingin bertemu dengan orang baru. “Kanji” laki-laki harus mem-booking tempat yang menawarkan harga yang bagus dan memiliki atmosfir yang enak untuk minum. “Kanji” lalu memberitahukan tempat dan waktu bagi para member di setiap group.
Ketika goukon dimulai, pria dan wanita harus duduk berselang-seling. Aturan ini mendorong setiap peserta untuk bicara dengan grup lainnya. Namun, terkadang mereka (peserta perempuan) duduk bersama-sama karena mereka tak ingin dianggap sebagai penggila pesta dan mereka (peserta perempuan) tak mau laki-laki mengetahui jika mereka sudah mengetahui aturan goukon. Jika itu terjadi, kalian harus meminta peserta wanita untuk duduk terpisah.
Kalian dapat berbincang dengan bebas saat goukon kecuali pada waktunya perkenalan diri. Pada saat itu, kalian harus mendengarkan orang yang sedang memperkenalkan diri dan menanyakan beberapa pertanyaan pada orang tersebut untuk menunjukkan jika kalian tertarik padanya. Setelah semua peserta selesai memperkenalkan diri, kalian dapat berbincang pada orang yang duduk di dekat kalian.
Di akhir goukon, peserta pria harus bertanya nomor telepon dan email peserta wanita. Sangat direkomendasikan bagi kaum pria untuk bertanya pada seluruh peserta wanita sekalipun kalian mungkin tidak tertarik dengan sebagian dari mereka. Karena, jika kalian tidak menanyaan nomor telepon mereka, itu dapat melukai perasaan. Jadi, walaupun kalian tidak banyak berbincang dengan seseorang, kalian harus menanyakan nomor teleponnya. Dia tidak akan menolak untuk memberikan nomor telepon. Sedangkan, jika kalian menyukai salah satu dari mereka, kalian dapat meminta mereka untuk bertemu lagi (untuk kencan) setelah goukon.
Kini, kalian telah mengetahui seperti apa goukon itu. Apakah kalian tertarik untuk melakukan goukon?
Source : Japanese Station

Rabu, 28 Maret 2018

Pekerjaan Unik di Jepang, Menjadi Maskot Karakter

(o*ω)ノよっ
おはよう
Di Jepang, ada ribuan maskot karakter yang disebut “Yuru-Kyara” yang mempromosikan berbagai produk dan dapat ditemukan di mana-mana. Setiap tahunnya digelar ajang pemilihan maskot yang paling populer di Jepang yaitu Yuru-Kyara Grand Prix. Maskot tersebut sangat banyak jumlahnya, bahkan menurut Masafumi Hagiwara, seorang peneliti di Mitsubishi UFJ Research and Consulting, ada sekitar 4.000 maskot lokal yang terkait pemerintah di Jepang, dengan tambahan 6.000 karakter di instansi pemerintah pusat, perusahaan dan organisasi lainnya. Malah, untuk menghemat pengeluaran yang tidak perlu, Kementerian Keuangan tahun lalu telah meluncurkan kampanye untuk memangkas jumlah maskot yang ada.
Seperti dikutip dari washingtonpost.com, banyaknya maskot karakter tersebut telah membuatnya menjadi industri yang begitu besar di Jepang dan bisa menjadi pilihan karir, dengan bayaran antara $60-$100. Michiyuki Arano adalah salah satu pelaku yang menekuni bidang ini, yang awalnya memutuskan untuk belajar di Choko Group Mascot Actors’ School di Tokyo. Menurut Arano dengan bekerja sebagai maskot ia bisa menjadi sosok yang lain dari dirinya yang biasa, dan dengan melihat reaksi dari berbagai orang yang ditemuinya saat sedang mengenakan kostum berbentuk hewan berbulu itu, membuatnya ingin membantu mereka.
Menurut Choko Ohira, yang telah menekuni bisnis maskot karakter selama 40 tahun, ada beberapa orang yang datang ke Mascot Actors’ School untuk bekerja secara profesional, ada juga yang hanya bersenang-senang, dan ada yang memang melakukannya untuk melepas stres. Dengan biaya $270 untuk pelatihan selama 2 jam sebanyak 12 kali, Ohira mengajarkan bagaimana cara bergerak saat mengenakan kostum maskot sehingga membuat karakter itu terlihat hidup.
こう言う仕事に興味があって励みますか?
Berminat menekuni pekerjaan seperti ini?
Source : washingtonpost.com

Selasa, 27 Maret 2018

Hitachi Seaside Park

Berbagai jutaan bunga berwarna biru, terhampar di kebun seluas 190 hektar ini. Saat berada di Taman Hitachi, kita bagaikan hidup dalam kerajaan dongeng, begitu indahnya pesona lautan bunga-bunga Nemophila yang membuat mata kita sejuk ketika memandangnya.
Meski bebas sepuas-puasnya untuk memandangi taman tersebut tapi jika berkunjung ke taman tersebut kita dilarang keras untuk memetik, menginjak apalagi dijadikan cemilan bunga-bunga di Taman Hitachi. Tak hanya lautan bunga biru saja yang bisa kita dapati di Hitachi Seaside Park. Hamparan permadani bunga merah pun bisa kita lihat di tempat ini.
Berlokasi hanya dua jam dari Tokyo, Hitachi Seaside Park atau Hitachi Kaihin Koen dalam bahasa Jepang adalah obyek wisata terpenting dan paling terkenal di Prefektur Ibaraki. Taman seluas hampir 200 hektar ini berada di tepi Samudera Pasifik dan sudah dibuka untuk umum sejak tahun 1991. Ada jutaan tanaman bunga di sini yang mekar di musim yang berbeda-beda, menjadikan Taman Hitachi dapat dinikmati sepanjang tahun dengan pesona dan kecantikan yang berbeda-beda setiap musimnya. Ada bunga bakung dan tulip yang mekar di musim semi. Kemudian bunga nemophilia dan zinnia yang mekar di musim panas. Dan bunga kochia dan kosmos yang mekar di musim gugur. Menghabiskan waktu memandangi bunga sambil ditemani tiupan angin dari laut menjadi pengalaman yang tidak terlupakan di Hitachi Seaside Park.
Teman-teman bisa berkeliling area taman dengan berjalan kaki atau menyewa sepeda yang tersedia di area pintu masuk taman. Berikut ini beberapa event atau acara di Hitachi Seaside Park yang bisa teman-teman ikuti yang sesuai dengan musim bunga-bunga bermekaran. Kalau teman-teman pernah mampir ke Showa Kinen Koen di Tokyo, Hitachi Seaside Park ini bisa dibilang mirip. Desain taman luas dengan kebun bunga yang indah di tepi laut adalah daya tarik utamanya.
Event di Hitachi Seaside Park

1. Suisen Fantasy (Musim Semi, akhir Maret-awal April)

Di musim semi, bunga-bunga bakung di taman ini bermekaran sempurna. Jika sudah sering merasakan hanami, kami tantang untuk merasakan pengalaman berjalan diantara jutaan bunga bakung dan nikmati semerbaknya harum kebun bunga bakung terbesar yang ada di Jepang ini. Tidak ketinggalan juga bunga Sakura yang menjadi incaran musim semi. Tahun 2017, Suisen Fantasy berlangsung dari 25 Maret sampai 7 April. Dengan total lebih dari 1 juta batang bunga bakung kuning dengan lebih dari 550 varitas, tentu akan jadi pemandangan indah dan tidak terlupakan di Hitachi Seaside Park. Kemudian untuk bunga sakura sendiri, kita bisa menyaksikan bunga-bunga sakura di Hitachi Seaside Park mulai dari pertengahan bulan April.

2. Tulip World (Musim Panas, akhir April)

Setelah Suisen Fantasy berakhir, teman-teman bisa mengikuti event Tulip World. Lebih dari 250 ribu bunga tulip dari 200 spesies bunga tulip beraneka bentuk dan warna siap memberikan pengalaman dunia yang penuh warna. Keindahan bentuk dan warna tulip kini tidak hanya bisa dinikmati dari foto di komputer saja, namun bisa dirasakan secara langsung. Tahun 2017, Tulip World berlangsung dari tanggal 8 April hingga 21 April 2017, dengan lebih dari 250 jenis dan 250 ribu batang bunga tulip beraneka warna di Tamago no Mori Flower Garden.

3. Nemophilia Harmony (awal Mei)

Teman-teman pasti akan mengucek mata ketika melihat panorama ini! Lebih dari 4,5 juta tanaman bunga Nemophilia akan bermekaran. Melihat dari ketinggian bukit Mirahashi, kelopak bunga nemophilia yang berwarna biru muda cerah akan berpadu sempurna dengan warna biru langit. Tahun 2017, Nemophilia Harmony berlangsung dari 22 April hingga 14 Mei 2017 dengan lebih dari 4,5 juta tanaman nemophilia di Bukit Miharashi no Oka.
Pemandangan Hitachi Seaside Park di Bulan Mei

4. Lavender dan Sukashiyuri Lily

Bunga-bunga lavender dengan warna ungunya yang khas akan mulai bermekaran di awal musim panas (sekitaran awal hingga pertengahan Juli). Kemudian dilanjutkan dengan bunga lily berwarna putih dengan aksen warna cerah lainnya yang mekar dari awal Juli hingga awal Agustus.

5. Cochia Lightup (Agustus)

Di puncak musim panas dari awal bulan Agustus, akan diadakan Cochia Lightup, yakni festival pencahayaan di kebun tanaman Cochia sepanjang liburan musim panas. Tahun 2017 lalu, Cochia Lightup diadakan dari 18 Agustus hingga 27 Agustus, mulai dari jam 18:00 hingga 21:30 di Hitachi Seaside Park. Lokasinya adalah Miharashi no Oka, kebun tanaman terbesar di Hitachi Seaside Park, yang punya lebih dari 32.000 pohon cochia. Pohon ini awalnya bewarna hijau, namun berubah warna menjadi merah di musim panas.

6. Cochia Karnival (awal-pertengahan Oktober)

Di awal musim gugur, pohon cochia berubah warna dari hijau menjadi pink menyala. Bentuknya yang seperti bulat membuat kita seperti melihat bola-bola pink tersebar di seluruh area taman. Jangan lupa juga melihat mekarnya lebih dari 2 juta bunga cosmos yang di sisi bukit lainnya. Gradasi warna putih, merah, dan pink menjadi pemandangan yang sayang untuk dilewatkan. Jika teman-teman berencana berkunjung bulan November-Januari, Hitachi Seaside Park rasanya bukan tempat yang cocok. Selama musim dingin, tumbuhan dan pepohonan masuk masa dorman, dan baru akan kembali mekar di musim semi.
Bunga Cochia yang Memerah di Musim Gugur

Bermain di Pleasure Garden Hitachi Seaside Park

Selain menikmati pemandangan kebun bunga yang indah untuk setiap musimnya, teman-teman juga bisa menikmati beragam permainan di Pleasure Garden yang masuk dalam kawasan Taman Hitachi. Seluruh wahana di sini dirancang untuk permainan keluarga. Ada Water Plaza (wahana permainan air), Gururi Forest Labirin (Wahana Labirin Raksasa), roller coaster, dan area bermain golf untuk keluarga.
Wahana favorit adalah Flower Ring atau Kincir raksasa yang akan membawa kita ke ketinggian 100 meter dari atas permukaan tanah. Dari puncak, kita bisa melihat pemandangan kebun bunga dengan latar belakang laut Pasifik.
Tiket permainan untuk wahana dijual terpisah mulai dari harga 100-600 yen (bergantung pada jenis wahana). Loketnya bisa ditemukan di sekitar wahana permainan, sebagai catatan ada batasan tinggi (tidak untuk semua umur).
Arena Permainan di Hitachi Seaside Park

Menikmati Makanan Khas Ibaraki di Hitachi Seaside Park

Setelah puas menikmati pemandangan bunga-bunga, atau berkeliling area taman dengan bersepeda, teman-teman bisa mencoba makanan khas Ibaraki di Garden Restaurant. Atau jika hanya ingin minum kopi atau teh, juga bisa berkunjung ke Glasshouse dan Lakeside Cafe. Santaplah kuliner di tempat ini sambil menikmati pemandangan taman yang menawan.
Akses ke Hitachi Seaside Park
Dari Stasiun Tokyo atau Stasiun Ueno bisa naik kereta ekspress Hitachi, ongkosnya 3.820 yen dengan waktu perjalanan 1 jam 10 menit. Kalau terlewat kereta ekspress Hitachi-nya, bisa juga dengan kereta ekspress Tokiwa dengan waktu 1 jam 23 menit sampai stasiun Katsuta.
Dari Stasiun Katsuta kemudian naik bus Ibaraki Kotsu dari halte nomor 2 stasiun Katsuta sampai ke halte Hitachi Seaside Park pintu selatan (sekitar 15 menit dengan ongkos 400 yen). Bisa juga naik kereta limited ekspress Hitachi dengan waktu tempuh 70 menit dan ongkos 3.610 Yen. Semua biaya perjalanan dengan kereta JR ke Hitachi Seaside Park tercover oleh JR Pass dan JR Tokyo Wide Pass. Harga tiket masuk Hitachi Seaside Park adalah sebagai berikut : dewasa 410 yen, senior (di atas 65 tahun) 210 yen, anak sekolah 80 yen, dan balita gratis. Saat festival bunga musim semi tanggal 25 Maret sampai 14 Mei, Taman Hitachi Seaside Park buka setiap hari!
Source : https://www.infojepang.net/item/hitachi-seaside-park/

Senin, 26 Maret 2018

Taman Nasional Shiretoko

Taman Nasional Shiretoko (知床国立公園 Shiretoko Kokuritsu Kouen), adalah taman nasional yang meliputi sebagian besar Semenanjung Shiretoko di ujung timur laut Pulau Hokkaido, Jepang. Kata “Shiretoko” berasal dari bahasa Ainu, sir etok yang berarti akhir dari bumi.
Taman nasional ini merupakan salah satu daerah yang paling terpencil di Jepang. Sebagian besar tempat di Semenanjung Shiretoko hanya dapat diakses dengan berjalan kaki atau dengan perahu. Taman Nasional ini terkenal sebagai habitat beruang cokelat, dan dari sini dapat dilihat pemandangan Pulau Kunashiri yang disengketakan oleh Jepang dan Rusia. Taman Nasional ini memiliki sumber air panas, dan air terjun yang disebut Air Terjun Kamuiwakka (カムイワッカの滝 Kamuiwakka-no-taki). Kamui wakka berarti “air para dewa” dalam bahasa Ainu.
Hutan di taman nasional ini termasuk hutan iklim sedang. Spesies pohon yang utama, di antaranya cemara sakhalin (abies sachalinensis), erman birch (betula ermanii) dan ek mongolia (quercus mongolica). Di luar batas hutan dapat ditemui hutan pinus siberian dwarf (pinus pumila) yang lebat dan sukar ditembus.
Pada tahun 2005, UNESCO memasukkan Taman Nasional Shiretoko sebagai Situs Warisan Dunia.
Tempat ini memberikan sebuah contoh luar biasa tentang interaksi ekosistem laut dan darat serta produktivitas ekosistem yang luar biasa. Tempat ini sangat dipengaruhi oleh pembentukan es laut musiman di lintang terendah di belahan bumi utara, dan merupakan tempat penting bagi sejumlah spesies laut dan darat. Beberapa dari spesies-spesies tersebut terancam punah dan endemik, seperti burung hantu, ikan blackiston dan tanaman viola kitamiana. Taman Nasional ini secara global penting bagi burung laut terancam dan burung migran, sejumlah spesies salmonid, dan untuk mamalia laut termasuk singa laut dan beberapa spesies cetacea.
Ada begitu banyak ragam satwa seperti rusaberuangrubahanjing lautelangsalmon, dan ikan paus yang mengambil bagian dalam rantai kehidupan di tempat ini, meskipun wilayah ini tidak terlampau luas. Sisi semenanjung yang masih liar hanya dapat diamati dengan mendatangi sendiri daerah tersebut. Wisatawan biasanya mengikuti tur jelajah dari Utoro dan Rausu, sehingga perbedaan medan dapat dilihat jelas. Sisi selatan yang lebih tenang menampilkan pantai berpasir, berbeda dari sisi utara yang memiliki pemandangan tebing curam dan terjal, namun indah. Pemandangan unik lainnya di Shiretoko adalah banyaknya sumber air panas dan danau yang menghilang ke laut saat air pasang.

Source : https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Shiretoko

Minggu, 25 Maret 2018

Kenapa Orang Jepang Tidak Mandi Pagi?


おはようみなさん
なぜ日本人は朝風呂に入らないのか?
Saya pernah dibilang “Ayo mandi!” oleh seorang teman setelah bangun. Memang, orang Indonesia biasanya suka mandi pada pagi ya.. orang AS juga begitu.
Kalau di Jepang, ucapan “Ayo mandi dulu” itu diucapkan pada sore hari waktu seseorang baru pulang dari luar. (おかえり!ご飯食べる?それとも先にお風呂にする? Selamat datang kembali. Mau makan? atau mau berendam dulu?). Gitu...
Memang, orang Jepang biasanya tidak mandi pagi. Kenapa ya? Mungkin alasannya seperti di berikut :
1.   Mandi (dalam konteks “shower”) sebetulnya tidak terlalu umum di budaya Jepang, orang Jepang sejak dulu lebih suka berendam dalam air panas. Misalnya, kalau di AS, bukan pasti bahwa akan ada bak mandi di setiap kamar hotel. Di Indonesia juga begitu kan? Makanya, jika ada tamu yang datang dari Jepang, saya setiap kali harus mencarikan kamar hotel yang ada bak mandinya. Pihak hotel pasti bingun sih. “Kok harus ada bak mandi? Mereka cuma akan menginap beberapa malam kan? Memang showernya tidak cukup?” Pikiran orang Amerika begitu. Tetapi untuk kebanyakan orang Jepang, rasanya harus berendam di bak mandi setiap malam agar bisa tidur. Pada masa dulu, waktu alat pemanas air belum ada, setiap malam, mereka harus bikin air panas sepenuh bak mandi dengan membakar kayu bakar. Mungkin prosedur itu perlu banyak waktu sehingga berendam pada pagi sebelum masuk kerja tidak terlalu praktis ya...
2.  Mungkin mandi pagi itu bisa praktis selama musim panas di Jepang. Tetapi musim panas hanya tahan selama 3 bulan. Selama musim semi, gugur, apalagi pada musim dingin, mandi dengan air yang belum dipanaskan memang terasa terlalu dingin. Coba bayangkan mandi pada saat suhu udara di sekitar 10 derajat atau lebih rendah lagi. Suhu air pun akan menurun sampai hampir nol derajat pada pertengahan musim dingin. Orang bisa jatuh sakit jika mandi dengan air sedingin itu. Dan mungkin memanaskan cukup banyak air untuk bisa mandi pada pagi sebelum masuk kerja itu tidak terlalu praktis waktu itu. Saya pun ingat saat kecil, alat pemanas air tidak ada di rumah saya. Waktu itu, saya malas sekali mencuci wajah dan tangan dan menyikat gigi setelah bangun karena airnya terlalu dingin sehingga akan terasa sakit di kulit.
3.  Karena cuaca yang lebih sejuk daripada Indonesia, kecuali selama musim panas, orang Jepang tidak terlalu berkeringat selama tidur. Mungkin mereka tidak merasakan keperluan untuk mandi sebelum masuk kerja karena itu. Sedangkan mereka baru akan ingin membersihkan badan setelah bekerja sepanjang hari di luar...
Saya kurang tahu apakah teori-teori di atas benar atau tidak. Namun, pokoknya, mandi pada pagi itu memang tidak terlalu umum di Jepang. Pada masa sekarang, ada juga yang suka mandi sebelum masuk kerja, khususnya perempuan, tapi itu hanya karena adanya alat pemanas air di hampir setiap rumah, menurut saya...
Source :  http://lang-8.com/1005186/journals/237969308222854547126506366618428181610

Sabtu, 24 Maret 2018

Hanami

Disini mimin akan memberikan artikel seputar hanami :)
Yuk dibacaaa~
Jadi hanami itu apa sih min?
Hanami (hana wo miru = melihat bunga) atau ohanami adalah tradisi Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura. Mekarnya bunga sakura merupakan lambang kebahagiaan telah tibanya musim semi. Selain itu, hanami juga berarti piknik dengan menggelar tikar untuk pesta makan-makan di bawah pohon sakura. Rombongan demi rombongan berpiknik menggelar tikar dan duduk-duduk di bawah pepohonan sakura untuk bergembira bersama, minum sake, makan makanan khas Jepang, dan lain-lain layaknya pesta kebun. Semuanya bergembira. Ada kelompok keluarga, ada kelompok perusahaan, organisasi, sekolah dan lain-lain.
Menurut kisah sejarah, kebiasaan hanami dipengaruhi oleh raja-raja Cina yang gemar menanam pohon plum di sekitar istana mereka. Di Jepang para bangsawanpun kemudian mulai menikmati bunga Ume (plum). Namun pada abad ke-8 atau awal periode Heian, obyek bunga yang dinikmati bergeser ke bunga sakura. Dikisahkan pula bahwa Raja Saga di era Jepang dahulu gemar menyelenggarakan pesta hanami di taman Shinsenen di Kyoto. Para bangsawanpun menikmati hanami di berbagai istana mereka, dan para petani masa itu melakukannya dengan mendaki gunung terdekat di awal musim semi untuk menikmati bunga sakura yang tumbuh disana sambil `tidak lupa membawa bekal untuk makan siang. Hingga kini hanami menjadi kebiasaan yang mengakar di seluruh masyarakat Jepang dan telah di terima sebagai salah satu kekhasan bangsanya.
Khusus di daerah Kansai dan Jepang Barat, tempat-tempat unggulan untuk ber-hanami adalah Arashiyama di Kyoto, Yoshino di Nara, taman disekitar Osaka Castle dan Taman Shukugawa di Nishinomiya, Prefektur Hyogo. Waktu bunga sakura bermekaran di pohonnya berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lainnya, dimulai dari daerah paling selatan. Tapi rata-rata mekar dari akhir Maret hingga awal April (kecuali di Okinawa dan Hokkaido). Dengan demikian pesta memandang dan menikmati sakura juga berlainan waktunya dari satu daerah ke daerah lainnya. Prakiraan pergerakan mekarnya bunga sakura disebut garis depan bunga sakura (sakurazensen).
Prakiraan ini dikeluarkan oleh direktorat meteorologi dan berbagai badan yang berurusan dengan cuaca. Saat melakukan hanami di suatu tempat adalah ketika semua pohon sakura yang ada di tempat tersebut bunganya sudah mekar semua. Namun akhir-akhir ini tradisi hanami membawa dampak negatif. Banyak orang Jepang yang mabuk dan angka kecelakaan pun meningkat. Taman pun menjadi gunung sampah. Di saat hanami kelihatannya kesadaran tertib buang sampah menjadi luntur. Sayang sekali. Tapi di sisi lain, hanami seperti sebuah rehat singkat dari striknya hidup orang-orang Jepang. Hanami juga merupakan pembelajaran berharga bagi anak tentang alam dan tradisi.
Source : http://nihongo-benkyoushimasu.blogspot.co.id/p/hanami.html

Jumat, 23 Maret 2018

Ada yang Tahu Zaman Meiji?

Ini buat yang mau ambil jurusan sejarah Jepang
Yuk langsung disimak ajaa :)
Masa Meiji (1867 – 1912) merupakan salah satu periode yang paling istimewa dalam sejarah Jepang. Di bawah pimpinan kaisar Meiji, Jepang bergerak maju sehingga hanya dalam beberapa dasawarsa mencapai pembentukan suatu bangsa modern yang memiliki perindustrian modern dan lembaga-lembaga politik modern. Pada tahun-tahun pertama pemerintahannya, kaisar Meiji memindahkan ibukota kekaisaran dari Kyoto ke Edo. Edo pun berganti nama baru menjadi Tokyo (ibu kota Timur). Diumumkanlah undang-undang dasar yang menetapkan sebuah kabinet dan badan-badan legistlatif. Golongan-golongan masyarakat selama masa Edo yang membuat masyarakat menjadi terbagi berdasarkan kasta pun dihapuskan. Kaisar Meiji membawa pencerahan dalam membimbing bangsanya melewati peralihan yang sangat mencuat. Lalu berakhir pada saat wafatnya kaisar Meiji pada tahun 1912.
Restorasi Meiji dan Kekaisaran
Kaisar Meiji (Mutsuhito)
Tahun 1867, kaisar Mutsuhito yang baru berusia 15 tahun meneruskan kekuasaan ayahnya, kaisar Komei dan zaman baru Meiji yang berarti “aturan pencerahan” diumumkan. Restorasi Meiji pada tahun 1868 mengakhiri 265 tahun berdirinya tahun Keshogunan Tokugawa. Reformasi pertama adalah pengumuman Lima Pasal Dekrit (gokajou no goseimon) yang merupakan rencana politik baru pada tahun 1868, sebuah pernyataan umum mengenai visi dan misi pemerintahan Meiji untuk meningkatkan moralitas dan memperoleh dukungan finansial demi terbentuknya pemerintahan baru yang mengutamakan persatuan rakyat, baik petani, pedagang, para bangsawan maupun samurai untuk bersumpah di hadapan dewa. Isinya terdiri dari :
  1. Mendengarkan pendapat orang dan melaksanakan hal-hal yang penting.
  2. Semua orang menyatukan hati dan mematuhi Negara.
  3. Siapa pun dan dari pihak mana pun marilah memajukan kehidupan ini dan melaksanakan dengan hati yang terbuka.
  4. Perbaharui hal-hal yang buruk di masa lampau dan kembali ke jalan yang benar.
  5. Ambil dan terapkan ilmu-ilmu baru dari luar dan maju kembangkanlah Jepang sebagai negara kekaisaran.
Di dalam lima pernyataan resmi tersebut, kaisar mengadakan tukar menukar pendapat untuk mengembangkan pembangunan politik dan ekonomi. Dengan demikian Jepang akan menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa mereka akan membangun negaranya dengan menuntut ilmu pengetahuan.
Namun di lain pihak, pemerintah tetap membuat kebijaksanaan politik melarang pemberontakan dan agama Kristen, maka keadaan dianggap sama dengan keadaan di zaman Edo sehingga terjadilah perlawanan rakyat. Perlawanan yang paling sengit datang dari Toba dan Fushimi yang disebut Boshin Sensou (Boshin Sensou : perang saudara diantara para han yaitu kubu yang menentang pembaharuan yang baru dibuat), karena masih terdapat mantan samurai di zaman Bakufu yang melawan pemerintahan baru dan pemberontakan pun berlanjut selama satu setengah tahun di Ueno (Tokyo), Aizu (Fukushima-ken), Boryokaku (Hakodate). Namun pergolakan tersebut akhirnya dapat diredam oleh tentara pemerintahan baru yang berpusat di Soccchoo, sehingga penyatuan Jepang pada zaman pemerintahan baru ini dapat diselesaikan.
Pemerintahan Meiji yang dimulai dengan bermacam-macam reformasi untuk membuat struktur lembaga politik baru yang berpusat pada kaisar. Pemerintahan baru atau reformasi pada masa ini disebut Restorasi Meiji. Pemerintahan yang baru pada tahun 1868 (Meiji II) memerintahkan kepada para Daimyou agar wilayah Han dan rakyat yang tinggal di wilayah tersebut dikembalikan dari Daimyou ke kaisar. Kebijakan selanjutnya keluar pada tahun 1871 (Meiji IV) yang memutuskan untuk menghapus sistem han (hidup hanya dengan beras yang diberikan oleh majikannya yaitu han, han = majikan), membagi seluruh negeri menjadi sistem ken (prefektur) serta dikirimkan pegawai pemerintahan langsung dari pusat, yang disebut pula Haihan Chiken (penghapusan tanah feodal dan pembentukan prefektur). Dengan begitu, pajak seluruhnya dikumpulkan oleh pemerintah dan pegawai pemerintah tinggal menerima gaji dari pemerintah.
Di samping itu, pemerintah menyatakan Shiminbyoudou (persamaan empat strata sosial atau kelas sosial yang baru), yaitu Kouzoku yaitu keluarga kaisar, Kazoku yaitu keluarga bangsawan, Shizoku yaitu keluarga samurai, Heimin yaitu rakyat biasa. Berdasarkan hal tersebut, masyarakat biasa pun berhak memiliki nama keluarga, pekerjaan ataupun tempat tinggal dengan bebas.
Pemerintahan
Pemerintah baru Meiji terus berupaya memajukan diplomasi. Awalnya pemerintah memikirkan cara untuk mengubah perjanjian-perjanjian antara negara Barat dan Bakufu yang dirasa kurang adil bagi rakyat Jepang. Selain itu, observasi digencarkan untuk mengirim wakil-wakil pemerintahan ke negara Barat. Namun negosiasi untuk memperbarui isi perjanjian-perjanjian tersebut sama sekali tidak ditanggapi oleh negara-negara Barat. Karena itu, pemerintah berpendapat bahwa akan lebih baik untuk membangun negara, mengembangkan industri dan memperkuat militer demi kepentingan negara daripada harus merevisi isi perjanjian.
Pada masa itu, yang mula-mula menjadi menteri adalah para pemimpin yang berasal dari Satsuma dan Choshu (persekutuan han bernama toubaku yang dulunya bertujuan menumbangkan Edo dan akhirnya melahirkan jaman Meiji). Tidak sedikit orang yang merasa tidak puas, terutama mereka para mantan samurai. Ini terutama karena kaum samurai yang kehilangan pekerjaan terpaksa harus berdagang. Sehingga akhirnya para mantan samurai melakukan pemberontakan di berbagai daerah.
Saigo Takamori dan lainnya menuntut pemerintahan baru agar kekuasaan para mantan samurai diarahkan, memberlakukan kembali politik isolasi, dan membuka Korea dengan paksa (seikanron). Namun atas anjuran Okubo Toshimichi, Kido Takayoshi, dan tokoh lainnya (orang-orang yang baru pulang dari Barat), perkembangan negara secara langsung lebih maju dan pemerintahan dalam negeri dilaksanakan lebih dahulu. Setelah diperkenalkannya pemikiran modern Barat, pemikiran mengenai hak rakyat, keadilan dan liberalisme meluas. Sehingga pada tahun 1881 dibentuk partai politik pertama di Jepang yaitu partai liberal oleh mantan samurai Itagaki Taisuke dan tahun berikutnya dibentuk partai konstitusional yang menghendaki parlemen seperti di Inggris. Lalu terbitlah petisi mengenai pembukaan parlemen berdasarkan pemilihan umum yang harus dilaksanakan pemerintah berdasarkan anggota majelis yang dipilih oleh rakyat. Dan terjadilah pertemuan yang dibuat di berbagai tempat yang mendirikan dan menyatukan Kokkau Kisodomei, yaitu gerakan yang mempelopori dibukanya pemilihan umum.
Tahun 1889 (tahun ke-22 Meiji) kaisar meresmikan undang-undang Dai Nihon Teikoku Kenpo (Konstitusi Kekaisaran Jepang Raya) sebagai konstitusi yang ditetapkan Tenno dan dikembangkan oleh rakyat. Dalam konstitusi parlemen terdiri dari majelis tinggi dan majelis rendah. Anggota majelis tinggi adalah keluarga kaisar, Tenno menunjuk siapa yang akan menjabat lalu dipilih oleh rakyat. Tetapi karena kuatnya cara berpikir kaisar, maka anggota majelis rendah (eksekutif, legislatif dan yudikatif) hanya bertanggung jawab pada kaisar dan tidak bertanggung jawab pada parlemen.
Kondisi Masyarakat
Modernisasi di bidang kebudayaan terus dilakukan pada tahun 1872 (Meiji V), pemerintah menetapkan sistem pendidikan dimana masyarakat yang memiliki pekerjaan dan status macam apapun dapat mengikuti pendidikan. Selain itu, pemerintah Meiji pun mengirimkan banyak mahasiswa ke negara-negara Eropa dan Amerika dan mengundang banyak ahli teknik dari negara-negara Barat. Kebudayaan Barat yang maju pun diadopsi oleh pemerintah. Di bidang kehidupan sehari-hari, diberlakukan kalender Solar Gregorian agama Kristen akhirnya diakui karena adanya kritik-kritik dari luar negeri. Teknik cetak berkembang sehingga koran yang menyebarluaskan politik dan humaniora banyak diterbitkan. Kebudayaan di kota-kota besar yang merupakan salah satu kebudayaan yang menghasilkan kombinasi seni cetak balok kayu, teater Kabuki, novel, mode pakaian, dan perpustakaan, kebanyakan terikat dengan Geisha atau perempuan yang hadir setiap kota tempat hiburan. Di Ginza, Tokyo, dibangun bangunan-bangunan bergaya Barat yang menggunakan batu bata merah dan jalan-jalan raya dinyalakan lampu-lampu gas yang menerangi jalan.
Memotong rambut kuncir menjadi pendek dan memakai pakaian ala Barat telah menjadi gaya hidup baru, di samping itu, daging sapi yang biasanya tidak dimakan akhirnya mereka makan dan mulai pada waktu itu banyak dijumpai restoran sukiyaki. Gaya hidup baru mencakup bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, sandang, pangan, papan, dan lainnya adalah kebudayaan Barat yang baru yang semakin lama semakin diterima masyarakat dan disebut istilah Bunmei Kaika (masa peradaban dan pencerahan).
Di bidang pemikiran, diterapkan pemikiran Barat, seperti bahwa manusia semuanya bebas dan sederajat, dan memiliki hak yang sama untuk menuntut pemikiran untuk mendapatkan keadilan dalam mencapai kebahagiaan dan kebebasannya sehingga pemikiran ini akhirnya meluas di masyarakat. Dalam buku Fukuzawa Yukichi, terdapat kata-kata pendahuluan yang berbunyi “ten wa hito no ue ni, hito o tsukurazu, hito no shita ni hito o tsukurazu” (dewa tidak menciptakan manusia berada di atas dan di bawah). Maknanya adalah manusia itu sederajat dan tidak dibedakan berdasarkan status sosial.
Di bidang pendidikan, awalnya banyak petani yang tidak suka memasukkan anak-anaknya ke sekolah karena harus membayar uang sekolah. Namun kenyataannya semakin lama pendidikan sekolah dasar pun semakin meluas. Di bidang pendidikan tinggi, didirikanlah pendidikan tinggi Tokyo Igaku pada tahun 1877 (diganti namanya menjadi Universitas Teikoku pada tahun 1896, dan berganti lagi pada 1945 menjadi Universitas Tokyo); Fukuzawa Yukichi mendirikan sekolah swasta Keio; sedangkan Okuma Shigenobu mendirikan sekolah kejuruan Tokyo, Universitas Waseda. Perguruan-perguruan tinggi tersebut banyak menghasilkan tenaga ahli yang tidak kalah dari luar negeri. Pemerintah Meiji terus menyempurnakan bidang pendidikan semaksimal mungkin dan pada tahun 1890, wajib belajar yang merupakan dasar dari pendidikan akhirnya dicanangkan.
Seni dan Sastra
·   Seni
Sejarah kabuki pada zaman Meiji pun kepopulerannya tetap tidak tergoyahkan. Tapi sering menerima kritik, diantaranya kalangan intelektual menganggap isi cerita kabuki tidak sesuai untuk dipertunjukkan di negara orang beradab. Kalangan di dalam dan di luar lingkungan kabuki juga menuntut pembaruan di dalam kabuki, sehingga mau tidak mau dunia showbiz kabuki harus diubah sesuai tuntutan zaman. Kritik terhadap kabuki mengatakan banyak unsur dalam kabuki yang sebenarnya tidak pantas dimasukkan ke dalam drama kabuki, misalnya alur cerita yang tidak masuk akal, tema cerita yang kuno atau berbau feodal, dan trik panggung yang sekadar untuk membuat penonton takjub, seperti adegan aktor bisa “terbang” atau berganti kostum dalam sekejap. Akibat kritik yang diterima dunia showbiz kabuki sejak zaman Meiji berusaha mengadakan gerakan pembaruan dalam berbagai aspek teater kabuki. Gerakan pembaruan yang disebut Engeki Kairyo Undo juga melibatkan pemerintahan Meiji yang memang bermaksud mengontrol pertunjukan kabuki. Pemerintah Meiji bercita-cita menciptakan pertunjukan teater yang pantas dan bisa dinikmati kalangan menengah dan kalangan atas suatu “masyarakat yang bermoral”. Salah satu hasil gerakan pembaruan kabuki adalah dibukanya gedung Kabuki-za sebagai tempat pementasan kabuki. Selain itu, pembaruan juga melahirkan genre baru teater kabuki yang disebut Shimpa.
·   Sastra
Dalam langkah modernisasi dengan adanya Restorasi Meiji, Jepang pun turut memodernisasi bidang kesusastraan, dimulai dari tulisan Shobochi Shoyo berjudul Shosetsu Shinzui pada tahun 1885. Dalam Shoyo diungkapkan bahwa karya sastra bukanlah alat politik maupun moral, tapi merupakan seni yang memiliki makna sendiri, yang mengutamakan keindahan hidup dan realisme. Salah satu penulis novel yang terkenal pada masa itu adalah Futabatei Shimei yang menjadi pelopor dalam novel modern. Salah satu novel modernnya adalah Ukigumo, yang ditulis dalam bahasa kolokial (percakapan). Sampai saat ini, karya klasik seperti Goshunotoi karya Kodarohan dan Konjikiyasha karya Ozaki koyo masih banyak dibaca kalangan luas. Pada masa-masa itu bermunculan karya sastra yang dipublikasikan oleh Higuchi Ichiyo seperti Takekurabe, Nigorie, Jusanya dan lainnya. Karya-karya yang ditulis dengan gaya bahasa yang sangat indah itu menceritakan tentang seorang wanita yang harus menghadapi kesulitan di tengah masyarakat yang terikat oleh adat istiadat dan moral yang kuno. Tapi karya itu secara realistis masih bernapaskan puisi.
Selain itu, karya-karya baru di bidang puisi seperti waka dan haikupun lahir. Puisi, disebut pula Shintaishi dan karya-karya di bidang puisi bernafaskan romantis. Di bidang Haiku dan Waka, Masao Kashiki mengeluarkan majalah bernama Hototokisu yang melukiskan karya-karya Haiju dan Tanka. Yosano Aiko, dalam majalah Myojo menerbitkan Tanka yang bernafaskan romantisisme dan karya dengan imajinasi sastra. Setelah karya Ukigumo, banyak karya-karya beraliran naturalis yang mendapat pengaruh dari sastra asing bermunculan. Yang perlu diperhatikan adalah karya Shimazaki Toson yang berjudul Haikai. Haikai merupakan puncak dari karya sastra yang menggambarkan pergolakan batin seorang manusia, khususnya dunia remaja dan penderitaan yang dialaminya. Toson terus aktif menulis hingga zaman Showa ketika dia menulis kisah tentang kehidupan orang tuanya semasa sulit di zaman restorasi Meiji dalam novel berjudul Yoakemae. Sastra naturalisme merupakan gerakan modernisasi di bidang kesusastraan. Karya sastra Tayama Katai yang berjudul Futon memiliki pengaruh besar terhadap gerakan tersebut. Dalam perkembangan kesusastraan naturalisme tersebut, khususnya sejak pertengahan zaman Meiji hingga awal zaman Taisho, orang-orang yang berperan adalah Mori Ogai, Natsume Soseki, Ishikawa Takubaku.
Kondisi Ekonomi dan Industri
·   Ekonomi
Untuk melaksanakan pembaharuan, pertama-tama yang diperlukan oleh pemerintah Meiji adalah modal yang banyak. Maka untuk menetapkan pendapatan pajak, pemerintah memperbaharui cara-cara pemungutan pajak dari petani yang dikenal dengan istilah Chisokaisei. Pertama pemerintah memberikan sertifikat tanah kepada tuan tanah dan pemilik tanah pribadi, kemudian beras sebagai pajak tahunan diganti dengan uang kontan (Chiso Kaisei). Tetapi pembaharuan ini mahalnya kira-kira sama dengan zaman Edo. Beberapa petani yang tidak mampu membayar pajak harus menjual tanahnya, selain itu rakyat yang tidak memiliki tanah pribadi harus memberikan setengah dari jumlah beras yang diterimanya kepada tuan tanah.
Setelah pembaharuan pajak, 2 atau 3 anak laki-laki dari petani pemilik tanah pribadi maupun petani kecil biasa, meninggalkan desa dan menjadi buruh pabrik di kota besar. Reformasi pajak tanah membuat perekonomian menjadi stabil, akan tetapi pajak tanah yang jauh lebih tinggi dari pajak yang dibayar dengan beras dan hal ini yang membuat rakyat lebih menderita.
·   Industri
Industri modern Jepang, setelah tahun 1890, yang berusaha memajukan mekanisme di bidang industri pemintalan sutra, dan industri lainnya, ditandai dengan diimpornya benang katun dan benang sutera ke Amerika, Korea dan Cina. Perang Cina-Jepang dan Rusia-Jepang mengakibatkan Jepang memperoleh sumber-sumber kekayaan alam yang berlimpah. Pada tahun 1901, Jepang selesai membangun pabrik besi baja pertama yang dikelola pemerintah. Dengan demikian, terbentuklah dasar dari perkembangan industri berat, seperti industri baja dan industri pembuatan kapal, serta mesin-mesin industri.
Revolusi tersebut mengakibatkan meningkatnya kapitalisme dan timbulnya persoalan dalam masyarakat feodal. Di pedesaan, karena dipaksa membayar pajak yang tinggi, semakin banyak petani yang menjual tanah pribadinya sehingga jumlah petani miskin pun makin meningkat. Para petani kecil yang tidak bisa hidup di pedesaan lagi lebih memilih pergi ke perkotaan dan menjadi buruh pabrik. Namun kondisi pabrik tempat para petani itu bekerja sangat buruk. Di lain pihak, para tuan tanah lintah darat yang menimbun dan mengumpulkan tanah yang luas tidak bisa menanam sendiri, sehingga mereka yang membiayai hidup dengan cukai semakin bertambah. Selain itu, para tuan tanah yang menjadi anggota parlemen pun meningkat. Saat itu tuan tanah besar dan keluarga kapitalis yang mengelola perusahaan, memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap politik Jepang.
Bersamaan dengan perkembangan industri modern, maka modal diakumulasikan pada industri-industri besar dan keluarga kapitalis yang bepengaruh (Zaibatsu). Di bidang keuangan, perdagangan luar negeri, transportasi, pertambangan, dan bidang lain, diadakan pengelolaan multidimensi sehingga bank akhirnya menguasai modal industri. Dalam keadaan seperti itu, paham pemikiran masyarakat juga meluas di Jepang. Pergerakan para petani kecil dan para buruh dalam upaya memperbaiki kehidupannya sering terjadi. Namun pemerintah membuat undang-undang yang pengawasannya dilakukan secara ketat.
Dengan kebijakan politik tentang pendidikan wajib yang dilaksanakan di seluruh Jepang, pemerintah Meiji mengadakan perubahan mendasar secara sosial, yaitu dengan merubah kesadaran setiap orang terhadap fungsi negara. Orang Jepang yang pada masa pemerintahan Tokugawa masih berfikir kedaerahan, pada masa Meiji diharuskan mempunyai pemikiran atau kesadaran nasional (satu kebijakan pendidikan yang bersifat nasionalistik). Perubahan kesadaran orang per orang dari kedaerahan menjadi nasional seperti inilah yang merupakan hasil terpenting perubahan yang dilakukan oleh pemerintah Meiji dalam bidang pendidikan.
Source : https://www.kompasiana.com/deajiwapraja/zaman-meiji-1867-1912_5518cd42a333119911b65923